Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sepertinya itulah pribahasa yang cocok menggambarkan seorang gadis cantik bernama Emila. Setelah hubungannya kandas karena kehadiran orang kedua, kini ia harus merasakan menjadi yang kedua pula untuk seorang pria yang sudah beristri karena mengandung anak dari pria itu setelah melewati malam panas dan ia dinyatakan mengandung.
Penawaran pernikahan sebagai bentuk tanggung jawab dari pria yang sudah menanamkan benih di rahimnya membuat Emila tak bisa menolak karena tidak ingin membuat ibunya malu dan akhirnya mendapatkan perlakuan buruk dari orang sekitarnya.
Bagaimana nasib Emila selanjutnya setelah menikah menjadi yang kedua sedangkan istri pertama pria tersebut tidak mengetahui pernikahan diam-diam mereka? Apakah istri pertama pria itu akan bersikap baik pada Emila atau justru sebaliknya setelah kebenaran itu terungkap mengingat istri pertama dari pria itu dinyatakan sulit memiliki seorang anak?
Yuk ikuti kisah Emila dan Arkana di sini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa yang tidur denganku?
Satu persatu bayangan kejadian tadi malam pun melintas di benaknya. Arkana ingat tadi malam ia pergi ke acara perayaan ulang tahun relasi kerjanya yang dilakukan di sebuah bar. Tak lama berada di sana Arkana pun berpamitan karena tiba-tiba saja ia merasa ada yang tidak beres pada tubuhnya.
Saat baru saja sampai di rumah Arkana yang hendak naik ke kamarnya berada menghentikan langkahnya saat mendengar suara bel yang terdengar berbunyi dari luar rumah. Kesadaran Arkana yang sudah hampir menipis ia pergunakan untuk melangkah ke arah pintu untuk membukanya.
"Aw..." Arkana meringis saat bayangan tadi malam terus melintas di benaknya. Arkana pun teringat kembali apa yang terjadi walau pun tidak pasti.
Setelah membuka pintu rumah ia melihat istrinya nampak sudah pulang dan ingin menyerahkan sebuah barang kepadanya. Arkana tidak memusatkan pandangan pada barang yang dibawa istrinya itu. Pandangannya justru tertuju pada lekuk tubuh istrinya yang nampak sangat menggoda dan sangat ingin ia sentuh saat itu juga.
"Tadi malam itu benar Lady bukan?" Tanyanya walau tak yakin. Tentu saja ia tak merasa yakin karena seingatnya istrinya itu sudah berpamitan untuk tidur di rumah orang tuanya.
Untuk memastikan perkiraanya adalah benar, Arkana pun berteriak memanggil-manggil nama istrinya. Namun sudah beberapa kali memanggil wanita yang berstatus istrinya itu tak kunjung menyahut panggilannya.
Panggilan Arkana pun terhenti saat matanya menangkap sebuah noda yang nampak berbekas di sprai. Detak jantung Arkana mulai tidak stabil. Ia mulai menduga-duga hal apa yang terjadi selanjutnya.
"Tidak, tadi malam pasti istriku." Ucapnya meyakinkan. Dengan detak jantung yang tidak stabil, Arkana segera turun dari atas ranjang. Dipakaiannya kembali pakaiannya yang berserakan di atas lantai lalu dicarinya sosok istrinya di dalam rumah.
Setelah mencari kebeberapa tempat termasuk kamarnya dan istrinya, istrinya yang bernama Lady itu tidak kunjung terlihat atau pun menyahut. Arkana mulai gelisah. Pemikiran buruk mulai menghantui dirinya.
Arkana tak kehabisan akal. Ia segera keluar dari dalam rumah dan menghampiri pos security untuk mempertanyakan siapa saja yang datang ke rumahnya tadi malam.
Security yang masih berjaga dibuat bingung melihat penampilan Arkana yang acak-acakkan dan baju yang dikenakan Arkana adalah baju yang kemarin digunakan pria itu untuk pergi bekerja.
"Ayo jawab, siapa saja yang datang ke rumahku tadi malam!" Bentak Arkana karena security itu hanya diam saja.
"Hanya Nona Emila, Tuan. Seperti biasa Nona Emila datang membawakan barang untuk Nyonya Lady." Jawabnya apa adanya.
"A-apa?" Arkana tergagap. Dan perubahan reaksi wajahnya dapat dilihat jelas oleh security.
"Apa istriku tidak pulang tadi malam?" Arkan mencoba meyakinkan dirinya jika pemikiran buruknya itu salah.
"Nyonya Lady tidak pulang, Tuan. Sore hari kemarin Nyonya Lady bilang jika dia ingin menginap di rumah ibunya." Jawab Security.
Tubuh Arkana menegang. Kilat bayangan Emila yang tengah kesakitan di bawah kungkungannya pun melintas di benaknya.
"Tidak, ini tidak mungkin." Lirih Arkana lalu pergi begitu saja dari hadapan security dan berlari ke arah rumah.
Security yang masih berjaga itu dibuat bingung karena untuk pertama kalinya Arkana terlihat seperti orang bingung. "Kenapa Tuan Arkana aneh sekali? Dan kenapa tadi malam Nona Emila lama sekali pergi dari rumah ini?" Gumamnya bertanya-tanya.
***