Dalam perjalanan pulang dari kantor Sheryl tiba-tiba bertemu dengan cinta monyetnya waktu SMA yang pernah membuatnya patah hati, tapi ternyata dia sudah punya anak. Akankah cinta itu tumbuh lagi setelah 10 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon housewife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perpisahan
Tanggal berganti tanggal, bulan berganti bulan. Tibalah Sheryl dan teman-temannya di penghujung tahun ajaran. Setelah menjalani ujian akhir, para siswa kelas 12 SMU Pahlawan dinyatakan lulus semuanya. Sekolah pun mengadakan perpisahan untuk merayakan kelulusan para siswa. Pentas seni di gelar dengan menampilkan bakat-bakat terpendam para siswa yang mampu menjadi penghibur dan sebagai healing dari kepenatan selama menghadapi ujian.
Sheryl,Irene dan beberapa teman yang lain bergabung dalam paduan suara yang juga turut mengisi acara. Dona dengan teman-teman eskul teaternya menampilkan pertunjukan drama. Bimo pun tidak mau kalah, dia dan teman-teman dari eskul taekwondo menampilkan beberapa atraksi. Yah walaupun Bimo masih sabuk kuning tapi jurus-jurusnya lumayan memukau penonton ditambah lagi wajah Bimo yang lumayan keren membuat siswi-siswi berteriak-teriak. Bimo juga berhasil memecahkan genting dengan satu jurus tendangan, hasil ngebut latihan beberapa hari. Dan masih banyak penampilan yang lainnya.
Seminggu kemudian tibalah saat-saat terakhir Sheryl dan teman-teman seangkatannya berada di sekolah itu. Hari ini adalah hari penandatanganan ijazah sekolah. Terdengar Isak tangis dari beberapa siswi dan beberapa guru di koridor sekolah. Mereka sedih karena harus berpisah dengan teman dan guru-guru tersayang. Tak berbeda dengan teman-teman yang lain Sheryl pun merasakan hal yang sama. Setelah menerima ijazahnya Sheryl merasa puas dengan nilai ujian yang ia dapatkan. Dan sekaligus merasa sedih karena harus berpisah dengan guru-guru favoritnya. Sheryl pun bersalaman dan berpamitan pada mereka. Begitu Sheryl menoleh di sampingnya ada Dina dan Irene yang sudah berlinang air mata.
"Sher... Hiks... Maafin aku ya kalau punya salah sama kamu" ucap Irene sambil terisak dan memeluk Sheryl.
"Aku juga, maafin aku ya Ren.", balas Sheryl.
"Hng...huaa...Sheryl...", tiba-tiba Dona memeluk Sheryl sambil nangis.
"Iih Dona biasa aja kali nangisnya, jelek tahu, hehee...", ucap Sheryl.
"Sheryl jangan lupain aku yah.", ucap Dona.
"Iya iya...", jawab Sheryl sambil tersenyum haru.
"Rencananya kalian mau kuliah di mana?", tanya Sheryl pada keduanya.
"Aku rencananya kuliah di jogja di sana aku akan tinggal sama nenek aku", jawab Irene.
"Kalau aku sih tetap di Jakarta mau cari tempat kuliah yang biayanya agak ringan, syukur-syukur kalau bisa sambil kerja.", kata Dona.
" Kalau kamu Sher?", tanya Irene.
"Sama kayak Dona, kalau kuliah yang mahal- mahal takut memberatkan orangtua aku", jawab Sheryl.
"Mudah-mudahan kita bisa ketemu lagi di lain waktu ya", tambah Sheryl.
Dan mereka bertiga pun saling berpelukan.
Setelah berpamitan dengan teman-teman yang lainnya, pandangan Sheryl mencari-cari di mana teman sebangkunya berada. Kakinya sudah beberapa meter lagi menuju pintu gerbang sekolah. Sudah seminggu sejak acara perpisahan sekolah mereka terakhir kali berpapasan. Berat rasanya kaki Sheryl melangkah, kembali ia menoleh ke belakang tapi Bimo tidak nampak batang hidungnya. Di kejauhan dia melihat Bimo berdiri di lantai 2 membelakanginya. Ternyata Bimo sedang bersama Ane.
'Kenapa dadaku sesak begini melihat mereka?, aku cuma mau pamit sama Bimo dan menyapanya untuk yang terakhir kali,minimal aku bisa melihat wajahnya dan melambaikan tanganku padanya walaupun rasanya aku tidak mau berpisah dengan Bimo. Tapi aku bisa apa? Haruskah aku menunggunya menyadari keberadaanku di bawah sini dan menghampiriku? Memangnya aku siapa sampai dia mau melakukannya? Ya sudahlah... mungkin aku ngga berarti apa-apa buat dia karena dia laki-laki dan aku perempuan tentu saja kadar kedekatan kami sebagai teman berbeda dengan kedekatanku dengan Dona dan Irene. Ya Tuhan sepertinya aku suka sama Bimo, tapi sayang aku harus lupain dia.", ucap Sheryl dalam hati.
Lalu Sheryl melanjutkan langkahnya keluar gerbang sekolah dengan rasa kehilangan di hatinya. Kehilangan hari-harinya bersama Bimo, kejahilannya, tingkahnya yang kadang kekanak-kanakan dan bikin kesal.
"Bye... Bimo" gumam Sheryl sambil berlalu.
...----------------...