itulah julukanku pendekar Tampan dan orang orang orang pasti tau siapa aku .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abu Yub, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6~Kota batu bulan .
Kakek tua itu tidak mempedulikan darahnya terus keluar dari mulutnya, melainkan menarik nafasnya dan melanjutkan meditasinya .Tidak beberapa lama kemudian Gadis kecil itu mulai bergerak gerak tubuhnya dengan lemah.
Kakek tua itu membuka matanya dan mendekati Gadis kecil itu. Beberapa saat kemudian gadis kecil itu membuka matanya. Bola mata gadis kecil itu berputar putar dan berhenti pada wajah sang kakek tua .
"Ha ha ha ha..! Gadis kecil jangan takut, kakek yang telah menolong mu. Siapa namamu..?" Kakek tua itu bertanya dengan suara yang sangat halus .
"Aku..Aku..Seng hua kakek tua..! Kakek tua ini siapa..?"
"Ho ho ho ..Kakek sudah tidak mempunyai nama lagi..! Engkau boleh memanggilku dengan Bubeng Lojin saja .Kamu aku temukan hanyut dalam sungai itu"
Seng hua berlutut di depan kakek tua itu sambil menangis .
"Kakek tua..! Gadis kecil ini tidak punya siapa siapa lagi, Keluargaku di serang oleh para penjahat dan para pengkhianat sehingga keluargaku binasa semuanya.Tadinya paman seng kwa yang telah menyelamatkanku dan kakak seng hong. Tapi sekarang aku tidak tau mereka sekarang ada di mana dan bagaimana keadaan mereka. Kakek tua tolonglah cari dan selamatkan mereka..! Aku mohon kakek tua ."
"Ho ho ho ..Gadis kecil..! Dari kemarin aku terus di sini dan tidak melihat tubuh siapapun juga lewat sini selain engkau saja, kalau engkau memang mengkhawatirkan mereka..!Mari segera kita cari mereka bersama sama ."
Menjelang pagi mereka menyusuri sepanjang sungai yang ada di tempat itu bolak balik. Namun orang yang mereka cari tidak di temukan, pada akhirnya kakek Bubeng Lojin membawa Seng hua ke sebuah goa tersembunyi yang ada di tempat itu.
"Nah Seng hua..! Kita sudah mencari kemana mana, Kakek sangat yakin mereka pasti selamat dan dalam keadaan baik baik saja, mulai sekarang kamu akan ikut Kakek untuk mempelajari berbagai ilmu yang kakek miliki..! Mau kah kau Gadis kecil..?"
"Dengan cepat Seng hua berlutut di depan kakek Bubeng Lojin. Terimakasih atas kemurahan hati Kakek guru telah menerima Seng hua ini menjadi murid mu, Seng hua berjanji akan belajar dengan begitu keras."
"Ho ho ho ho ..Bangun lah Gadis kecil..! Kita tidak ada hubungannya Guru dan murid, asal kau mau menggunakan semua ilmu yang aku wariskan untuk kebaikan dan di jalan yang benar..! Kakek berterimakasih kepadamu. Nah waktu yang kakek miliki terlalu sedikit, sehingga tidak banyak yang bisa kakek berikan petunjuk untukmu.
Sekarang coba kamu duduk bersemedi, Seng hua mengangguk dan duduk seperti yang di perintahkan oleh kakek Bubeng Lojin. Sementara itu kakek tua duduk di belakang tubuh Seng hua dan tangannya menempel di punggung dan ubun ubun gadis kecil itu sambil menyalurkan semua tenaganya.
Tenaga Kakek tua itu bergerak menuntun tenaga Seng hua menerobos semua jalan darah di seluruh tubuh nya. Tiga jam kemudian terdengar suara Kakek tua.
"Jalan darah besar di seluruh tubuhmu sudah terbuka semuanya, sekarang putarkan seluruh tenagamu di seluruh tubuhmu selama tiga jam. Seng hua menuruti apa yang di suruh oleh kakek Bubeng Lojin.
Di saat bersamaan terdengar suara kakek tua yang lirih sambil memberikan petunjuk petunjuk tentang berbagai ilmu dan jurus jurus yang di milikinya. Tak terasa sudah sehari semalam kakek tua memberi petunjuk petunjuk kepada gadis kecil dan setelah itu Kakek bubeng lojin melepaskan tangannya. Saat itu juga tubuh Seng hua membumbung ke atas memainkan ilmu Tangan kapas sebanyak tiga jurus.
Gerakannya sangat lambat terlihat, namun kalau di perhatikan lebih dekat, gerakannya sangat cepat seperti terjangan badai. Bahkan tenaga yang mengikuti pukulan pukulannya sangat dahsyat. Selang beberapa jam kemudian tiga jurus Tangan kapas semuanya habis dimainkan oleh Seng hua dengan sangat sempurna.
Seng hua menghentikan latihannya, kemudian langsung menjatuhkan dirinya di depan Kakek bubeng Lojin.
"Kakek guru terimakasih atas semua kebaikan dari kakek guru. Telah memberikan semua tenaga yang kakek miliki dan mewariskan ilmu dari Kakek guru."
"Ho ho ho ..kamu jangan cerewet lagi Gadis kecil..! Kakek tidak punya banyak waktu lagi. Memang kakek sedang terluka dalam sangat parah dan tak mungkin bisa hidup lama lagi, kamu ambil dulu tiga kitab ini" Tangan kakek tua mengangsurkan tiga kitab.
Seng hua menerima tiga kitab dengan tangan gemetar. Dia atas kitab tertulis.. Melatih tenaga sembilan bulan tanpa bayangan dan kitab kedua tertulis Melayang bagaikan kapas, Kitab ketiga tertulis Pukulan satu jari.
"Kakek menyesal tidak bisa memberi banyak petunjuk kepadamu lebih lama, namun kamu jangan khawatir. Dengan bekal ini saja dan berlatih selama lima tahun..! Kakek sangat yakin kamu akan sulit mencari lawan yang bisa mengimbangi mu."
"Menarik nafas sebentar, kakek bubeng Lojin melanjutkan. Di dalam goa itu terdapat batu giok bulan yang sangat dingin, kamu pakailah untuk berlatih.Tapi..Ingat..! Setelah kematianku, kamu harus menyembunyikan dirimu selama lima tahun untuk melatih dan mendalami ketiga kitab itu. Baru kamu boleh keluar dari dalam goa itu" Kamu mengerti, ujar kakek Bubeng Lojin .
"Seng hua mengerti kakek guru..!" Sambil bersujud di depan kakek bubeng Lojin .
"Sampai lama tidak ada suara. Seng hua mengangkat kepalanya melihat Kake guru, alangkah betapa kagetnya Seng hua mendapati kakek bubeng Lojin tidak bernafas lagi."
Dengan sangat sedih Seng hua memberi hormat sebanyak sembilan kali dan mengangkat tubuh kakek gurunya, menguburnya di dalam goa tersebut. Seng hua berdoa untuk kekek gurunya di depan kuburannya.
...
Setelah berjalan tiga jam di tepi pantai, dengan menggunakan indera spiritualnya Satria menemukan rombongan para pedagang di depannya dengan menggunakan kereta kuda sedang singgah beristirahat sekitar lima belas kilo meter dari tempatnya berdiri. Dengan cepat Satria bergerak kearah para rombongan pedagang itu.
Hanya butuh waktu lima menit saja Satria telah sampai di tempat mereka. Satria kemudian memperlambat terbangnya, agar tidak mengejutkan orang orang itu.
Melihat seorang remaja yang menghampiri mereka semua. Mereka semua melepaskan kewaspadaannya, lalu mereka semua tersenyum kecil ke arah remaja itu.
"Permisi tuan tuan..! Jalan ke arah kota terdekat ke arah mana..?" Tanya Satria kepada seorang rombongan pedagang itu.
Pedagang itu memberi tahu arahnya kepada Satria dan setelah mengucapkan terimakasih. Satria segera berlalu meninggal tempat tersebut kearah yang di tunjuk oleh sang pedagang tadi. Saat merasa jaraknya sudah jauh dari para rombongan pedagang itu, Satria langsung meningkatkan kecepatannya.
Setelah terbang selama lima hari. Satria akhirnya tiba di sebuah pintu gerbang sebuah kota. Di pintu gerbang itu tertulis..Kota Batu bulan, Satria melihat banyak orang sedang mengantri di pintu gerbang dan Satria pun ikut juga mengantri di belakang barisan itu.
Tak butuh waktu berjam jam Satria sekarang sudah berada di dalam pintu gerbang kota. Dia melihat begitu banyak bangunan bangunan tinggi dan besar berjejer di pinggir jalan besar. Bangunannya sangat indah dan suasana juga sangat ramai, berbagai barang di jual di dalam bangunan itu. Ada gedung gedung yang menjual pil dan juga menjual berbagai ramuan ramuan herbal roh.
Terasa berbeda di kota kelahirannya dan bahasanya sangat berbeda, untung dia telah belajar dari kedua kekek dan berkat informasi yang sekarang berada dalam jiwanya. Satria bisa menguasai semua bahasa yang ada di dunia ini.
Bersambung ...!!!