NovelToon NovelToon
Vira Legend Of The Tree

Vira Legend Of The Tree

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai
Popularitas:689
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Vira, seorang anak perempuan yang polos dan cantik selalu dikurung oleh ayahnya untuk menghasilkan uang dengan menjual tubuhnya.
Hingga suatu malam itu Vira mendapatkan pelanggan yang sangat berbeda dan cukup unik, berbicara lembut padanya dan bahkan memakaikan baju untuknya.
Namun, Vira tidak menduga bahwa pertemuannya itu justru mengubah nasibnya di masa depan nanti.
Siapakah sebenarnya laki-laki itu? dan takdir nasib apa yang tengah menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Di bawah luasnya langit biru, dan diatas hamparan permadani bunga menghiasi memanjakan mata Elsen mengajak Vira untuk bermain bersamanya mengumpulkan bunga-bunga.

Pemandangan yang indah melihat bagaimana dua malaikat kecil itu bermain di tumpukan bunga musim semi.

"Vira anak yang baik dan polos, saya mungkin bisa menyadari apa yang sudah terjadi padanya, dan hal itu pula lah yang membuatnya tidak mengenal apapun" ucap Eli yang tengah duduk bersama Sen di salah satu Tunggul kayu yang sudah mati tak jauh dari mereka berdua.

"Sen... Tinggallah beberapa hari lagi di sini, Vira masih butuh waktu untuk bisa pulih dari kondisinya, setidaknya 3 hari dan anda bisa membawanya ke kota" ucap Eli meminta persetujuan Sen yang masih diam menatap pemandangan di depannya.

"Ya... Saya juga berpikir lebih baik seperti itu" ucap Sen menanggapi, sambil ikut memperhatikan Vira di kelilingi oleh para peri-peri yang ikut bermain.

"Eli... Apakah anda pernah berpikir apa yang selama ini anak itu pikirkan tentang kita?" tanya Sen.

"Maksud anda?" Eli yang tidak mengerti maksud pertanyaan Sen pun balik bertanya.

"Saya tidak pernah terpikirkan akan hal itu, apa maksud anda Vira..." Eli menggantungkan ucapannya sambil menatap Sen untuk melihat reaksinya.

"Saya pikir itu karena doktrin yang selama ini orang tuanya berikan, Vira tidak pernah menjadi dirinya, ia bahkan mengubur dalam pikirannya.

"Dia hanya menganggap saya pelanggannya, dan ia harus jadi penurut jika ingin dapat uang" ujar Sen.

"Saya tidak pernah terpikirkan akan hal itu, doktrin ya... Saya rasa anda hanya perlu mendoktrinnya kembali, dia anak yang baik, ia hidup dari apa yang orang lain inginkan, tapi saya yakin kalau ia juga bisa hidup seperti apa yang ia inginkan"

"Dan anda hanya perlu mempercayainya"

***

Hari berikutnya Elsen mengajak semuanya ke sungai untuk memancing. Dengan semangat Elsen menceritakan pengalamannya memancing bersama Sen sepanjang jalan.

Walaupun Vira sendiri hanya diam tanpa merespon cerita Elsen, Elsen tetap terus bercerita seakan ia tidak peduli pada siapa ia berbicara.

Eli yang melihat hal itu pun hanya bisa tertawa melihat tingkah putrinya yang tidak ada habisnya.

"Elsen sangat bersemangat ya"

Sesampainya di sungai, Elsen bergegas mengeluarkan alat pancingnya dan memilih tempat yang nyaman untuk memancing ikan, tak lupa Elsen juga membantu Vira menyiapkan alat pancingnya.

Sementara itu Sen tengah membantu Eli menyiapkan tempat kemping mereka dan beberapa peralatan untuk membakar ikan yang akan mereka tangkap.

"Nah... Seperti ini caranya... Ayo kak Vira coba" ujar Elsen setelah membantu Vira dengan alat pancingnya.

"Sekarang tinggal lempar kailnya ke sungai, seperti ini!" Elsen pun memperagakan bagaimana melempar kail pancing ke sungai pada Vira masih belum mengerti caranya.

Sen yang melihat hal itu pun tersenyum dan beralih meninggalkan pekerjaannya menyiapkan alat bakar.

"Anda duduklah dulu disini saya akan kembali" ucapnya pada Eli, lalu pergi menghampiri Vira dan Elsen.

"Butuh bantuan?" tanya Sen yang tiba-tiba muncul tanpa sepengetahuan keduanya.

"Paman Sen!!" seru Elsen semakin bersemangat melihat Sen juga ikut.

Sen pun menghampiri Vira yang masih kesulitan dengan alat pancingnya.

"Akan saya tuntun"

Vira pun dibuat terkejut oleh kehadiran Sen di belakangnya dan ikut memegang tangannya yang memegang alat pancing.

"Pegang yang kuat, ikuti saya... Tarik yang kencang lalu lempar sekuat tenaga"

Dan kail pancing milik Vira pun berhasil terjun ke dalam sungai.

"Wooo... Paman Sen yang terbaik!!"

Dan mereka pun berakhir dengan menunggu sampai umpan mereka di makan.

"Dan bagian paling penting dalam memancing adalah bersabar dan menunggu..." ucap Elsen masih bergaya jadi senior bagi Vira yang baru belajar memancing.

Dan tentu saja Vira bisa melakukan hal itu, menunggu sampai besok pun ia bisa saja, karena yang ia pikirkan sekarang hanyalah sebuah kata perintah untuk menunggu yang artinya ia harus menunggu selama apapun itu.

"Vira..." panggil Sen pada Vira yang duduk di sampingnya.

Sementara yang di panggil hanya menatap datar Sen, menunggu dengan baik apa yang ingin laki-laki itu katakan.

"Maaf saya belum mengatakan apapun sejak saya membawa anda ke sini" ucap Sen memulai percakapan.

"Vira... Sebenarnya saya... Bukan pelanggan yang harus anda layani"

Mendengar hal itu Vira sama sekali tak bergeming dan hanya menatap Sen dengan wajah datarnya.

"Anda tidak akan mendapatkan uang lagi dan anda juga tidak harus mendengarkan kata-kata orang-orang itu lagi karena saya... Sudah menyelamatkan anda"

Entah apa yang sekarang Vira pikirkan saat mendengar perkataan Sen itu, ia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun. Entah ia senang atau sedih Vira juga tidak tahu harus merasa seperti apa, ia bisa mendengar suara itu menyapa telinganya tapi ia tidak bisa mengerti maksud dari ucapannya.

"Vira... Saya..."

"Wooo...!! Kak Vira! Umpan kakak di makan!! Tarik kak!!"

Saat tiba-tiba Elsen berseru keras, berhasil memotong ucapan Sen.

Vira pun segera menangkap pancingnya yang hampir di tarik oleh ikan yang memakan umpannya. Dan saat ia berusaha menariknya kembali, dirinya justru di tarik lagi oleh ikan itu dengan kuat.

"Wooo...!! Ayo tarik kak!!" seru Elsen menyemangati.

Sen pun ikut turun tangan dan membantu Vira menarik alat pancingnya yang ternyata sangat berat.

Sen pun mengerahkan tenaganya dan sama sekali tidak bisa menandingi kekuatan ikan itu yang entah bagaimana bisa seberat itu.

Dan saat Vira sudah tak sanggup lagi, liontin kalungnya pun bersinar dan muncullah ke empat peri itu yang langsung membantu mereka dengan debu peri yang mereka taburkan di kail pancing, membuat nya jadi lebih ringan.

Tidak menunggu lama Sen pun segera mengerahkan seluruh kemampuannya dengan satu tarikan yang akhirnya berhasil menarik ikan itu keluar

Byur!!!

"Horeee...!!! Kita makan besar...!!!"

Tidak terduga ternyata ikan itu sebesar seekor kambing, pantas saja susah ditarik.

Eli pun segera melakukan bagiannya untuk membakar ikan besar itu.

"Ikan sudah siap..."

Bau harum pun segera tercium di setiap indra penciuman mereka yang membuat perut berbunyi keras.

Vira masih belum percaya dengan semua yang terjadi hari ini, ia hanya diam memandangi daging ikan di piringnya yang belum juga ia makan.

Vira sendiri juga tidak tahu apa yang sebenarnya ia rasakan sekarang ini, ia tidak pernah membayangkan ada orang seperti mereka yang sangat baik padanya.

Padahal selama ini ia selalu di maki dan di pukul oleh para pelanggannya, tapi mereka...

Sangat baik...

Alhasil air matanya menetes tanpa permisi dan membuat yang lainnya malah panik. Walaupun Vira juga tahu air mata itu bukanlah air mata kesedihan tapi ia juga tidak tahu kenapa ia menangis.

***

1
Helen Dorty
Gak bisa berhenti!
Lan Yumi
Boss banget deh thor, jangan lupa terus semangat nulis ya!
Naruto Uzumaki
Baca ini sambil minum teh hangat, perfect combo ❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!