NovelToon NovelToon
Scandal Terlarang Sang Mafia

Scandal Terlarang Sang Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Terlarang / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Irene Larasati seorang polisi wanita yang ditugaskan menyamar sebagai karyawan di perusahaan ekspor impor guna mengumpulkan informasi dan bukti sindikat penyeludupan barang-barang mewah seperti emas, berlian dan barang lainnya yang bernilai miliaran. Namun, bukannya menangkap sindikat tersebut, ia malah jatuh cinta kepada pria bernama Alex William, mafia yang biasa menyeludupkan barang-barang mewah dari luar negri dan menyebabkan kerugian negara. Alex memiliki perusahaan ekspor impor bernama PT Mandiri Global Trade (MGT) yang ia gunakan sebagai kedok guna menutupi bisnis ilegalnya juga mengelabui petugas kepolisian.

Antara tugas dan perasaan, Irene terjerat cinta sang Mafia yang mematikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Alex dan Irene benar-benar bertarung menghadapi 12 orang, perkelahian yang sangat tidak seimbang dan mereka hampir kewalahan. Tubuh Irene berkali-kali tumbang, tapi wanita itu sama sekali tidak menyerah, segera bangkit dan kembali melawan. Hal yang sama pun dilakukan oleh Alex. Keduanya benar-benar terpojok, beruntung suara sirine polisi seketika terdengar meraung-raung membuat ke-12 orang itu lari kocar-kacir, memasuki mobil masing-masing dan meninggalkan area parkir.

Alex dengan napas terengah-engah berlari menghampiri Irene yang tengah berdiri tegak dan segera membantunya. "Kamu baik-baik aja, Iren?" tanyanya dengan khawatir.

"Aku baik-baik aja, Pak. Bapak sendiri gimana? Apa Anda terluka?" tanya Irene seraya memegangi perutnya yang terasa nyeri.

Wajahnya nampak babak belur, pelipis wajahnya pun terluka, hidungnya mengeluarkan darah segar yang segera ia seka. Irene menatap sekeliling, mencari keberadaan polisi yang tidak kunjung tiba.

"Tunggu, Pak. Tadi bukannya polisi dateng ke sini, ya?" tanyanya dengan bingung.

Alex mengerutkan kening, menatap area parkir. "Bener juga, tadi jelas-jelas polisi dateng ke sini, tapi ko gak ada. Aneh banget!"

"Udah, yang penting tu penjahat udah pada lari kocar-kacir. Sekarang gimana, apa kita bakalan lanjut meeting?" tanya Irene.

Alex tersenyum kecil seraya meludah darah ke arah samping. "Gila kamu, masa kita meeting dalam keadaan babak belur gini?" decaknya.

Irene menghela napas lega. "Syukurlah, sekarang aku izin pulang cepat ya, Pak. Badan aku sakit semua."

Alex menatap tubuh Irene dari ujung kaki hingga ujung rambut. Rok A-line pendek yang dikenakan oleh wanita itu nampak robek. Kakinya yang seputih bongkahan salju pun terekspos sempurna. Alex seketika berbalik lalu melangkah menuju jas hitam miliknya yang tergeletak sembarang di atas lantai lalu meraihnya.

Sementara Irene, tubuhnya terasa remuk. Bagian perutnya pun sakit. Beruntung, ia memiliki keahlian bela diri yang lumayan, jika tidak mungkin mereka sudah habis di tangan para penjahat itu.

"Sial, hari pertama kerja bukannya dapet informasi penting, malah babak belur. Nasib-nasib," umpat Irene di dalam hatinya.

Alex tiba-tiba melingkarkan jas hitam miliknya di pinggang Irene, menutup pahanya yang terbuka membuat Irene terkejut. "Anda mau ngapain, Pak?" tanya dengan bingung, menatap wajah Alex.

"Rok kamu robek, Irene. Emangnya kamu mau pulang dalam keadaan kayak gini?" tanya Alex, menatap kedua kaki Irene yang tanpa mengenakan alas kaki.

Irene merapikan jas hitam tersebut. "Gak usah repot-repot, Pak. Aku bisa sendiri ko," ucapnya, mengikat jas tersebut di pinggang hingga terlihat seperti rok biasa.

Jantung Irene tiba-tiba berdetak kencang, rasa aneh seketika menyelusup relung hatinya yang paling dalam. Irene menatap wajah Alex yang juga babak belur dengan perasaan gugup.

"Hmm! Kita pulang sekarang, Pak. Aku takut mereka dateng lagi ke sini," ucapnya seraya memalingkan wajahnya ke arah samping.

"Kita ke rumah saya dulu, Irene. Lukamu harus diobati," jawab Alex seraya mengusap bahu Iren dengan lembut lalu melangkah menuju mobil miliknya.

Irene kembali menatap sekeliling merasa penasaran siapa orang yang telah menolong mereka. Ia yakin mendengar suara sirine polisi, tapi hingga detik ini pun tidak ada mobil patroli yang merapat ke tempat tersebut.

"Siapapun kamu, makasih karena udah bantu kami," batin Irene lalu mengikuti Alex, melangkah menuju mobil.

Irene membuka pintu mobil, masuk ke dalamnya dan duduk seraya menahan nyeri. Matanya seketika tertuju kepada kakinya sendiri yang tanpa alas kaki.

"Astaga, sepatuku ketinggalan, Pak," ucapnya hendak membuka pintu mobil.

"Gak usah diambil, nanti saya ganti sama yang baru," pinta Alex seraya menyalakan mesin mobil.

"Tapi sepatu itu baru aku beli kemarin, Pak. Harganya mahal lagi, masa baru sehari udah dibuang?"

"Saya ganti 10 pasang sepatu yang lebih bagus dari itu."

"Tapi, Pak--"

"Sttt! Saya lupa kasih tau aturan kerja sama saya, Irene. Kamu denger baik-baik," ujar Alex seraya menyalakan mesin mobil. "Pertama, saya gak suka dibantah. Kedua, saya tidak suka disela dan ketiga, saya gak suka ada bawahan saya yang berbuat sesuka hatinya, dan kamu udah ngelanggar dua dari aturan saya."

"Tapi aku 'kan udah nolongin Anda, Pak Alex. Kalau gak ada aku, mungkin Anda udah jadi perkedel tadi," jawab Irene dengan kesal.

"Dih, dasar gak tau terima kasih, udah ditolongin juga," batin Irene seraya memalingkan wajahnya ke arah samping.

"Oke, karena kamu udah nolongin saya, saya akan lupain pelanggaran kamu. Sebagai gantinya, kamu harus nurut sama apapun yang saya katakan, paham?" tegas Alex, seraya memutar stir mobil.

Pandangan mata Alex nampak lurus menatap ke depan, wajahnya yang babak belur tidak mengurangi ketampanan yang dimiliki oleh pria berusia 30-han itu. Irene menatap wajah Alex dari arah samping, jantungnya kembali berdetak tidak karuan. Alex terlihat seperti karakter mafia yang pernah ia tonton di Drama Korea. Tampan, mapan dan bertubuh kekar, seperti itulah sosok Alex William, seorang mafia yang biasa menyeludupkan barang-barang mewah dari luar negeri.

"O iya, Irene, dari mana kamu belajar bela diri? Kamu jago juga ternyata," tanya Alex menoleh dan menatap wajah Irene sekejap, lalu kembali menatap lurus ke depan.

"Eu ... nggak ko, aku belajar bela diri secara otodidak," jawab Irene dengan santai.

"Hmm! Kayaknya saya gak salah milih kamu jadi sekretaris saya, Irene. Kamu bisa jadi sekretaris sekaligus pengawal saya, oke?"

Irene sama sekali tidak menanggapi ucapan Alex. Matanya nampak terpejam, sekujur tubuhnya terasa nyeri, terutama di bagian perutnya. Sepertinya, salah satu pukulan yang ia terima tepat mengenai organ vital di dalam tubuhnya.

"Ren," sapa Alex menoleh dan menatap wajah Irene.

Alex segera menepikan mobilnya lalu berhenti di tepi jalan. "Iren, kamu kenapa? Kamu baik-baik aja, 'kan?" tanyanya seraya menyentuh pundak Irene.

"Perutku sakit banget, Pak," jawab Irene seraya meringis kesakitan, memegangi bagian perutnya masih dengan mata terpejam.

"Ya udah, kita ke rumah. Biar nanti saya panggilin Dokter pribadi saya, oke?"

Iren hanya mengangguk pelan. Tubuhnya mulai melemas, tenaganya seolah habis terkuras, matanya pun terasa berat untuk dibuka. Rasa nyeri diperutnya semakin menjadi-jadi. Sementara Alex, kembali menyalakan mesin mobil lalu meluncur menuju kediamannya.

***

Satu jam kemudian, Irene menggerakkan jarinya secara perlahan, mengedipkan pelupuk matanya pelan dan beraturan sebelum akhirnya membukanya dengan kening dikerutkan. Tubuhnya masih terasa lemas, tapi rasa nyeri di perutnya sudah sedikit berkurang.

"Aku di mana?" gumamnya menatap sekeliling kamar luas dan mewah, lampu hias terbuat dari kristal nampak bertengger tepat langit-langit kamar terlihat megah dan berkilau. "Apa ini rumahnya Pak Alex? Waah ... kamarnya mewah banget."

Irene bangkit dari tidurnya lalu duduk tegak. Wanita itu seketika dibuat terkejut dengan pakaian yang ia kenakan. Stelan tidur berbahan sutra nampak membalut tubuh langsingnya.

"Ya Tuhan, siapa yang ganti baju aku?" gumamnya, tatapan matanya nampak kosong dan bingung. "Nggak ... gak mungkin Pak Alex sendiri yang gantiin bajuku?"

Bersambung ....

1
Jamayah Tambi
Betuah punya anak
Jamayah Tambi
Davidcyg salah dan cemburu
Jamayah Tambi
Selepas 8 tahun baru jumpa
Jamayah Tambi
Anak degil
Jamayah Tambi
Dah masik kandang singa memang tak boleh keluar dah
Jamayah Tambi
Mesti Irinevdah mengandung anak mafia tu
Jamayah Tambi
Kau peduli Akex
Jamayah Tambi
Alex dah tau kau polisi,tp buat2 tak tau kerana cintanya.Dia ingin kamu berhenti jd polis dan menjadi isterinya Itu taktik Alex.
🤩😘wiexelsvan😘🤩
akhirnya bang alex ma irene ketemu lg,kaget ya bang tiba" menjadi daddy si kembar willi & willo 🤩🤩
mampus kau david,habis ni kau akan liat kemurkaan dan kemarahan bang alex 🤭😅😅
Jamayah Tambi
David cukup hati2
Jamayah Tambi
David pulak mcm ketua mafia.
Jamayah Tambi
Kaya raya memang,tp klu suaminya tidak setia dan kaki selingkuh macam mana.Mana ada perempuan yg sanggup diduakan./Tongue//Tongue/
Jamayah Tambi
Masuk kandang singa kamu Ren/Toasted//Toasted/
Jamayah Tambi
Belum apa2 dah kantoi /Sob//Sob/
Jamayah Tambi
Kamu berani sangat Irine.
Jamayah Tambi
Biar betul 2 vs 12.Macam tak logik.
Jamayah Tambi
Ah sudah,bahaya ni Airine
Jamayah Tambi
Mcm man nk jadi sekretaris klu tidak ada latihan.
Sri Astuti
lanjut
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
begitulah wanita ketika merasa kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!