" Aku percaya suatu saat nanti kita akan saling mencintai dan menyayangi, walaupun sekarang kita disatukan dalam ikatan pernikahan karena perjodohan, Tetapi hati seseorang siapa yang akan bisa menebaknya " Fadly ".
" Aku tidak tau apakah aku pantas bersanding dengan dirimu yang hampir sempurna di mata diriku, berbeda dengan aku yang jauh dari kata sempurna untuk menjadi wanita idaman " Azura".
Namun aku percaya kalau kita memang sudah di takdirkan bersama, maka semua kesulitan dan cobaan akan bisa kita hadapi bersama hingga pada saatnya yang kita rasakan adalah kebahagian setiap harinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novi yanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# Part Tujuh
Bunda sudah kenal dengan Om Fajri dan keluarga nya sedari bunda SMA dulu, kita berempat Bunda, Ayah, Om Fajri dan Nafisah adalah sahabat sedari dulu hingga sekarang.
Dan anaknya Fadly, Bunda sudah kenal dia sedari dia kecil, sewaktu kecil kalian sering main bersama dengan Fadly, Rinjani dan kamu sering main bertiga cuma karena saat itu kalian masih terlalu kecil mungkin membuat kamu sudah tidak ingat.
Fadly itu juga anaknya baik, sholeh, pekerja keras dan Bunda yakin dia bisa jadi imam yang baik buat kamu, yang bisa bimbing kamu ke jalan yang lebih baik hingga akhir hayat kalian.
Sedangkan Azura yang mendengarkan semua penjelasan Bundanya tentang Fadly calon suami nya hanya diam saja tanpa membantah satu katapun dan dari semua penjelasan Bundanya menyatakan bahwa sepertinya lelaki itu adalah lelaki yang baik maka dari itu Azura akan mencoba untuk menerima perjodohan itu.
" Iya Bunda " jawab ku sambil berbalik badan dan memeluk Bunda menyembunyikan muka ku di perut nya.
" Yaudah kamu tidur terus, ini juga udah larut malam " ucap Bunda.
Pembicaraan itupun berakhir hingga membuat sepasang Ibu dan anak itu pun tertidur hingga pagi hari.
Pagi harinya, saat itu jam yang sudah menunjukan pukul 08.00 pagi, Azura dan Bundanya sudah bangun swdari tadi.
Kini ruangan itu sudah kembali berisik karen Celotehan Nathan, Setan kecil berwujud tampan yang terus mengajak sang kakek berbicara, kedatangan Balqis dan anaknya kerumah sakit ingin membawa sarapan sekaligus melihat kondisi Ayah.
Setelah mengantar sarapan itu, kak Rinjani pun pamit mengantar Nathan ke sekolah sekaligus ingin berangkat kerja.
Saat kami sedang sarapan, seorang dokter lelaki yang seumuran Ayahnya datang memasuki ruangan itu dan langsung mencoba memeriksa kondisi Ayah.
" Biar saya periksa dulu Pak ya " ucap Dokter itu.
" Iya Dok " jawab Ayah.
" Kondisi Bapak saat ini sudah mulai membaik dan hari ini bapak sudah bisa pulang namun ketika sampai di rumah Bapak tetap harus minum obat yang teratur, gunanya untuk mengatasi pencegahan kambuhnya kembali penyakit Bapak.
" Iya Dok saya mengerti " jawab Ayah.
Setelah pemeriksaan kesehatan usai, Dokter pun keluar dari ruangan di ikuti dengan Bunda yang juga keluar untuk mengurus biaya Administrasi rumah sakit.
10 menit berlalu Bunda kembali keruangan setelah menyelesaikan biaya dan menyuruh Azura membantu mengemasi barang-barang karena merek akan segera membawa Ayah pulang ke rumah.
# Skip rumah......
Saat ini kami semua sudah sampai di rumah, Ayah dan Bunda sudah kembali ke kamar masing-masing begitu pula dengan aku.
Aku yang saat ini sedang berada di kamar tengah berbaring di ranjang dengan mata tertutup bukan karena mengantuk namun hanya karena ingin mengistirahatkan badan saja.
Merasa badan begitu lengket, aku pun memutuskan untuk segera mandi agar badan lebih segar, setelah mengambil handuk aku pun langsung berlalu ke kamar mandi.
10 menit waktu yang aku habiskan untuk menyelesaikan ritual mandiku, akupun keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang lebih segar dengan rambut yang baru saja siap aku kramas, setelah itu aku pun berjalan ke arah meja rias dan mulai memakai pelembab muka dan alat-alat kecantikan lainnya.
Selesai dengan itu semua, aku pun kembali lagi ke ranjang, mulai berbaring sambil bermain Hp karena siapa tau saja ada yang Menelfon atau Whatshapp namun ternyata nihil, begini nasib orang jomblo.
Aku yang belum memulai bekerja membuat aku akhir-akhir ini lebih sering bermalas-malasan dirumah atau sekali-sekali keluar bersantai bersama teman.
Bukannya tidak ada perusahaan yang menerima aku, hanya saja saat ini aku masih ingin bersantai sebentar sebelum memasuki dunia kerja, namun siapa yang menyangka kalau saat ini duluan jodoh yang mendatangi aku di bandingan kerja, ya begitulah takdir membuat tak ada satu orangpun bisa menebaknya.
Sebenarnya keluarga aku punya perusahaan sendiri dan Ayah sudah berulang kali menyuruh aku untuk kerja di perusahan keluarga namun aku menolak, aku ingin bekerja dan masuk ke perusahaan yang aku ingin kan dengan usaha ku sendiri bukan karena bantuan keluarga jadi sebelum menikah nanti aku berencana mendiskusikan tentang masalah kerja dengan calon suami agar kelak tidak ada larangan wanita tidak boleh bekerja dan hanya boleh duduk dirumah.
