NovelToon NovelToon
Sang Penerus Yang Tersembunyi

Sang Penerus Yang Tersembunyi

Status: tamat
Genre:Kultivasi Modern / Identitas Tersembunyi / Anak Yatim Piatu / Konglomerat berpura-pura miskin / Balas Dendam / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: dira.aza07

Seorang anak laki-laki kala itu masih berusia 10 tahun, tidak di kenal oleh siapapun karena identitasnya telah di sembunyikan oleh sang Ibu.

Suatu hari sang lelaki itu harus menerima kehidupan yang pahit, karena sang Ibu harus di bunuh, namun sayang dia tidak dapat menolongnya, sialnya lagi dia harus mengikuti keinginan sang Ibu yaitu bersembunyi di suatu tempat agar bisa menjaga sang adik dan membalaskan dendam sang Ibu, dan juga bisa mengambil alih apa yang telah menjadi haknya.

Dan saat tiba di sebuah tempat di mana dana Dan naya di selamatkan, Dana menemukan seorang wanita yang menarik hatinya, namun sayang ketika dewasa, dia harus meninggalkan wanita itu untuk merebut perusahaan dan berpura-pura mencintai wanita lain, yaitu anak dari pembunuh Ibunya sekaligus yang telah merebut perusahaannya.

Bagaimana cerita cintanya dan apakah Dana mampu setia?, lalu apa yang terjadi dengan perusahaannya ketika Dana hadir di perusahaan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6 ~ Moment terindah di saat latihan

Dana meronggoh Handphonenya.

"Telepon?" tanya Sylvia.

"Oh bukan itu hanya sebuah alarm untuk mengingatkan aku, bahwa sekarang aku harus ke tempat latihan bela diri," Dana terdiam sesaat. "Hmm sylvia, bolehkah aku meminta no kontakmu?" tanya Dana ragu sambil memberikan handphonenya untuk memasukkan no nya langsung ke handphone Dana.

"Tentu boleh," sahut Sylvia sambil membawa handphone Dana lalu menuliskan no nya.

"Terimakasih, nanti malam aku chat kamu ya, aku pergi dulu besok aku kembali," pamit Dana sambil melambaikan tangannya dengan langkah cepat menuju tempat berlatih.

Sylvia tersenyum sambil menatap kepergian Dana.

"Via ...," sapa Shifa.

"Eh Bu," jawab Sylvia kaget.

"Kamu suka dengan Dana?" tanya Shifa memastikan.

"Mm soal itu sylvia juga tidak mengerti, tapi saat bertemu pertama kali, Sylvia merasa ada sesuatu, dan tiap kali dia berbicara membuat sylvia tidak karuan, sebelumnya belum pernah sylvia merasakan ini," jelas sylvia panjang lebar.

"Nak ... Ibu tidak melarangmu menyukai siapapun karena itu di berikan langsung oleh sang maha kuasa, namun Ibu harap kita bisa menempatkan diri kita ini siapa dan siapa dia, Ibu hanya tidak ingin kau kecewa, jangan menaruh hati terlalu dalam, cukuplah kau simpan dalam doa, karena jodoh kita tidak pernah tahu," ucap Shifa panjang lebar berharap anaknya mengerti.

"Via paham Bu, mungkin via akan jaga jarak," ucap Sylvia merasa sedikit bersedih.

"Tidak perlu, Ibu tidak akan melarangmu, hanya kita tahu soal jodoh sayang, lagian Ibu dengar dia mau latihan Bela diri apa itu betul?" tanya Shifa kemudian.

"Betul itu yang tadi dia katakan Bu," sahut Sylvia.

"Jika begitu bawakan kotak makan untuknya, karena sejak tadi siang dia belum makan apapun," ujar Shifa merasakan sayang yang teramat besar terhadap Dana.

Sylvia terdiam, merasa bingung sekaligus senang.

"Kenapa sayang?" tanya shifa heran.

"Maaf Bu, bukannya Ibu ingin sylvia jaga jarak?" tanya Sylvia jujur.

"Tidak juga sayang, karena Ibu tidak ingin membatasi kamu dengan siapapun selama kamu masih bisa menjaga diri. Ibu hanya khawatir kita dari kalangan menengah ke bawah sedangkan dia kalangan atas, Ibu takut sekarang mungkin menyukaimu, tapi setelah dia keluar dari sini dia malah menyukai wanita lain dan kamu menjadi tersisih, Ibu hanya menakutkan itu, karena kita tidak pernah tahu soal tulisan takdir kita dengan siapa kita akan bersanding," jelas sang Ibu.

"Sylvia paham Bu, mohon doa nya saja Bu, jika pun Dana bukan jodoh Via, semoga Via bisa tegar, karena hati tidak bisa menolak kepada siapa Via menaruh hati," timpal Sylvia yang juga merasakan kerinduan ingin berjumpa padahal baru beberapa menit lalu mereka bertemu.

"Terimakasih Nak, kamu bisa pahami maksud Ibu, sekarang cepatlah antar makanan itu," ucap Sang Ibu dengan senyuman dan usapan tangan kepada kepala Sylvia.

Sylvia dengan tersenyum dan penuh semangat membawa rantang yang sudah di isi makanan beserta teman nasinya untuk Dana.

"Ibu ... via pergi dulu," pamit Via sambil melambaikan tangannya saat Shifa berada jauh dalam kebun.

Shifa pun membalas dengan senyuman dan lambaian tangannya.

Tibalah Sylvia di tempat latihan bela diri di tengah lapang yang terbuka. Sylvia duduk di tempat kursi panjang yang terbuat dari kayu di bawah pohon rindang.

Dengan menggoyangkan kakinya dia melihat ke arah orang-orang yang sedang berlatih.

Tiba-tiba mata Dana melihat Sylvia, dia tersenyum sehingga fokusnya pun hilang.

"Anak Baru, cobalah untuk fokus!" seru sang pelatih menegurnya.

Refleks Dana langsung matanya beralih ketitik awal di mana dia memperhatikan apa yang harus dia lakukan untuk pertama kali berlatih bela diri.

Sylvia merasa malu, dia tertunduk, karena gara-gara dia, Dana jadi di tegur.

Hehe sorry Dana, aku ga maksud membuatmu gagal fokus. Gumam Sylvia merasa bersalah.

Dana yang dasarnya pintar tidak sulit untuk memahami setiap gerakan atau mengikuti arahan dari pelatih.

"Bagus ... kamu cukup cerdas Dana, sekarang istirahatlah sejenak nanti kita lanjut kembali," ucap Rofik sang pelatih.

"Terimakasih banyak Pak," ujar Dana sembari menunduk.

Setelah itu dengan semangat Dana menghampiri Sylvia sembari memperlihatkan senyumannya.

"Hai ... menungguku?" tanya Dana pede.

"Hmm iya, ini ada titipan dari Ibu, katanya kamu belum makan," ucap Sylvia jujur.

"Wah ... terimakasih ... sepertinya enak," puji Dana yang langsung berbinar melihat makanan itu.

Sebenarnya di sini Dana baru menemukan makanan yang baru tidak seperti Ibunya makanan siap saji yang selalu dia makan, saking sibuknya Ibunya dulu harus melatih Dana dan adiknya belum pekerjaannya membuat Dana dan Naya harus menikmati makanan siap saji, namun tak jarang Cantika suka membeli makanan rumahan dengan memesan lewat online.

Jujur di lidah Dana terasa asing karena banyak makanan baru, tapi Dana tahu dia kini bukan berada di kota dengan penuh kemewahan dan dia harus beradaptasi dan menghargai orang yang telah peduli kepadanya juga adiknya.

Untuk adiknya sendiri mungkin dia memang tidak biasa seperti Dana namun bersyukur karena ada teman jadi Naya juga bisa memakan apapun yang diberikan oleh Yuni.

Dana begitu menikmatinya entah karena ada sylvia di sampingnya, entah karena makan di area terbuka yang begitu menyejukkan. Namun sepertinya itu semua saling berkaitan, sehingga makanan asing yang baru berada di lidahnya itu berasa nikmat.

"Kenapa cuma memperhatikan aku?, sini coba deh sama kamu, ini enak," ujar Dana dengan menyuapi Sylvia dengan sendoknya.

"Eh ... ga usah, itu kan di kasih Ibu untuk kamu," tolak halus Sylvia.

"Ayolah, lagian aku tahu kamu juga belum makan kan? dari sejak tadi kamu berada di kebun, sini aku suapi karena sendoknya cuma satu, ga apa-apa kan kita satu sendok?" tanya Dana yang khawatir Sylvia merasa jijik.

"Hmm ...," Sylvia merasa gugup bingung karena ini pertama kali dalam hidupnya.

"Bagaimana mau kan temani aku?" tanya Dana dengan menatap lekat manik Sylvia.

Sylvia hanya menganggukkan kepalanya secara perlahan, dan di sambut dengan senyuman oleh Dana.

Mereka akhirnya makan berdua, dan Danalah yang menyuapi Sylvia.

Ada perasaan malu, senang, segan dan entah apalagi yang di rasakan oleh Sylvia.

Tapi jujur hati Sylvia di penuhi oleh bunga-bunga yang bermekaran, tak menyangka jika makanan ini menjadi moment terindah pertama dalam hidup Sylvia.

Begitu juga dengan Dana, dia merasa hidup kembali setelah dia merasakan rasa sakit sedih, amarah teramat besar ketika Ibunya harus mati dengan mengenaskan.

Namun kehadiran Sylvia mengisi hatinya sehingga rasa itu terganti dengan kebahagiaan yang baru dia kenal dengan namanya cinta.

Tanpa di sadari mereka, teman-teman Dana yang baru dia kenal, tersenyum dan membicarakan mereka. Dana si anak baru sudah membawa berita terkini, di mana wanita yang banyak di kagumi pria itu bisa luluh oleh Dana.

Bersambung ...

1
Was pray
apa hebatnya kamu dana, jika memperoleh kembali perusahaan tapi dengan cara yg licik ? ambisimu menghilangkan akal budimu
Was pray
kamu sudah salah langkah dari awal Cendana, mengenal cinta terlalu dini, berusaha mencapai tujuan tapi mengorbankan ketulusan
dira rahmi: usianya sudah aku rubah ka, dari bab 5 dari usia nya saja tidak merubah cerita, terimakasih yang kemarin...

benar sekali ka, kalau Dana sudah salah langkah kalau ada benaran sosok Dana, mungkin aku pun sudah bawelin dia, sudah aku maki2 dia ... 🤭
total 1 replies
Was pray
laki -laki yg memanfaatkan kasih sayang seseorang hanya untuk mencapai apa yg diinginkan setelah itu dicampakkan Adalah pengecut. apa gunanya keberhasilan mu tapi diatas penderitaan orang lain, ingat hukum tak tertulis tanam tuai
Was pray
kau bermain api dana. jangan salahkan jika dirimu nanti terbakar. api dalam sekam, dari luar tak terlihat tapi begitu api keluar dari sekam akan menghanguskan semuanya tanpa sisa
Was pray
mengapa dana harus mengorbankan orang lain untuk merebut perusahaan milik keluarganya , ingat dana ibumu juga wanita lho. . jangan mempergunakan rasa cinta seorang wanita untuk balas dendamu
dira rahmi: Benar harusnya begitu, padahal Dana udah ada perasaan bersalah ya masih aja gitu ... #geleng-geleng kepala ... Ga mikir tuh Dana.
total 3 replies
Was pray
dana umurnya baru 10 tahun ya Thor?
Was pray: lanjutkan Thor.../Good//Good/ semangat berkarya . 💪💪
total 10 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
dira rahmi: Terimakasih 😘😘😘😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!