NovelToon NovelToon
Luka Dibalik Senyum Azalea

Luka Dibalik Senyum Azalea

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Faroca

Azalea, Mohan, dan Jenara. Tiga sahabat yang sejak kecil selalu bersama, hingga semua orang yakin mereka tak akan pernah terpisahkan. Namun dibalik kebersamaan itu, tersimpan rahasia, pengkhianatan, dan cinta yang tak pernah terucapkan.

Bagi Azalea, Mohan adalah cinta pertamanya. Tapi kepercayaan itu hancur ketika lelaki itu pergi meninggalkan luka terdalam. Jenara pun ikut menjauh, padahal diam-diam dialah yang selalu menjaga Azalea dari kejauhan.

Bertahun-tahun kemudian, Jenara kembali. Dan bersama kepulangannya, terbongkarlah kebenaran masa lalu tentang Mohan, tentang cinta yang tersimpan, dan tentang kesempatan baru bagi hati Azalea.
Kini, ia harus memilih. Tetap terikat pada luka lama, atau membuka hati pada cinta yang tulus, meski datang dari seseorang yang tak pernah ia duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Faroca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan!

Malam itu, rumah Azalea terasa lebih sepi dari biasanya. Angin malam masuk dari jendela kamarnya yang terbuka, membawa aroma hujan yang baru saja berhenti turun. Aza duduk bersila di kasurnya, memeluk bantal guling sambil menatap layar ponsel. Notifikasi pesan grup sahabat bertiga mereka masih terbuka, tapi sejak tadi tak ada balasan dari Mohan. Hanya notif dari Jenara yang memberitahu bahwa dia akan ke rumah Azalea sebentar lagi.

"Mohan kemana ya? tumben banget nggak nongol di chat grup, ditelpon juga gak di angkat." seru Azalea pada diri sendiri.

Bayangan interaksi Mohan dan Amara tadi sore di meja kantin, membuat Azalea gelisah. Senyuman Mohan dan candaan mereka yang terlalu dekat untuk sekedar orang yang baru kenal, membuat Azalea overthinking. Hatinya sakit dan tanpa terasa air matanya jatuh tanpa bisa di hentikan.

"Serius ini air mata? Kenapa gue harus nangis, padahal gue lagi nggak nonton film sedih. Ngaco banget sih gue," ucapnya pelan, sambil mengusap air matanya.

"Oke, mungkin tetangga sebelah lagi barbequean, jadi asapnya masuk ke kamar gue. Ya, asap itu yang bikin gue nangis kaya gini." Bibirnya gemetar. Meskipun Azalea berusaha menghapus air matanya, namun air mata itu terus mengalir tanpa bisa dihentikan.

"Gue kenapa sih, kok air matanya nggak mau berenti. Terus kenapa hati gue sesakit ini, masa iya cuma gara-gara asap tetangga bikin hati gue jadi sakit juga." ucapnya Absurd.

Sebenarnya Azalea sadar, jika cemburu sedang menguasai hatinya saat ini. Namun dia berusaha untuk mengalihkannya dengan kalimat-kalimat ajaib yang dia punya. Azalea makin mempererat pelukan pada bantal gulingnya. Bahu gadis itu bergetar, isakan kecil mulai terdengar di sela-sela tangisnya. tanpa disadarinya, seseorang memasuki kamar gadis itu dan menatapnya dengan tatapan yang redup.

"Azalea!" panggilnya, membuat sang pemilik nama menengok ke arahnya.

Azalea bangun dari tempat tidurnya, dan langsung berlari memeluk orang itu. "Gue cemburu Je, lo bener—gue suka sama dia, perasaan persahabatan itu udah berubah jadi cinta. Gue nggak tau sejak kapan, tapi gue nggak bisa ngilangin perasaan ini meskipun gue udah berusaha." Tangisnya pecah dipelukan Jenara. Sebuah pengakuan terjun bebas dari bibir mungilnya.

"Gue dari tadi telponin dia, tapi dia nggak angkat. Terakhir dia masih bareng Amara, gue cemburu ngeliat kedekatan mereka Je." ucapnya dengan bibir bergetar.

"Apa gue salah sama perasaan ini? Interaksi mereka terlalu deep tadi." lanjutnya

Jenara hanya diam, namun dia membalas pelukan itu. Dia terus mengelus punggung Azalea dengan lembut, seperti ingin melindungi gadis itu dari kerapuhan. Sebenarnya, Jenara sudah mengetahui perasaan yang dimiliki Azalea pada Mohan, tapi tetap ada rasa sakit dihatinya saat Azalea mengakui rasa cintanya itu.

"Je Maaf, baju lo jadi basah karena air mata gue," ucapnya ketika dia sudah lelah menangis dan sadar jika saat ini dia sedang ada dipelukan Jenara. Azalea lalu melepaskan pelukannya, dan tersenyum ke arah Jenara.

"Kayanya bukan cuma air mata deh, ingus lo juga ngebasahin baju gue nih!" ucap Jenara datar sambil menunjuk bajunya.

"Jenara! berenti ngeledekin gue," rengeknya manja membuat Jenara tersenyum. Tapi senyuman Jenara kali ini lebih indah di lihat, tidak seperti senyum Datar tanpa ekspresi yang selama ini dia punya.

"Je, lo bisa senyum manis juga ya? Biasanya senyum lo tuh irit banget, kaya anak kos yang belom gajian." takjub Azalea,

"Senyum gue milih-milih," ucapnya santai. Diapun menuntun Azalea menuju ke taman buatan yang terlihat dari dalam kamar Azalea, kaca besar yang menjulang tinggi dari lantai hingga langit-langit kamar menjadi sekat bening diantaranya.

Hamparan rumput hijau bertemu dengan bebatuan putih yang disusun selaras, memberi kesan damai sekaligus modern. Tanaman hias dengan dedaunan tropis tumbuh anggun, sesekali berayun pelan tertiup angin. Lampu-lampu mungil yang bergelantungan memantulkan cahaya samar, sementara sang rembulan menyelinap masuk memberikan cahaya di malam ini.

Jenara dan Azalea duduk berhadapan diatas Bean bag yang tertata rapi di sisi kaca besar tersebut. Azalea menundukkan kepalanya, dipikirannya masih ada bayangan Mohan dan Amara. Sedangkan Jenara, saat ini masih menetralkan jantung yang sejak tadi berdetak cepat akibat pelukan tiba-tiba dari Azalea.

Lalu Azalea mengangkat wajahnya, dan memulai pembicaraan. "Makasih udah mau jadi tempat ternyaman buat gue, Hati gue rasanya plong banget sekarang " seru Azalea sambil menatap wajah tampan yang kini berada di hadapannya.

"Bagus dong, seenggaknya lo nggak overthinking sendirian." ujar Jenara " Nggak ada niatan buat nembak Mohan?" sambung Jenara memberi usulan yang sukses membuat mata Azalea mendelik sempurna.

"Kenapa, kok lo melotot." santainya

"Ya nggak mungkin dong Je, masa gue harus nembak duluan. Harga diri gue mau ditaro dimana Jenara!" teriaknya dengan wajah yang sangat lucu.

"Hahaha—lucu banget sih lo," tawa renyah terdengar dari Jenara membuat Azalea seketika terkesiap.

"Je, ini beneran lo kan?" tanyanya bingung

"Ya iyalah Za, masa hantu?" jawab Jenara yang bingung dengan pertanyaan sahabat perempuannya itu.

"Lo ketawa Je? terakhir lo ketawa itu waktu kita masih SD. Setelahnya, lo berubah jadi cowok Arktik—" takjubnya. "gue seneng banget denger ketawa lo lagi." Tanpa aba-aba, Azalea melompat ke arah sahabatnya. Tawanya pecah, lengannya melingkar begitu saja, membuat cowok itu tidak siap dengan gerakan yang di buat Azalea—hingga keduanya jatuh terjerembab ke lantai.

Bruk!

Mereka berdua terdiam. Nafas masih terengah, tubuh saling berhimpitan. Seolah waktu berhenti, hanya ada jarak yang begitu dekat dan tatapan mata yang saling terkunci.

Bagi Jenara, ada getir yang menyeruak. Dia sudah lama menyimpan rasa, tapi juga menyimpan kecewa—karena tahu hati Azalea tertuju pada orang lain. Namun detik ini, ketika tatapan itu begitu dekat, ada secercah harapan yang sulit ia ingkari.

Sedangkan Azalea, merasakan jantungnya berdebar tak terkendali. Ada hangat yang membuatnya nyaman, tapi juga rasa asing yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Azalea bingung, bukankah selama ini ia hanya menganggap Jenara sahabat? tapi kenapa, seperti ada getaran yang nggak dia rasain saat Mohan menyentuhnya atau sekedar memeluk Azalea jika gadis itu sedang marah. Apa karna Jenara jarang berinteraksi lewat sentuhan? Jadi rasanya beda? pikir gadis itu bingung.

"Azalea, mau sampai kapan lo ada di atas gue?" seru Jenara membuyarkan pikiran Azalea.

"Oh ya maaf," Azalea berdiri dengan tergesa, merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Mencoba mengatur pikirannya yg berisik, dan mencoba menormalkan degub jantungnya.

"Kenapa muka lo, merah banget" seru Jenara ketika sudah berdiri tegak.

'Mampus Aza! pasti saat ini pipi gue kaya udang rebus atau tomat busuk. Malu banget gue' batinnya.

"Kok diem? Pasti pikiran lo lagi berisik kan?" godanya.

"Nggak kok, gue cuma heran aja. Kenapa postur tubuh yang selalu dibanggain sama cewek-cewek disekolah dulu, nggak bisa nahan berat badan gue yang kalo disamain sama karung beras aja mungkin masih Beratan karung beras kayanya deh." cerocos Azalea mengalihkan pembicaraan.

Jenara tersenyum, seakan tau kalo gadis bertubuh kecil itu mencoba lari dari keadaan yang membuat dia tersipu malu. "Pelukan lo terlalu agresif soalnya," goda cowok tampan itu dengan mata menyipit membuat ketampanan yang dimilikinya makin meningkat di mata Azalea

Azalea mengernyitkan dahi. "Jenara!!!" teriaknya. "oh sekarang lo udah pinter ngegodain cewek ya," sebalnya

"Hahaha—Cuma sama lo doang kok," ujar Jenara disela-sela tawanya.

"Kenapa?" tanya Azalea

'Karena, cuma lo cewek yang spesial di hidup gue setelah nyokap.' Jenara berkata dalam hati dengan tatapan yang masih setia menatap Azalea. Tatapan yang dalam, membuat Azalea merasa kikuk.

Dalam hati, ia berbisik lirih, ' Kenapa harus ada getaran itu lagi? Kenapa… sama dia? Yang gue suka itu Mohan, tapi kenapa rasanya beda kalo sama dia.'

Azalea bisa merasakan degup jantungnya yang kacau.Ia menggigit bibirnya, berusaha menepis perasaan yang ada saat ini. Dia masih meyakini jika hatinya hanya untuk Mohan.

Jenara sendiri masih betah mentapa Azalea, terlihat jelas di manik mata gadis itu. Ada kebingungan yang sedang berperang di otaknya. Jenara tersenyum tipis, bahkan sejak tadi dia menahan perasaan yang lebih rumit dari sekedar persahabatan.

1
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dewi Faroca: terimakasih kak, sudah mau membaca.
total 1 replies
Ff Gilgamesh
tetap semangat 💪tetap berkarya
Dewi Faroca: terimakasih...
total 1 replies
Raka Yoga Pratama
tema cerita bagus, alur cerita mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yg mudah dimengerti juga. sukses selalu untuk penulis 😍😍
Dewi Faroca: makasih ya
total 2 replies
Raka Yoga Pratama
semangat buat penulis nya, cerita begini bikin flashback ke masa-masa abg dulu 🤣🤣
Andhika teguh Nurhidayat
keren, semoga lebih baik lagi
Hakim Bohiran
Duh, hati rasanya meleleh.
Dewi Faroca: makasih udah mau baca🙏 semoga terus dibaca lanjutannya ya.
total 1 replies
ahok wijaya
Waktu membaca cerita ini rasanya seperti di masa lalu, indah dan penuh warna.
Dewi Faroca: makasih😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!