Tunangannya mengkhianatinya. Bukannya meratapinya, Dheandita atau yang kerap dipanggil Dhea memutuskan untuk membalas rasa sakit hatinya tersebut dengan menjadi ibu dari wanita yang telah merebut sang tunangan.
"Aku akan menggoda ayahmu dan menjadi ibu tiri mu. Lihat saja apa yang aku lakukan nanti padamu, Virya," ucap Dhea
Drake Adiwitama pria matang nan rupawan adalah ayah dari Virya. Dan Dhea akan membuat Drake menjadi suaminya.
Bagaimana cara Dhea menggoda sang pria matang. Akankah Drake tergoda dengan gadis muda yang usianya jauh dibawahnya itu?
Lalu, bagaimana tanggapan Virya dan Jayan melihat kedekatan Dhea dan Drake?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda 06
"Jadi gimana ini, Mas. Mbak Dhea bilang bahwa unit ini mau dijual. Kami harus memastikan kalau unit ini sudah bersih. Jadi kami harap Mas secepatnya membersihkan unit ini. Mbak Dhea bilang juga kalau ada yang mau bisa secepatnya buat diberikan,"ucap salah seorang petugas yang mengelola gedung apartemen ini.
Siapa yang mengira kalau apa yang Dhea ucapkan itu langsung dikerjakan olehnya.
Jayan pikir, Dhea hanya akan menggertak saja. Jika pun benar akan menjual unit itu lagi, maka akan memiliki jeda waktu.
Akan tetapi yang terjadi tidak demikian, Dhea katanya langsung menghubungi pihak manajemen dan mengatakan akan menjual unitnya itu sesegera mungkin. Alhasil, pagi hari unit tersebut sudah didatangi oleh pengelola dan Jayan juga langsung diminta untuk mengosongkan unitnya.
"Apa nggak ada batas waktu buat aku beres-beres?" ucap Jayan. Dia ingin berusaha untuk bertahan di sana. Tapi sayangnya apartemen yang mereka beli bersama itu menggunakan nama Dhea karena memang Dhea yang menyumbang uang lebih besar.
"Ada Mas,"ucap petugas tersebut.
Mata Jayan berbinar dan senyumnya juga mengembang. Namun, tak lama binar di matanya itu redup dan juga senyuman itu pun hilang setelah mendengar ucapan selanjutnya dari si petugas.
"Tapi hanya sampai hari ini aja, Mas. Karena kebetulan unit ini udah ada yang mau setelah kembali di tawarkan. Dan orangnya mau menempatinya lusa."
Doeeeng
Grrrrttt
Jayan menggertakkan giginya. Kenapa, kenapa harus unit ini yang laku lebih dulu. Padahal masih ada banyak unit lain yang masih belum ada pemiliknya.
"Brengsek! Oke-oke aku bakalan beres-beresin. Dasar sialan!"
Dengan perasaan kesal bukan main, Jayan kembali masuk dan membereskan barang-barangnya. Dia membiarkan pintu apartemen terbuka karena petugas tersebut menunggunya.
Butuh waktu 3 jam bagi Jayan untuk membereskan barangnya. Meski tidak banyak barang yang dia letakkan di sana, tapi tetap saja menghasilkan beberapa kardus. Yang paling banyak adalah buku-buku yang ia pakai untuk menyusun tesisnya.
"Tuh udah, kalian boleh cek dan bersihkan sekarang,"ucap Jayan ketus. Wajahnya begitu kesal sekali sekarang. Bagaimana tidak kesal, dia baru menikmati tinggal ditempat yang nyaman ini belum lama, tapi sekarang dia sudah harus pergi dari sini dan kembali ke kost nya yang dulu.
Meskipun sudah bekerja, namun uang yang ia hasilkan dia gunakan untuk melanjutkan pendidikan dan juga mengirim orangtuanya di kampung.
Tentang Dhea yang memutuskan pertunangan, Jayan juga belum memberitahu orangtuanya. Entah apa yang akan mereka katakan, yang pasti Jayan masih ingin menemui Dhea dan berniat untuk bisa mengembalikan keadaan seperti sebelumnya.
Sungguh tidak tahu diri sekali pria satu ini. Bahkan setelah ketahuan oleh sang tunangan saja, dia masih melanjutkan kegiatan panasnya dengan si selingkuhan. Lalu dengan santainya, isi kepala pria itu ingin bisa kembali lagi dengan Dhea. Tidak masuk diakal.
Wanita manapun tidak akan pernah mau kembali bersama dengan pria seperti itu.
Cekleek
Klaak
Fyuuuuh
"Balik lagi ke sini,"ucap Jayan penuh dengan rasa keluhnya.
Ia memasukkan satu persatu barang-barangnya ke tempat kost yang pernah ditinggalinya dulu. Tempat kost yang sudah 4 bulan ia tinggalkan itu, kini akan jadi tempatnya tinggalnya lagi.
Beruntung dirinya masih rutin membayar biaya sewa sehingga bisa kembali ke tempat tersebut tanpa bingung.
Bruuk
Jayan melemparkan tubuhnya di atas tempat tidur. Rasa lelah padahal tidak melakukan apa-apa itu sungguh sangat terasa.
Drttzzzz
"Iya Bu,"ucap Jayan di telepon. Rupanya sang ibu yang berada di kampung menghubunginya.
"Kamu ini gimana sih, kenapa tiba-tiba Dhea mbatalin pernikahan yang cuma kurang satu bulan itu. Mau ditaruh dimana muka Ibu mu di depan semua sanak keluarga!" pekik Ibu Jayan dari seberang sana.
Mata Jayan langsung membulat sempurna. Dia bahkan langsung bangkit dan duduk dengan tegap mendengar ucapan sang ibu.
"I-ibu siapa yang bilang?"sahut Jayan dengan tergagap.
"Ya Dhea lah. Pagi-pagi banget, Dhea nelpon. Dia bilang kalau dia nggak jadi nikah sama kamu. Dia juga bilang buat tanya sama kamu apa alesannya dia ngebatalin pernikahan kalian. Jayan, sebenernya ada apa dengan kalian sampai Dhea kayak gitu?"
Bisa Jayan dengar dengar dengan jelas, suara ibunya di seberang sana bergetar. Kemarahan itu sangat jelas bisa dia rasakan.
"Itu anu, aku akan berusaha buat Dhea balik sama aku, Bu. Aku janji,"ucap Jayan.
"Jawab dulu pertanyaan Ibu, kamu ngapain sampai Dhea mutusin buat nggak jadi nikah sama kamu. JAWAB JAYAN!!!" pekik Ibu Jayan.
Di sini Jayan mengusap wajahnya kasar. Dia tidak pernah menyangka semuanya terjadi begitu cepat. Dia juga tidak bisa memprediksi bahwa Dhea bergerak dengan cekatan seperti ini untuk langsung bicara kepada keluarganya.
"Anu Bu, dia ... dia lihat aku lagi sama juniorku,"sahut Jayan. Meski terpaksa dia akhirnya mengakui bahwa dia lah yang salah.
"Ya Tuhaaan, Jayan. Bisa-bisanya kamu kayak gitu ke Dhea. Kamu tahu Dhea itu sebatang kara, dan kamu tega banget selingkuh. Gimana bisa kamu kayak gitu, Yaaaan. Ibu kecewa. Ibu juga bukan orang baik, Yan. Tapi ibu juga nggak bisa mentolerir pengkhianatan. Baik, keputusan Dhea sudah tepat. Sekarang terserah kamu mau apa. Ibu udah nggak mau tahu urusan kamu."
Tuuuut
Haaah
Jayan membuang nafasnya kasar ketika panggilan telepon itu dimatikan secara sepihak oleh ibunya setelah puas meluapkan amarah. Dia merasa semakin kacau sekarang. Padahal besok dia harus melakukan bimbingan untuk tesisnya. Namun sampai sekarang dia masih belum mengerjakan barang satu kalimat pun.
"Arghhhhh. Brengsek! Brengsek Sialaaaan!!!" pekik Jayan penuh rasa marah. Bukannya menyadari kesalahannya, agaknya pria itu malah kesal dan marah dengan keadaannya yang sekarang ini.
Tring
Sebuah pesan masuk ke ponselnya. Mata Jayan memicing membaca pesan itu.
"Sayang, lusa aku ulang tahun. Aku bakalan ngundang kamu ke rumah. Aku akan ngenalin kamu ke Papa."
"Oke, siap. Aku seneng akhirnya kamu mau ngenalin aku ke Papa mu, Virya."
Amarah Jayan seketika mereda. Entah bagaimana isi kepala pria itu. Saat Virya menghubunginya dan berkata akan mengenalkan dirinya dengan ayah darinya, Jayan merasa senang.
Dari kabar yang ia tahu, ayah Virya adalah orang yang memiliki kekayaan yang banyak. Meski Virya sendiri juga tidak tahu apa yang dikerjakan ayahnya itu.
"Kalau bener begitu, mungkinkah aku nggak perlu ngejar Dhea kembali. Kalau ada Virya mungkin suatu hari nanti aku bakalan bisa punya usaha yang lebih gede dari pada Dhea. Ya gitu kali ya. Aku bakalan tunjukin ke dia kalau aku nggak ada nyesel-nyeselnya udah putus dari dia."
TBC
Harusnya kamu malu lho Vir, ternyata selama ini kamu tinggal sama Drake yang bukan siapa2 kamu.
Makanya gak usah sombong gitu
untk jayan bingunglan kamu berharap tidak keluar dari rumah itu,,
dan sekarang kamu harus tau jika virya bukan anak kandung drake