Follow ig author : @Shikuzika97
PLAGIAT! BISULAN SEUMUR HIDUP 🤙🏻😤
Restu Anggoro Wicaksono, seorang pria yang sering kena bully ketiga sahabatnya lantaran dirinya yang belum pernah melakukan hubungan s*xs dengan lawan jenis. Jangankan berhubungan badan, dekat dan sekedar berciuman saja Restu belum pernah.
Hingga suatu malam, ketiga sahabatnya menyeretnya ke klub malam. Menyewakan seorang wanita untuk membantu Restu merasakan pengalaman bercinta.
Namun, pertemuannya dengan wanita malam tersebut, membuat Restu terkesan, terpikat dan tidak bisa melupakannya.
Bertahun-tahun berlalu, Restu masih mencari wanita malam itu. Tapi nihil, wanita tersebut menghilang seperti di telan bumi. Di sisi lain, keluarganya sudah menuntutnya untuk segera menikah.
Akankah Restu bisa menemukan kembali wanita yang ia cari? Ataukah akhirnya dia harus menyerah dan menerima perjodohan yang telah diatur oleh keluarganya?
Yuk, ikuti dan dukung keseruan kisah Restu 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara ulang tahun.
Dua minggu pun berlalu dengan cepat. Seperti yang sudah di bicarakan tempo lalu, malam ini Nyonya Emma menggelar pesta ulang tahun Restu yang ke-35 di Wicaksono Royale, hotel bintang lima milik keluarga Wicaksono.
Ballroom utama di sulap menjadi warna emas dan putih yang memanjakan mata. Lampu kristal raksasa menggantung anggun di langit-langit tinggi, memantulkan kilau cahaya ke setiap sudut ruangan. Deretan meja bundar di lapisi taplak satin, dengan masing-masing dihiasi vas kristal berisi bunga lili segar yang menguar aroma lembut.
Musik jazz lembut dari live band mengalun, bersahut dengan riuh tawa para tamu. Mereka datang dari berbagai kalangan, mulai dari kerabat dekat, dan rekan bisnis di wilayah Surabaya, semuanya hadir dengan busana formal berbalut nuansa emas dan putih, sesuai dress code yang telah ditetapkan Nyonya Emma.
Para tamu mulai berbisik, menantikan kehadiran pewaris tunggal Wicaksono yang di gadang-gadang memiliki paras yang menawan.
Nyonya Emma pun mulai nampak resah. Ia menghampiri suaminya yang sedang berbincang dengan salah satu kolega bisnisnya. Ikut menyapa sebentar, lalu menarik suaminya agak menjauh.
"Yang, di mana anakmu itu? Dia selalu membuatku gemas!" bisiknya di telinga Tuan Ardhan, suaranya tertahan namun penuh tekanan.
Tuan Ardhan menghela napas panjang. "Tenanglah dulu, mungkin dia sedang bersiap-siap," ujarnya mencoba menenangkan sang istri.
"Tidak mungkin dia bersiap-siap selama ini, Yang! Lihat, ini sudah lebih dari satu jam. Seharusnya acara sudah dimulai!" nada suaranya mulai meninggi meski bibirnya tetap tersungging senyum tipis untuk menjaga wibawa di depan tamu.
"Baiklah, aku akan meminta anak buahku mencarinya."
Dengan isyarat singkat, Tuan Ardhan memanggil salah satu anak buahnya untuk bergerak.
Sementara itu, orang yang di cari tengah merokok santai di belakang hotel bersama tiga sahabatnya.
*
*
*
Dewa, Nathan, dan Rio yang sedari tadi belum melihat batang hidung Restu akhirnya penasaran dan mencarinya. Setelah menelepon, Restu mengshare lokasinya, kemudian mereka bertiga langsung menghampirinya.
"Ee, kampret! Ternyata lu ada di sini!" seru Rio sambil menepuk bahu Restu.
Ketiga sahabatnya saling pandang, heran melihat Restu yang tumben-tumbenan merokok.
"Sejak kapan lu ngerokok?" tanya Nathan yang begitu penasaran.
Restu hanya melirik sekilas, lalu kembali menyesap rokoknya. "Udah sejak lama. Kalian aja yang nggak tahu."
"Beh, pasti ada sesuatu yang bikin lu kayak gini, kan?" tebak Dewa.
"Aku cuma ngerokok, dan itu hal lumrah. Kenapa kalian melebih-lebihkan? Kalian juga ngerokok, kan?" ujarnya datar.
"Yee, tapi ini bukan gaya lu, Res!" sahut Rio.
"Iya, bener. Coba, cerita sama kita-kita," tambah Nathan, kini duduk di pagar besi samping Restu.
Restu terdiam sejenak, menatap rokoknya yang tinggal separuh. Ia menghela napas panjang sebelum akhirnya bersuara. "Gue cuma, lagi mumet aja. Nenek sama Nyokap terus-terusan nyuruh gue nikah. Nggak sehari pun mereka berhenti bahas itu."
Dewa mengernyitkan dahi. "Lalu apa salahnya? Yang mereka bilang ada benernya, Res. Umur lu udah 35, pas lah buat berumah tangga!" timpalnya.
"Eh, kunyuk! Umur kita berempat sama kali, kalian juga belum nikah kan?" sembur Restu sambil memutar bola matanya.
"Hehe, tapi seenggaknya gue udah punya tunangan keles, wlek" cengir Dewa.
Plak
Rio langsung memukul kepala Dewa. "Udah tau punya tunangan, tapi masih suka main! Mending Gina buat gue aja deh!"
"Enak aja lu! Cari sendiri sonoh, dasar jones!"
"Udah-udah! Gue yang dua bulan lagi nikah aja nggak sombong!" sahut Nathan sambil menepuk dadanya dengan bangga.
"Haaah, ini lagi!" Rio mendesah jengah, lalu menatap Restu. "Tapi, Res, seenggaknya lu harus mulai buka hati dong. Masa nggak pengen nikah sih?"
"Tunggu… jangan bilang lu masih nunggu si emba-emba wanita malam itu?" seloroh Nathan, membuat ketiganya langsung menatapnya dengan tatapan intens.
Sebelum Restu sempat menjawab, suara formal memotong suasana. "Maaf, Tuan Muda. Nyonya meminta Anda segera masuk ke dalam, karena acara akan segera dimulai. Para tamu sudah menunggu Anda."
Anak buah Tuan Ardhan berdiri tegak di hadapan mereka. Restu mendengus, jelas tidak senang dengan kehadirannya. "Baiklah, pergilah dulu. Aku akan segera masuk."
"Maaf, Tuan. Saya akan pergi jika Anda pergi terlebih dahulu," jawabnya lagi sambil menunduk hormat.
"Haish! Baiklah, aku masuk." Restu berdiri, lalu berjalan diikuti ketiga sahabatnya di belakang.
...🕊️🕊️🕊️...
Langkah Restu begitu tenang saat memasuki ballroom, wibawanya sangat sulit untuk diabaikan. Jemarinya perlahan mengancingkan jas putih, gerakan sederhana yang justru membuat semua mata terpaku padanya.
Siapa yang tidak kesengsem? Tubuhnya yang menjulang nyaris 190 cm, dipadukan dengan wajah tampan berahang tegas seakan terukir sempurna. Banyak gadis ataupun wanita terpesona, bahkan nyaris lupa sekadar bernapas. Tapi, tatapan dingin Restu menyiratkan bahwa ia bukan pria yang mudah didekati.
"Res, itu siapa yang ada di sebelah Nyokap lu?" tanya Rio berbisik di samping Restu.
Restu enggan menjawab, ia hanya mengendikkan bahu. Melanjutkan langkahnya sampai berhenti di sebelah Tuan Ardhan dan Nyonya Emma.
"Mas Restu, selamat ulang tahun ya! Mohon di terima hadiah dari Ayu," kata gadis berusia 25 tahun itu dengan centilnya, sambil menyodorkan paperbag pada Restu.
"Jangan panggil, Mas!" hardik Restu berbisik sinis.
"Oh, Maaf!" Ayu menunduk sekilas. "Kalau begitu bagaimana kalau, Kak saja!"
"Hmm..itu lebih baik!" gumamnya.
Ketiga sahabat Restu, hanya menggelengkan kepala melihat cara Restu merespon lawan jenisnya.
Setelah Ayu mundur, giliran satu wanita yang melangkah maju, ia seumuran dengan Restu. Namanya Clarissa. "Happy Birthday, Restu. Aku nggak nyangka, kamu berubah sedrastis ini," ucapnya dengan senyum merekah. "Aku senang, Res. Karena kita bakalan di jodohkan!" ucapnya dengan percaya diri.
Penuturan Clarissa sontak membuat Restu dan ketiga sahabatnya kompak membelalakkan mata.
...ΩΩΩΩΩΩΩ...
Wahh, siapa tuh ya Clarissa? Apa benar mereka akan di jodohkan? Apa Restu mau?
Nantikan di bab selanjutnya ya...Jangan lupa tinggalkan jejak, karena dukunganmu sangat berarti untukku gaes 👋🏻 Terimakasih 🤗
kan yang makan rangga bukan restu😂
nyari cowo setia? ada disiniii
ada mas restu yg setia nungguin Azalea bertahun² weh
author up terus ya kisah nya mas restu
ku menunggumu 😘😘