Sebuah lampu Tumblr yang ia pasang di antara kelambu dipan ranjang nya menyala seperti bintang.
Hanya ini yang Keisha bisa lakukan, menciptakan sebuah bintang yang akan menemani nya di kamar nya.
Saat ini, Keisha tak lagi ingin melawan Syarif. Ia takut jika Syarif benar-benar membuat nya berhenti kuliah. Jika itu terjadi, maka hancur sudah semua cita-cita nya.
Keisha memejamkan mata nya, setetes air mata slalu saja keluar dari pelupuk mata nya setiap malam. Sejenak ia akan bahagia, saat lampu-lampu tersebut menyala. Tapi, Lama-lama saat Keisha memandangi nya, ia merasa bahwa dirinya saat ini sangatlah miris sekali. Takdir begitu kejam kepada nya. Sebelum nya, ia tidur di rumah mewah dengan design kamar atap kaca. Hidup bebas, tertawa, dan bisa pergi ke sana kemari. Tapi, sekarang tidak lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mumtazah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Drama Korea!
Jam 9 malam, Keisha baru saja sampai rumah. Ia langsung naik ke lantai dua, mandi lalu membuka atap kamar nya.
Malam ini, Keisha lagi-lagi merasa seperti tak mempunyai siapapun. Hanya bintang-bintang di atas sana yang slalu ada menemani malam sunyi Keisha.
Sangking lama nya Keisha menangis, ia sampai terlelap dengan atap tetap terbuka. Sehingga, ketika pagi datang, cahaya nya langsung masuk dan membuat Keisha terbangun.
Karena Kaisha tipe orang yang tak bisa tidur lagi, jika sudah terbangun. Ia pun memutuskan untuk mandi, dan langsung turun. Perutnya sudah berbunyi, karena kemarin malam ia tak makan apapun.
"Ini Non, nasi goreng nya"
"Hmm.. Makasih ya bi"
Wajah Keisha masih murung. Tidak seperti biasanya, yang pecicilan dan suka sekali teriak-teriak meramaikan isi rumah.
"Keisha sayang"
Keisha menghentikan aktifitas nya, ia menoleh melihat seseorang yang baru saja memanggil nya.
"Tumben udah bangun, nak?" Aditya berucap sambil melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya, memastikan lagi bahwa ini masih sangat pagi sekali.
"Tumben papa masih ada di rumah"
Keisha seperti nya masih marah kepada Aditya. Namun, aditya sendiri memaklumi nya.
"Nanti sore papa ke kantor sayang"
Keisha masih diam, ia tak menanggapi Aditya. Bahkan setelah nasi goreng nya habis, Keisha langsung pergi dari sana.
Keisha berjalan ke arah depan, menuju pos satpam. Melihat Keisha yang berjalan menuju ke arahnya, Pak No dan bang Joko langsung tegang. Mereka saling menyenggol, ketakutan seperti melihat setan.
"Geseran!" titah Keisha yang sudah berdiri di depan mereka.
Dengan sigap, Pak No dan bang Joko langsung menggeser tubuh nya kesamping. Memberi tempat agar anak majikan nya itu bisa duduk di antara mereka.
Satu detik, dua detik, tiga detik mereka diam tak bergerak. Keisha pun memperhatikan kelakuan dua pekerja rumah nya itu dengan tatapan Aneh.
"Hei.. Pak no, bang Joko, bertengkar lah, kenapa kalian diam saja"
Kaget, itulah yang di rasakan seorang supir dan security Aditya itu. Mereka saling memandang, namun setelah itu mereka tertawa.
"Nah, gitu dong. Ayo ceritakan kisah lucu"
"Jangan Non, cerita nya si botak ini membosankan"
"Hei, kenapa kau membawa kepala botak ku"
"Ya, kan memang botak"
Keisha terus tertawa, mereka sangat lucu sekali bagi Keisha. Walau sebenar nya mereka tak selucu itu.
Setelah lama, Pak no dan Bang Joko diam. Mereka memperhatikan Keisha yang sedang tertawa terbahak-bahak. Entah mengapa mereka berdua merasa sedih.
Keisha adalah anak majikan mereka yang sangat baik, sama baik nya dengan mama nya. Bukan hanya Keisha, mereka juga tidak suka dengan Nyonya Aditya yang baru.
Keisha pun berhenti tertawa, saat menyadari dua orang tua itu tak bertengkar lagi.
"Kenapa diam? kalian sering diam akhir-akhir ini"
"Gakpapa Non, tumben jam segini sudah bangun Non?"
"Tadi pagi kebangun karena lupa gak nutup atap bang, karena gak bisa tidur lagi, sekalian deh mandi dan sarapan"
Mereka berdua diam, tak seperti biasanya mereka bertanya banyak hal kepada Keisha.
"Oh iya, gimana bang Joko masih ngejar cinta nya ekhhemmm.. Bu Lela?"
"Iya Non, padahal si Lela sudah nolak mentah-mentah" celetuk pak No, Laki-laki yang memiliki kepala botak itu
"Yee sok tau kamu, si Lela itu suka sebenarnya sama aku. Cuma dia malu mengakui nya"
"Emang di kampung belakang gak ada janda lagi ya bang? Jangan ngejar bu Lela terus, ayo move on"
"Hahahaha... dengerin tuh duda tua, bener kata Non Keisha"
"... "
"Keisha" Suara yang sangat Keisha benci itu terdengar mengusik telinga nya. Keisha menoleh, melihat Ana berdiri di ambang pintu.
Joko dan pak No yang sedang tertawa langsung menutup mulut nya rapat-rapat, saat ia tau nyonya besar mereka memanggil gadis cantik yang duduk bersama mereka.
Bukan nya menghampiri Ana, Keisha malah tak menghiraukan dan memilih untuk berbincang lagi dengan Joko dan pak No.
Dengan kesal, Ana menghampiri Keisha "Kei, papa mu memanggilmu. Ayo sarapan"
"Aku sudah makan, pergilah"
Ana menghentakkan kaki nya karena begitu sangat kesal dengan kelakuan anak tiri nya itu. Tapi ia tak bisa berbuat apapun, ia hanya bisa meninggalkan Keisha di sana, tanpa berkata apapun lagi.
"Non, mau kemana?" Tanya pak No saat Keisha membuka gerbang.
"Aku mau beli jajanan di sekolah sebelah ini pak"
"Biar pak No yang belikan Non, kalau tuan tau nanti pak No kena marah"
"Ayo ikutlah, biar bang Joko yang jaga pos dulu"
Pak no memandang Joko, seraya meminta saran dengan permintaan Keisha.
"Sudah sana pergi, biar aku yang jaga disini"
Tanpa menunggu apapun, Pak no langsung berlari mengikuti langkah kaki Keisha.
Rumah mewah dan besar milik Aditya dekat dengan perkampungan, walau terlihat mencolok daripada bangunan lain nya, tetap saja Aditya bersosialisasi dengan warga kampung belakang rumah nya.
Semua warga sekitar sangat mengenal Keisha, karena dulu almarhumah mama Keisha aktif dengan kegiatan kampung, tetapi tidak dengan Nyonya Aditya yang sekarang.
Di jalan pun, Keisha di sapa warga di sana. Keisha juga sangat ramah sekali dan tidak pernah bersikap acuh kepada mereka.
"Mbak Keisha mau kemana? kok di kawal Pak no?"
"Hehehe.. pak No saja yang pengen ikut Budhe"
"Kata nya mau mondok di Kudus ya"
"Budhe tau dari siapa?"
"Mama baru mbak Keisha yang cerita, waktu Pakdhe data ke sana kemarin lusa"
Keisha diam, ia sungguh malu sekali.
Dengan pakaian yang saat ini dia pakai, hanya celana jeans selutut dan kaos, di tambah rambut yang masih berwarna pirang yang di gelung ke atas.
"Keisha pamit ya Budhe, salam ke Pakdhe Nawawi"
"Iya mbak Keisha, Budhe doakan agar sehat di sana. Karasan"
Keisha hanya tersenyum, lalu melangkah kah kaki nya menuju rumah nya. Pak No hanya diam saja, jika tadi saat berangkat Keisha terus berceloteh dan menyapa semua orang. Tidak dengan saat ini, Keisha hanya berjalan menatap ke depan dengan alis yang nyaris menyatu.
"Kenapa?" tanya Joko kepada Pak No
"Tadi Bu RT tanya soal Non Keisha mondok di kudus"
"Terus?"
"Ya gitu, marah dia kayak nya"
Keisha terus berjalan kedalam rumah, mencari keberadaan Ana. Saat Keisha tau Ana sedang duduk santai di halaman belakang, dengan kasar nya Keisha menarik rambut Ana, sehingga Ana berteriak.
"Kenapa kamu bilang ke semua orang kalau aku mau mondok hah?"
"Kan memang kenyataan nya seperti itu"
Keisha geram sekali melihat Ana, ia mengepalkan tangan nya kuat-kuat.
"Kamu dari dulu pengen aku keluar dari rumah ini kan? tapi sekarang lihat, kamu yang keluar dari sini sekarang"
Bukkkkk
Keisha menghantam muka Ana dengan kepalan tangan nya.
"Mas.. Mas Aditya" Teriak Ana sambil menangis.
"Wanita murahan! ini adalah dunia nyata, bukan lah Drama Korea yang sering kau tonton! dimana seorang sekertaris akan menjadi Nyonya besar. Berhentilah berhalusinasi," Keisha mendorong tubuh Ana dengan kuat sehingga Ana terjatuh.
"Keisha" Teriak Aditya saat melihat Ana terjatuh di dorong oleh Keisha. Bukan nya takut, Keisha langsung berjalan menghampiri sang ayah yang berdiri tak jauh dari nya.
"Sekarang papa pilih AKU atau DIA?" Ucap Keisha di depan Aditya
"Mas, aku di tonjok oleh Keisha"
Mendengar itu, Aditya langsung menghampiri Ana. Keisha yang melihat papa nya itu menolong Ana, ia langsung pergi dari sana dan menangis.
Keisha merasa bahwa papa nya sudah tidak menyayangi nya. Jiwa labil dan kekanakan seorang remaja seperti Keisha sudah menguasai nya. Pemikiran seperti itu tentu terjadi kepada gadis seusia nya.
"Lihat lah mas, Keisha menonjok ku. Ini sakit sekali" keluh Ana di dekapan Aditya.
"Kenapa dia seperti itu an? kenapa dia semakin menjadi begini?"
"Masukan saja ke pesantren mas, jika tidak. Mungkin suatu hari nanti dia akan berani membunuhku"
Aditya sendiri saat ini sangat marah dengan apa yang sudah Keisha lakukan, ia merasa Keisha sudah sangat keterlaluan sekali.
Seperti nya perkataan Ana menurut Aditya benar adanya. Keisha semakin besar dan dia akan berani melawan dan berbuat lebih dari saat ini suatu saat nanti.
Baru tadi pagi, Aditya merasa bahwa ia tak perlu memasukan Keisha ke pesantren. Ia tak tega dan tak kuat jika saling diam dengan putri tunggal nya itu. Tetapi saat ini dia merasa yakin, bahwa ia harus memasukan Keisha ke pesantren.
biar Najwa tambah kepanasan...
knp. GK di ajarin puasa. malah sengaja di buatin nasgor tengah hari bolong
inget waktu dulu aku pernah tinggal di kampung suami
lebam 👉 krna habis terkena pukulan / jatuh atau sejenisnya
sembab 👉 krna habis nangis