Bagi ku restu orang tua adalah hal yang terpenting dalam hidup.. hingga aku berfikir kebahagiaan itu akan selalu berada di pihak ku.. dengan melihat senyum ibu ku.. dan menerima laki-laki pilihan nya, aku percaya Tuhan akan selalu memberiku ridho dalam setiap perjalanan hidup ku... hingga aku berani melepas kan semua impian ku, melupakan indah nya masa lalu ku, dan meninggalkan dia... CINTA PERTAMA KU dan aku sadar, dia tak akan pernah bisa terganti... hingga akhir nya cinta pertama ku kembali hadir di saat aku mulai menyerah pada hidup
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pelukan hangat
Matahari mulai terasa terik saat tiba-tiba motor listrik ku berhenti tepat didepan klinik adrian
"kiran.. mampir dulu.. "
aku menoleh cepat ada rasa malu ,saat tiba-tiba aku kepergok menatap rumah nya
"malah bengong, ayok masuk.. "
"iya sebentar, aku parkir dulu motor nya.. "
Adrian tersenyum sambil menghampiri dan langsung membantu ku yang kesulitan memarkir motor di halaman klinik nya.
Sejak kejadian Basket itu, aku seakan menemukan kembali jiwa ku yang pernah hilang.. sosok perempuan yang ceria, yang bebas dan yang selalu ingin di lindungi. karena jujur, aku hanya berpacaran sekali dalam hidup ku..karena dengan bagas suamiku, aku tak sempat berpacaran karena kami langsung menikah..dan sampai detik ini hanya Adrian satu-satu nya orang yang bisa mengerti dan memanjakan ku
"udah antar Marisa ya..? "
"iya, tadi sekalian ke pasar dulu, beli sayuran.. suami ku request pengen sup iga sapi hari ini"..
Adrian tersenyum kecil
"masuk yuk, ada yang ingin aku tunjukin sama kamu.. "
"nggak ah, di sini aja.. gak enak sama tetangga.. " tolak ku halus.
Tiba-tiba Adrian menarik tangan ku masuk ke dalam rumah nya yang bersebelahan dengan klinik nya
"adri.. apa sih gak usah tarik-tarik segala ah.. "
"iya maaf,.. cuma mau nunjukin ini... sini duduk. " ucapnya sambil menyuruhku duduk di samping nya..
"apa ini.. Album foto? "
Adrian mengangguk..
Perlahan aku mulai membuka album foto yang penuh kenangan saat di SMA dulu.. kadang kami tertawa bersama mengingat momen -momen indah itu
"kiran,apa kamu bahagia? " tanya nya pelan
Aku menoleh ke arah nya , Tiba-tiba hembusan nafas nya terasa begitu dekat dengan wajah ku
"kamu belum jawab kiran? "
Jantung ku berdegup kencang saat wajah nya mulai mendekat ke arah ku. hati ku ingin berontak mendorong nya tapi tubuh ku malah terdiam menerima kecupan hangat yang tiba-tiba mendarat di bibirku
aku tersentak dan tersadar hingga aku langsung berdiri
"Adri.. kamu apa-apaan sih.. "
"kiran, maaf aku tadi khilaf.. tidak sengaja kiran.. sumpah.. "
Aku beranjak pergi, saat adrian tiba-tiba melewati ku dan menutup pintu
"Adrian, please kamu kenapa sih..gimana kalo ada yang lihat.. aku sudah berkeluarga dri.. "
"iya aku tau, tunggu sebentar aja aku gak mau kamu keluar dalam keadaan marah.. please tarik nafas dulu ya.. aku minta maaf.. "
Aku menghela nafas pelan, aku gak tau apa yang ada di pikiran ku.. tapi, yang lebih aku tak habis pikir kenapa aku tadi tidak mendorong atau menampar nya
"kiran, maafin aku ya...? "
Adri menghampiri berusaha menenangkan ku
entah ada setan dari mana tiba-tiba aku malah menangis sambil memeluk nya
Adrian memelukku erat, seakan tak ingin melepaskan
"tangisan ku, pelukan ku mungkin akan menjadi jawaban dari pertanyaan mu tadi dri... " bathin ku sakit.
Lama kami saling berpelukan , hingga aku mulai tenang
"mau cerita? "
Aku menggeleng pelan
Adrian kembali memeluk ku erat
"kiran, dari dulu sampai sekarang perasaan aku sama kamu belum berubah.. aku masih sayang banget sama kamu.. "
Aku tersentak dengar pengakuan Adrian
"dri,.. jangan macam-macam ya. aku udah berkeluarga.. "hardik ku sambil berusaha melepaskan pelukan nya
"aku tau, aku tau kamu gak perlu ngomong itu terus.. jangan bikin aku cemburu terus kiran"
Adrian menatap ku yang masih terjebak dalam pelukan nya..
"kamu udah gila dri, lepas.. "
"kamu yang buat aku gila kiran... "
Tiba-tiba wajah nya sudah berada tepat di depan wajahku.. Lagi-lagi tubuhku membeku.
Tubuh Adrian memang lebih tinggi dari ku hingga dengan mudah dia bisa mengunci tubuhku dalam pelukan nya.
"aku masih cinta sama kamu.. " bisik nya pelan hingga aku bisa merasakan harum mulut nya..
Dan lagi... bibir itu kembali mendarat di bibirku.. hangat tapi bisa membuat tubuh ku membeku seluruh nya..
bibir adrian terus berusaha membuka mulutku dengan lembut, dalam hati ku menangis tapi tubuhku sama sekali tak bisa menolak nya.. kehangatan ini yang sudah lama aku tak merasakannya bahkan dari suami ku sekali pun, dia lebih cinta pekerjaan nya..hingga aku jarang mendapatkan pelukan hangat dari nya
Yang terbayang di ingatan ku hanyalah saat indah SMA dulu saat Adrian mencium ku untuk pertama kali nya..
Perlahan aku mulai membuka mulutku, merasakan hangat nya bibir Adrian menyesap bibirku dengan lembut namun kuat...
"bagas, maafkan aku. " batin ku dalam hati
