Acara penyambutan kekasih Jessica yang kembali dari luar negeri malah berakhir petaka!!
Jessica dijebak oleh sahabat dan saudara angkatnya hingga tak sengaja tidur bersama kakak sang sahabat yang merupakan CEO paling di segani di ibukota. Parahnya lagi, begitu bangun, Jessica telah sendirian di kamar hotel, tak ingat lagi siapa yang telah bersamanya kemarin malam.
Bahkan, kekasih Jessica pun dijebak tidur bersama saudara angkat Jessica hingga Jessica menelan kepahitannya dituduh merencanakan semuanya dan berakhir diusir dari keluarganya.
Mengapa sang sahabat dansaudara angkatnya menjebak Jessica, apakah sang sahabat akan mengatakan fakta bahwa Jessica sudah tidur bersama kakaknya atau malah merahasiakannya?
Yuk,, ikuti perjalanan Jessica menemukan kebenaran yang tersembunyi di belakang sahabat dan saudara angkatnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Ketakutan Bunga
"Lalu,, Apa kau yang memesan kamar nomor 888 di hotel milik kita?" Tanya Leo membuat Bunga menjadi semakin takut karena pertanyaan pria itu semakin dekat dengan sesuatu yang sangat ia rahasiakan!!
Kamar 888 adalah kamar yang memang di desain dengan sangat baik, kamar itu selalu menjadi langganan keluarga Zaki ketika mereka menginap di hotel mereka.
Dan saat itu, Jessica hanya ingin memberikan yang terbaik untuk sahabatnya, jadi dia memesan kamar nomor 888.
Tapi siapa yang menyangka, bahwa niatnya untuk memberikan yang terbaik untuk sahabatnya malah berakhir buruk.
"Eh? I... Iya, Aku hendak menggunakannya bersama Jessica setelah acara selesai, tapi ketika kami pergi ke sana, Kakak sedang mabuk di dalam,,, jadi,,, Jadi kami tidak jadi menggunakannya." Ucap Bunga dengan tangan yang masih diramas dengan kencang karena begitu gugup berhadapan dengan kakaknya.
Leo memperhatikan perempuan di depannya dan bisa mengetahui bahwa perempuan itu sangat ketakutan dengannya.
Tapi itu adalah sesuatu yang biasa dari Bunga, ketika perempuan itu melakukan kesalahan kecil saja, maka dia sangat takut berhadapan dengannya.
Maka Leo sama sekali tidak curiga bahwa Bunga ikut andil dalam masalah rumit yang sedang ia hadapi.
"Lalu, apa kau melihat orang lain dalam kamarku?" Tanya Leo.
Dengan cepat, Bunga menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya.
"Hm, kau boleh pergi," ucap Leo sembari berdiri meninggalkan Bunga yang juga ikut berdiri untuk berlari keluar dari ruangan itu.
Leo kemudian kembali ke kamarnya dan duduk sendirian di pinggir kasur sembari memikirkan masalah kemarin.
'Siapa yang sudah merencanakan itu semua? Memberikanku obat dan mengirim seorang perempuan ke kamarku. Dan perempuan itu,,' Leo memijat kelilingnya yang terasa berdenyut ketika dia secara samar mengingat bagaimana malam itu sang perempuan memberontak dan menolak untuk ia sentuh.
Apalagi saat ia mengingat noda darah yang tertinggal di atas kasur, pria itu semakin yakin bahwa perempuan itu adalah perempuan yang juga dijebak hingga tidur dengannya.
'Aku harus menemukan perempuan itu, tapi bagaimana aku akan menemukannya ketika cctv-nya saja menghilang dan tak bisa dipulihkan?!!' Leo merasa sangat pusing karena dia sudah memarahi seluruh staff hotel, tetapi tidak ada satupun dari mereka yang mengaku mengetahui masalah tersebut.
Terlebih lagi, semua tamu hotel diperiksa, dan tidak ada satupun dari mereka yang tampak mencurigakan.
Hal itu membuat Leo begitu kebingungan, karena tidak bisa menemukan orang yang seharusnya bertanggung jawab untuk masalah yang telah terjadi.
Sementara itu, Bunga yang kembali ke kamar langsung naik ke tempat tidur dan memeluk Jessicca.
"Ada apa?" Tanya Jessica sembari membalikkan tubuhnya menghadap Bunga saat dia merasakan perempuan itu sangat ketakutan setelah pulang bertemu dengan kakaknya.
Bunga menggelengkan kepalanya, "tidak,, aku hanya merasa sangat aneh bahwa aku selalu ketakutan saat berhadapan dengan kakakku. Bahkan ketika aku biasanya benar, aku selalu gemetar saat berbicara dengannya.
"Kami seperti dua orang asing, padahal,, sebenarnya adalah saudara kandung." Ucap Bunga sambil menghela nafas dengan panjang.
Jessica melupakan masa lalu dan fokus pada masalah Bunga, "Aku tahu,, dari dulu kau sangat jarang bertemu dengan kakakmu, apalagi kau selalu mendengar rumor tentang kakakmu yang terlalu dingin.
"Mungkin kau hanya terlalu banyak berpikir tentang kakakmu, padahal kakakmu sangat menyayangimu. Apa kau ingat ketika kau sakit di desa, lalu orang yang pertama yang datang ke sana adalah kakakmu?
"Dia bahkan menggunakan motor menembus hujan lebat di tengah malam demi membawakanmu obat. Dia sangat menyayangimu," ucap Jessica langsung membuat Bunga menganggukkan kepalanya, lalu perempuan itu memeluk Jessica dengan erat.
"Aku harap suatu saat nanti aku bisa berani menghadapi kakakku," ucap Bunga, 'Dan aku harap suatu saat nanti aku berani membuka kebenaran dari masalah yang telah kututupi.
'Dan aku berharap, saat itu kau dan kakakku tidak akan pernah membenciku,' kata Bunga dalam hati, ia merasa begitu bersalah terhadap sahabatnya dan juga kakaknya.
