Tentang Jena, wanita malang yang lahir dari hasil perselingkuhan. Dulu, ayahnya berselingkuh dengan seorang pelayan dan lahirlah Jena.
Setelah ibunya meninggal, ayahnya membawanya ke rumah istri sah ayahnya dan dari situlah penderitaan Jena di mulai karena dia di benci oleh istri ayahnya dan juga Kaka tirinya.
selama ini, Jena selalu merasa sendiri. Tapi, ketika dia kuliah dia bertemu dengan Gueen, dan mereka pun bersahabat dan lagi-lagi petaka baru di mulai, di mana tanpa sengaja dia tidur dengan Kaka Joseph yang tak lain kakanya. Hingga pada akhirnya Jena mengandung.
Dan ketika dia mengandung, Josep tidak mau bertanggung jawab karena dia akan menikah dengan wanita lain. Dan kemalangan menimpa Jena lagi di mana dokter mengatakan bahwa bayi yang di kandungnya mengandung down sydrome.
Dan ketika mengetahui Jena hamil, Joseph menyuruh Jena untuk mengugurkan anak mereka, tapi Jena menolak dan lebih memilih pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Gengs bsok aku up 4 bab ya kalau like tembus 600 sama komen 100
Jena masuk kedalam kamar hotel, wanita itu dengan cepat menutup pintu, lalu setelah itu mengunci pintu agar tidak ada yang masuk secara tiba-tiba.
Jena sengaja memilih hotel yang sangat kecil. bahkan, hotel itu ada di pinggiran kota dan dia yakin tidak ada yang bisa menemukan keberadaannya, beruntung Jena juga sudah mematikan ponsel miliknya hingga tidak akan ada yang melacak keberadaannya.
Setelah tenang, Jena berjalan ke arah ranjang. Namun tak lama, saat akan duduk Jena menghentikan gerakannya ketika ranjang begitu kotor dan sepertinya pengurus hotel tidak mengganti sprei.
Helaan nafas terlihat dari wajah cantik Jena, dia memilih untuk mendudukkan diri di lantai. Tatapan Jena menatap lurus ke depan, lalu wanita cantik itu memanjangkan kakinya dan mengelus perutnya yang terasa sangat kram.
“Nak, maafkan Mommy, hari ini kita melewati cobaan yang sangat besar,” lirih Jena, bulir bening langsung terjatuh dari pupuk mata Jena, dia tidak menyangka dia akan berada di titik ini.
Tapi mungkin bagi Jena, ini tidak terlalu berat. Sebab Sedari dulu, dia sudah terbiasa hidup sendiri. Tapi yang terberat adalah dia harus mulai semuanya dari nol, dan mungkin dia harus melalui harinya dengan ketakutan.
Jena tidak mungkin pergi ke luar negeri,.sebab pasti keberadaannya akan dilacak oleh ayahnya dan sekarang Jena bingung harus pergi ke mana.
Setelah cukup lama terdiam, Jenna bangkit dari duduknya dia membuka koper kemudian mengambil selimut kecil. Lalu setelah itu menyimpan selimut itu di ranjang, agar tidurnya sedikit nyaman dan setelah itu Jena pun langsung berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
***
Alan masuk ke dalam kamar, lelaki itu langsung menghampiri Catherine yang sedang duduk di ranjang.
“Jena belum bisa ditemukan, tapi aku yakin, aku akan segera mendapatkan anak itu," ucap Alan. Tadi, Catherine yang menyuruh Alan untuk mencari Jena agar Jena menggugurkan kandungannya, tentu saja Alan tidak menolak dan mungkin selama 18 tahun berlalu, inilah pertama kalinya Catherine menginginkan sesuatu dari Alan dan itu sebabnya Alan berusaha untuk mencari Jena, dia sama sekali tidak peduli dengan kondisi Putri dan cucunya.
” Aku tidak mau tahu, cari dia sampai dapat sebelum dia mempermalukan keluarga kita," balas Chatrine, hingga Alan mengangguk. Setelah itu Alan pun berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan setelah Alan pergi, Chatrine menyeringai.
“Sonia, semoga kau tidak tenang di alam sana, karena anakmu sekarang yang akan menggantikan dirimu untuk menerima balasan dariku.”
Dia akan puas ketika Jena kehilangan anaknya, sama seperti dulu dia kehilangan kandungannya.
Tak lama ponsel Catherine berdering, satu panggilan masuk dari anak buahnya. “Cari saja dia sampai dapat," ucap Catherine karena selain Alan yang mencari Jena, Chatrine pun menyuruh anak buahnya untuk mencari Jena.
Rasanya Dia tidak sabar untuk melihat Jena akan kehilangan anak yang sedang dikandung.
***
Berapa hari kemudian
Joseph mematut diri di cermin, rasanya dia begitu gugup karena hari ini adalah hari yang dinantikan oleh Joseph di mana dia akan melangsungkan pemberkatan di gereja dengan kekasihnya, Kaira.
Tak lama, pintu terbuka membuat Josep menoleh, ternyata Gueen yang masuk.
“Kau tampak tidak senang Kakak akan menikah?" Tanya Joseph. ”Apa kau masih mencari sahabatmu itu?" Tanya Joseph, karena Jena langusng menghilang. Hingga Gueen panik, bahkan dengan polosnya dia meminta joseph untuk mencari Jena. Padahal, tanpa Gueen sadari, Joseplah yang telah membuat sahabatnya pergi.
“Kau belum menemukan dia di mana?" Tanya Gueen. Rasanya Joseph ingin sekali tertawa ketika mendengar pertanyaan Gueen, tentu saja dia berpura-pura membantu mencari Jena. Padahal dia sama sekali tidak ingin tahu tentang wanita itu.
“Belum, Kakak belum tahu dia di mana,” jawab Josep.
“Kau benar mencari dia tidak?" tanya Gueen.
“Lihat, wajah Kakak begitu serius, kakak benar-benar mencari dia," ucap Joseph lagi membuat Gueen berdecak.
“Tolonglah, jika Kakak sudah menikah dekatkan dirimu dengan Kayra," ucap Joseph lagi.
“Memangnya dia siapa, kenapa aku harus mendekatinya," jawab Gueen.
“Dia kan kakak iparmu."
“Aku tidak suka padanya.” Setelah mengatakan itu, Gueen pun berbalik membuat Joseph menggeleng.
Jika guin tidak suka Kayra, otomatis ibunya juga akan kurang menyukai istrinya, karena selama ini ibunya selalu tergantung pada adiknya.
Dan pada akhirnya detik-detik yang menegangkan bagi Joseph pun tiba di mana Sekang dia sudah berdiri di altar dan tinggal menunggu Kayra di antarkan oleh calon ayah mertuanya.
Tak lama terdengar suara derap langkah, hingga Joseph menoleh. Mata Joseph berkaca-kaca ketika melihat Kayra berjalan ke arahnya, dia tidak percaya dia akan bisa mendapatkan istrinya, karena dulu Joseph sangat susah untuk mendapatkan wanita itu.
“Aku titipkan putriku padamu," ucap Erlan yang tak lain Ayah Kayra, lelaki paruh baya itu memberikan tangan putrinya pada Joseph hingga Joseph mengangguk dan mereka pun berjalan ke arah pendeta.
Dan pada akhirnya, Joseph dan Kayra pun resmi menjadi suami istri. Semua bertepuk tangan ketika keduanya sudah mengucap janji suci pernikahan, berbeda dengan Gueen yang sekarang pikiran wanita itu entah ke mana, karena dia memikirkan sahabatnya. Entah kenapa pernikahan kakaknya begitu membuat dia malas, yang dia pikirkan adalah sahabatnya yang tiba-tiba menghilang.
Dan pada akhirnya, acara pemberkatan pun ditutup dengan makan siang bersama, karena resepsi akan dilakukan satu minggu lagi, tentu saja Joseph akan memberikan resepsi yang paling megah serta mewah.
Kedua orang itu bersenang-senang di atas penderitaan Jena yang sekarang mungkin sedang ketakutan dan edang khawatir.
***
Joseph membuka pintu, lelaki tampan itu membawa Kaira untuk masuk ke dalam apartemennya, tentu saja mereka akan melakukan apa yang seharusnya pengantin baru lakukan.
5 tahun kemudian
Waktu bergulir begitu cepat, tidak terasa Ini sudah 5 tahun berlalu semenjak kejadian Jena kabar dan juga ini tahun ke 5 pernikahan Joseph dan Kayra.
Selama 5 tahun ini, pernikahan mereka masih hangat dan begitu bahagia. Namun ada yang membuat Kaira tidak tenang, karena sudah 5 tahun berlalu, dia masih belum bisa mengandujg.
Padahal selama 5 tahun ini dia sangat berharap bisa mengandung, tapi sampai detik ini Tuhan belum memberikan kepercayaan padanya.
Dan bukan hanya tentang itu saja yang membuat Kayra risau, beberapa hari lalu, dia mengetahui ada yang memakai kartu kredit suaminya, dan menggunakannya untuk ke rumah sakit. Tentu saja Kayra menyelidiki itu.
Dan hari ini dia mendapatkan kabar tentang apa yang terjadi sebenarnya, di mana ternyata Joseph dan Jena memiliki anak, hingga skrang Kayra mengerti bahwa Jena selalu memakai kartu kredit milik Joseph dan hari ini, Kayra akan berbicara pada Joseph agar Joseph membekukan kartu kredit yang di pakai oleh Jena.