Ditikung Kaka Tiri Dipinang Pengusaha

"Kak Alin, tolong di skip dulu ya kak.. status gue dengan johan, terlalu cepat orang-orang tahu gue sudah punya pacar baru.. Sebenarnya bukan baru juga, cowok lama itu, Sebelum gue kenal Fajar."Alina yang sedang sibuk dengan pekerjaannya dan Pre-order bahan-bahan baku membuat ia tidak sempat membalas pesan Zahra.

Padahal meja mereka berdekatan, pakai acara WhatsApp segala.. Satu ruangan itu, hanya Alina tempat curhatan ternyaman bagi Zahra.

Karena tidak kunjung dibalas pesan whatsapp Zahra. Gadis imut itu memutuskan untuk menyambangi meja Alena yang hanya berjarak 5 Meter.

"Kakak lu sibuk, banget? Sampai tidak membaca dan tidak membalas pesan gue!"Alina langsung menarik hidung mancung Zahra. Bisa-bisanya Zahra bertanya seperti itu, sedangkan kesibukan Lina dia yang menciptakan. Karena update terus orderan yang tidak konsisten kadang naik kadang turun.

"Pertanyaan lu, tidak perlu gua jawab Ra!! Sudah tahu kesibukan gue ulah lu, pakai nanya lagi,Lu tenang saja semuanya beres aman tidak akan bocor! Karena gue sudah pakai waterproof!"jawab Alina, Zahra tertawa cekikikan mendengar jawaban Alina.

Tertawanya Zahra mengundang teman-teman yang lain, semua menatap ke arah Alina dan Zahra.

"Cantik-cantik tertawanya mirip Kunti. Jangan sampai lu tertawa tengah malam Ra? Bisa-bisa lu disangka mbak Kunti.."timpa Lili, semua Staff yang ada di ruangan itu ikutan ngeledek Zahra.

"Assalamualaikum Mas, Aku mau izin Hari ini aku mau ke tempat supplier ku, mau menjemput bahan baku urgent!"Alina mengirim pesan untuk Evan, ia sudah terbiasa berbagi cerita, kemanapun ia pergi akan selalu memberi kabar pada Evan.

"Waalaikumsalam, memangnya harus dijemput seperti itu, sayang? Kenapa tidak diantar saja sama supplier kamu?Jangan dibiasakan seperti itu tidak baik. Ya,sudah hati-hati,Mas ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan di negeri sakura ini. Agar bisa menikahi mu, dan bisa menjaga kamu sepenuhnya. Dan kamu tidak mas perbolehkan bekerja lag setelah menikah."hati Alina menghangat, membaca pesan kekasihnya itu, walaupun jauh di mata tapi Evan selalu ada dalam doa Alina..

Muhammad Evan sekarang sedang berada di negeri sakura, Ia sedang menyelesaikan pekerjaan di perusahaan mereka yang ada di negeri sakura.

"Siap masku! Ditunggu pinangannya hehehe."Alina selalu bercanda Ria, saat berkirim pesan dengan Evan...

***

Saat ini pembangunan toko almarhumah halimah sudah selesai 100%.. Subandi sudah menghubungi Semua supplier bahan pokok makanan dan sayur-sayuran. Beserta alat-alat rumah tangga.

Karena ruko itu dibangun tiga lorong. Dan Lorong pertama khusus untuk sayuran- mayur serta lauk pauk.

Dan Lorong kedua, khusus untuk bahan pokok dan kebutuhan lainnya

Sementara lorong ke tiga menyediakan perabotan rumah tangga,seperti sapu, alat buat ngepel, dan lain-lainnya semua lengkap ada di toko Halimah.

Toko Halimah diisi oleh Alina selengkap mungkin.Apa yang dicari oleh customer,Toko Halimah menyediakannya..

Alina memang sangat cerdas, jika sudah berurusan dengan dunia perdagangan. Otaknya sangat brilian  sekali mengatur strategi marketing.

Toko  Halimah seperti minimarket pada umumnya, Customer boleh memilih bebas sayur-sayuran, semua kebutuhan mereka ambil sendiri, metode pembayaran di kasir. Dan sudah Alina atur dalam satu sistem.. Alina sengaja meminta bantuan ahli teknologi untuk membuatkan sistem pembayaran di toko Halimah..

Alina selalu melibatkan Evan, apapun yang menyangkut tokonya. Dia tidak akan mengambil keputusan sebelum semua ia sharingkan dengan Evan.

Evan sangat senang sekali, jika Alina minta pendapat dirinya. Evan Merasa sangat dihargai dan sangat dibutuhkan oleh gadis cantik itu..

"Sayang, Kalau boleh Mas kasih usul, nama tokonya diganti minimarket.. Jadi minimarket Halimah. Menjual berbagai macam kebutuhan rumah tangga.Bannernya dibikin gambar sayur-sayuran, seperti bayam wortel brokoli seperti itu. Lalu, gambar ikan-ikan segar. Sembako sembako dan peralatan rumah tangga seperti sapu dan lain-lainnya. Bagaimana menurut mu?"saat mereka sedang berteleponan, jarak tidak akan menjadi penghalang  bagi dua insan itu.Dunia sudah canggih mau tinggal di ujung dunia sekali pun bisa berkomunikasi lewat seluler..

"Mas Memang cerdas!! I love you so much! Ya, besok aku minta Pak Hasan untuk ganti nama tokoh menjadi minimarket beserta pasang banner. Aku maunya sih pas grand opening kamu sudah di Indonesia. Biar bisa mendampingi aku potong pita…hehehe norak aku,ya Mas? baru punya toko seperti itu saja aku sudah bahagia sekali. Dan terkesan norak."Evan tertawa di seberang telepon sana, Iya, justru bangga dan salut dengan gadis yang ia cintai itu.. gadis cantik pekerja keras dan sangat mandiri sekali.

"Membanggakan hasil keringat sendiri itu hal yang sangat wajar,Bukan norak! Dan tidak sembarangan orang bisa seperti mu. Kamu sangat hebat sayang mas bangga sama mu. Insya Allah Mas akan usahakan saat grand opening izin pulang sebentar demi kamu!"jawab Evan.

Subandi masih bertanya-tanya dalam hati. Dari mana putrinya uang sebanyak ini. Kalau hanya jadi freelance nge-MC tidak mungkin memiliki uang sampai ratusan juta..

"Sebaiknya aku akan tanyakan ke anakku, dari mana berasal uang-uang sebanyak itu? buat merenovasi toko dan beli isinya saja sudah ratus juta. Ditambah lagi Alina membayar kos-kosan budenya ayu. Duitnya dari mana?"Subandi berkutat dengan pikirannya sendiri.. hatinya sangat gelisah memikirkan Alina yang bisa membeli apa saja yang dia mau.

"Semoga anakku tidak salah jalan, dan aku sangat yakin Alina ku, anak yang sangat baik dan taat beribadah. Tidak mungkin ia macam-macam."berbagai macam spekulasi mengisi hati dan pikiran laki-laki lebih dari paruh baya itu.

Subandi tidak tahu saja. Alina selain bekerja kantor dan jadi reseller wedding David dan MC Alina seorang penulis novel online.

Hobi menulisnya dia tuangkan dalam novel online di sebuah aplikasi, dan itu sudah ia tekuni selama 1 tahun. Semua buku yang ditulis laku keras.

Seperti hari ini, Alina sedang deg-degan menanti gaji novel dan bonusnya.. hanya Wita yang tahu  dan beberapa teman kantor Seperti Zahra  lili dan Gita beserta Diana.yang mengetahui jika Alina seorang penulis!

"Alhamdulillah ya Allah, Masya Allah tabarakallah! Terima kasih atas segala nikmat yang tak terhitung jumlahnya, semoga engkau selalu memudahkan apa yang kurasa sulit, dan melapangkan apa yang kurasa sempit."Alina menangis, menerima gaji dari 4 novel yang ditulis di platform beserta bonusnya. Hingga puluhan juta. Setiap bulan penghasilan Alina dari menulis 4 buku. Mencapai puluhan juta.

Alina menghapus air matanya saat mendengar kamarnya diketuk.

Tok tok tok.

"Nduk buka pintunya. Bapak boleh masuk?"ucap Subandi.

"Masuk saja Pak tidak terkunci pintunya."jawab Alina dari dalam kamar.. Subandi menekan handle pintu. Ia melihat putrinya sedang berkutat di depan laptop.

"Kamu sedang sibuk nduk? Apa kamu membawa pekerjaan kantormu pulang ke rumah?"Subandi sudah mengetahui pekerjaan putrinya dan kerjaan freelance,tapi menjadi reseller wedding David  dan sebagai penulis bapaknya tidak tahu.

"Aku sedang menulis Pak. Hampir satu tahun lebih aku jadi penulis novel online. Alina tahu Bapak ingin menanyakan dari mana Alina punya uang untuk membayar kontrakan Bude ayu kan?"Alina menceritakan secara detail, kepada Sang Bapak tentang novel online yang ia tulis.

Setelah itu Alina memperlihatkan gaji novelnya selama 1 tahun lebih,yang berbentuk dolar. Pak Subandi tercengang  menatap saldo dolar Yang ada di aplikasi tersebut.

"Subhanallah, kamu anak hebat, anak  pintar jenius, anak kebanggaan bapak..."ucap Subandi.penuh haru. Subandi sadar, bukan Alina tidak ada waktu untuk bercerita. Ia yang selalu sibuk mengurus istrinya dan anak tirinya. Hingga Alina menyimpan semua tentang hidupnya sendiri.

"Bapak temenin aku ya, mengambil uang di Bank Buat pelunasan kos-kosan bude ayu. Karena bude ayu mau pembayaran tunai" Subandi menggangguk dan memeluk anaknya, Iya ciumi pucuk kepala Alina yang ditutupi hijab.. hati Subandi sangat terharu, setelah mengetahui pencapaian anaknya.

"Bapak sangat bangga sama kamu nduk! Bapak siap mengantar kemanapun kamu pergi. Sebelum Evan menggantikan posisi bapak"jawab Subandi, bapak dan anak itu berpelukan sambil tertawa riang..