Safira, anak kecil yang harus menerima kenyataan kalau orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dia yang baru berusia dua tahun di titipkan mendiang ayahnya pada sahabatnya Hendra.
Masa kecilnya di penuhi dengan kebahagiaan, sampai usia remajanya dia menemukan banyak hal dalam hidupnya. Cinta, pengorbanan dan juga kesedihan.
Mampukah dia bahagia dengan banyak pilihan sulit dalam hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta pandangan pertama
Jam istirahat yang di tunggu telah tiba, dan Vandra memilih untuk memakan bekalnya di kelas bersama yang lain.
"Berasa keluarga besar kalau bangkunya di gabung begini" ucap Isabella terkekeh
"Iya, jadi kaya di keluarga kerajaan semua anggota berjajar di meja makan" jawab Lila ikut terkekeh
"Padahal di rumah kita nggak sebanyak ini ya anggotanya kalau makan" ucap Raka dan diangguki semuanya
"Apalagi aku, aku cuma makan sendiri kalau di rumah soalnya papa sama mama ada di Surabaya" ucap Clarissa sedih
"Terus kamu disini sama siapa?" Tanya Aliandra penasaran
"Aku disini cuma sama asisten rumah tangga, satpam sama penjaga kebun" jawab Clarissa terkekeh
"Tapi tiap sebulan sekali orang tuaku pulang ke rumah untuk liburan" jawabnya lagi
"Wah... Kamu hebat dan mandiri sekali Clarissa" salut Isabella mengangkat jempolny"Mungkin karena kedua orang tuaku bekerja, makanya aku harus terbiasa mandiri saat di rumah" jawab Clarissa tersenyum
"Kita pesan makanan dulu ke kantin yuk?" Ajak Aliandra pada Clarissa
"Mungkin ini juga cukup buat tambahan dua orang" ucap Vandra mengecek makanannya
"Iya soalnya aku juga bawa lumayan banyak" jawab Aisyah menambahkan
"Tapi kita jadi enak ini kalau ikut makan" jawab Aliandra bercanda
"Santai aja, gue juga cuma numpang makan" ucap Dani tertawa
"Apa kalian selalu membawa bekal ke sekolah?" Tanya Clarissa serius
"Semenjak kesayangan kami belajar memasak, jadi sering di bawakan bekal sama Vandra" jawab Rayyan tersenyum lembut
"Pasti Safira" ucap Aliandra tersenyum dan diangguki semuanya
"Safira itu siapa?" Tanya Clarissa penasaran
"Adiknya Vandra" jawab Aliandra tersenyum dan di jawab oh saja oleh Clarissa
"Ayo mulai makan, takut bel masuk keburu berbunyi" ajak Dani menghentikan obrolan mereka. Lalu satu persatu mulai menyendokkan makanannya ke dalam piring masing masing yang sengaja di bawa oleh Aisyah.
" Lo makan dulu Sa, nanti minum obat, gue udah minta kak Hilda tadi waktu izin ke toilet sekalian ke UKS" ucap Vandra menyodorkan obat demam untuk Sagara
"Iya.. makasih Van" jawab Sagara tersenyum dan membuat Clarissa tak berkedip menatapnya.
"Pelan pelan aja Sa makannya" pinta Dani terkekeh karena Sagara makan dengan lahap
"Maklum, masakan calon istri yang belum pasti" jawab Raka tertawa
"Bakal gue pastiin, kecuali Vandra yang ambil Fira dari gue" jawab Sagara cuek sambil terus makan dan membuat Vandra memandang Sagara dengan tatapan dalam.
"Lo tahu maksud gue Van" ucap Sagara menatap Vandra balik dan diangguki Vandra.
"Safira itu calon istri Sagara? Apa mereka di jodohkan? Kan Safira masih SD?" Bisik Aliandra penasaran pada Rayyan karena dia juga tertarik pada Safira.
"Kami semua menyukai Safira, tapi Sagara lebih dulu meminta izin pada papanya" jawab Rayyan berbisik juga dan diangguki Aliandra
"Hanya izin... Bukan restu" batin Aliandra
"Lo mending pulang aja Sa, minta di jemput supir Lo sekarang" pinta Vandra setelah Sagara selesai makan dan meminum obatnya
"Gue nggak apa apa ko" jawab Sagara keukeuh tak mau pulang
"Gue telepon om Mahesa sekarang?" Ancam Vandra serius
"Ish... Jahat banget sih, ntar yang ada Daddy yang langsung kesini" ketus Sagara cemberut dan membuat teman temannya terkekeh.
"Ya udah buruan telepon Tante Sintia minta pak supir buat jemput Lo, biar nanti kita yang minta izin ke guru" bujuk Dani menatap Sagara
"Tapi gue mau lihat Fira" jawab Sagara merajuk
"Besok juga kan bisa" jawab Raka mencoba menenangkan
"Nanti malam gue video call Lo" bujuk Vandra lembut
"Gue nggak naksir Lo Van" sinis Sagara
"Si Gara nih otaknya lagi lemod kayanya, yang dimaksud Vandra itu dia nelpon Lo berdua Fira SAGARA" ucap Dani geregetan dan membuat para gadis di sana terkekeh geli.
"Gue cuma bercanda kali" jawab Sagara cengengesan
"Lagi sakit juga masih ngelucu nih mantan kulkas" ketus Rayyan mencebikkan bibirnya
"Maklum, otaknya udah koslet semenjak dapat izin om Hendra" jawab Raka tertawa
"Sepertinya sekarang aku akan lebih betah disini daripada di rumah" ucap Clarissa tersenyum
"Kamu juga bisa main ke rumah kami kalau mau" ajak Lila tersenyum manis
"Boleh, kapan kapan kita janjian ya" ajak Clarissa semangat dan diangguki para gadis
"Ais.. ini dari kak Kevin, katanya kak Kevin lagi rapat pemilihan ketua OSIS baru jadi nggak bisa kesini" ucap seorang murid yang mengantarkan makanan untuk Aisyah dari Kevin.
"Oh iya, terima kasih ya" jawab Aisyah sopan lalu membuka makanan tersebut dan menyuguhkannya di meja
"Pacar kamu ya?" Tanya Aliandra tersenyum
"Bukan" jawab Aisyah tersenyum dengan tatapan teduhnya dan diangguki Aliandra
"Supir gue udah di depan katanya, gue pulang ya" pamit Sagara pada semuanya
"Ayo gue antar ke parkiran" ajak Vandra menggandeng bahu Sagara
"Sagara memang jarang akrab dengan orang lain?" Tanya Clarissa setelah Vandra dan Sagara keluar
"Iya dia memang seperti itu kalau sama orang yang belum terlalu kenal, Vandra juga sama cueknya" jawab Rayyan serius
"Kenapa tanya soal Sagara? Kamu tertarik ya? Ledek Dani terkekeh
"Nggak lah, cuma nanya aja" jawab Clarissa tersipu malu
"Kelihatan banget" bisik Raka pada Dani dan diangguki Dani
.................
Sagara sudah sampai di rumahnya dan disambut oleh Sintia di depan pintu.
"Kan sudah mommy bilang nggak usah sekolah" ucap Sintia khawatir lalu memapah Sagara yang mulai sedikit lemas dan membawanya ke kamar.
"Gara mau makan masakan Fira mom" jawab Sagara setelah berbaring di kasurnya
Sintia hanya bisa menarik nafasnya panjang, apalagi tadi mendengar pernyataan Vania yang cukup membuatnya khawatir.
"Mommy telepon dokter supaya datang kesini ya" bujuk Sintia lembut
"Aku sudah minum obat tadi di sekolah mom, cuma tinggal tidur aja" jawab Sagara lembut
"Ya sudah kamu istirahat saja, nanti kalau masih demam, mommy akan bawa kamu ke rumah sakit" ucap Sintia dan diangguki Sagara.
Sagara bangun, membuka kalung pemberian Safira lalu menciumnya sambil tersenyum, dia berjalan ke lemari pakaiannya hendak mengambil pakaian ganti. Sagara membuka laci lemarinya dan menyimpan kalung Safira ke dalam kotak kecil dimana sebuah jepit rambut bergambar kartun Doraemon berwarna pink juga ada di sana.
Flashback on.
"Hai kakak yang lagi bengong" sapa seorang gadis kecil berambut panjang dengan jepit rambut Doraemon berwarna pink.
Sagara yang memakai seragam SMP menatap ke arahnya dengan pandangan datar.
"Bisa minta tolong nggak?" Tanya gadis itu sopan sambil tersenyum manis
"Apa?" Jawab Sagara datar
"Tolong belikan permen untuk Fira" pinta Safira tersenyum manis. Ya gadis kecil itu adalah Safira
"Kenapa harus saya yang belikan?" Tanya Sagara datar
"Soalnya kalau minta Abang sering nggak di kasih" jawab Safira polos lalu duduk di samping Sagara yang saat itu sedang berada di taman dekat komplek rumahnya.
"Abangmu benar, kamu tidak boleh makan permen nanti sakit gigi" ucap Sagara datar
"Cuma satu masa tidak boleh" ketus Safira cemberut sambil bersedekap dada.
"Kamu kesini dengan siapa?" Tanya Sagara lagi
"Sama Abang" jawab Safira ketus
"Kamu kabur?"tanya Sagara serius
"Fira cuma jalan jalan sendiri" jawab Safira polos
"Nanti kamu diculik" ucap Sagara menakut nakuti Safira
"Kakak juga sendirian" jawab Safira memicingkan matanya dan berhasil membuat Sagara tersenyum
"Kakak sedang nunggu malam" jawab Sagara lembut
"Kenapa tidak menunggu dirumah?" Tanya Safira dengan tatapan polos
"Di rumah kakak sendirian" jawab Sagara mengusap rambut Safira lembut
"Mama papa kakak kemana?" Tanya Safira lagi
"Kerja" jawab Sagara tertunduk sedih
"Kakak nggak usah sedih, minta saja mama kakak untuk nggak usah kerja" ucap Safira mengusap pipi Sagara dan membuat Sagara menatap mata Safira.
"Kakak harus mengatakan itu?" Tanya Sagara serius
Safira mengangguk yakin "bilang kalau kakak kesepian dan mau di temani mama" ucap Safira tersenyum manis.
"Apakah akan berhasil?" Tanya Sagara tak yakin
"Ya kakak nangis lah" jawab Safira polos dan membuat Sagara tertawa
"Nama kamu siapa?" Tanya Sagara tersenyum
"Nama fira itu Safira Anindya Adiwinata" jawab safira tersenyum
"Adiwinata.... Apa kamu adiknya Vandra?" Tanya Sagara terkejut
"Kakak kenal abangnya Fira?" Tanya Safira polos
"Iya, Vandra itu teman sekolah kakak" jawab Sagara tersenyum
"Berarti Fira nggak bisa minta beliin permen dong" ucap Safira ketus
"Memangnya kenapa?" Tanya Sagara bingung
"Kan kalau nggak kenal nanti Fira bisa punya alasan di beliin orang tak di kenal" jawab Safira polos dan membuat Sagara tertawa terbahak bahak.
"Jangan permen ya, kakak beliin Fira es krim aja, mau nggak?" Tawar Sagara lembut
"Mau" pekik Safira senang
"Ayo kita cari Abang kamu dulu, dia pasti khawatir" ajak Sagara mengulurkan tangannya pada Safira
"Iya" jawab Safira lalu menerima uluran tangan Sagara
Merekapun pergi mencari keberadaan Vandra yang ternyata sedang berlarian mencari Safira kesana kemari dengan wajah panik.
"Vandra!" Teriak Sagara kencang ke arah Vandra dan saat vandra menoleh dia langsung berlari kencang lalu memeluk Safira erat dengan air mata yang sudah turun.
"Maafin Abang ya karena lalai jaga Fira" ucap Vandra sambil terisak
"Abang jangan nangis, nanti Fira juga ikut nangis" ucap Safira yang juga terisak
"Maafin Fira, Fira sudah nakal pergi sendirian" ucap Safira memeluk Vandra sambil terisak
"Jangan diulangi ya, Abang khawatir kalau Fira hilang" ucap Vandra mengurai pelukannya dan menciumi pipi Safira
"Iya Fira nggak akan nakal lagi" jawab Safira mengangguk dengan wajah sembab lalu menghapus air mata Vandra
"Terima kasih ya Sa sudah jagain Safira" ucap Vandra mendongak ke arah Sagara
"Iya, kebetulan Fira menghampiriku tadi" jawab Sagara mengusap kepala Safira
"Kakak ini mau ngasih Fira es krim, boleh kan bang?" Tanya Safira dengan puppy eyesnya
"Boleh, asal Abang juga di beliin" jawab Vandra bercanda
"Kakak uangnya cukup nggak soalnya Abang kalau makan es krim nggak cukup satu" tanya Safira polos mendongak ke arah Sagara
"Jangankan cuma satu dua es krim, pabriknya juga kakak bisa beli" jawab Sagara sombong
"Pamer" sinis Vandra mencebikkan bibirnya
"Kenyataan Van" jawab Sagara cuek
"Kenapa kamu tahu Fira adikku?" Tanya Vandra penasaran saat mereka sedang antri membeli es krim.
"Tadi dia bilang namanya Safira Anindya Adiwinata, jadi pasti dia adikmu kan" jawab Sagara lalu di angguki Vandra.
"Lo lagi ngapain disini masih pake baju seragam?" Tanya Vandra heran
"Gue malas di rumah, sepi jadi gue disini aja sambil nunggu malam sampai Daddy sama mommy gue pulang kerja" jawab Sagara tersenyum sedih.
"Lo bisa ke rumah gue kalau Lo kesepian di rumah Lo" ajak Vandra tulus menepuk bahu Sagara
"Fira ngasih gue nasehat hari ini dan akan gue coba buat lakuin itu" jawab Sagara menatap Safira yang sedang lahap memakan es krim
"Adik gue nasehatin apa memangnya?" Tanya Vandra penasaran
"Dia minta gue jujur sama mommy dan minta mommy berhenti kerja supaya bisa di rumah saat gue pulang sekolah" jawab Sagara menatap ke depan.
"Fira benar, cobalah jujur kalau kamu kesepian" ucap Vandra mengusap bahu Sagara
"Adik Lo ajaib Van" celetuk Sagara terkekeh
"Itu ilmu gue yang ngajarin" jawab Vandra tertawa puas dan membuat Sagara memicingkan matanya
"Terima kasih" ucap Sagara tulus
"Ya sudah gue harus balik dulu, Lo mau ikut?" Ucap Vandra yang sudah menggandeng tangan Safira
"Nggak usah, gue mau langsung pulang" jawab Sagara tersenyum
"Dadah kakak bengong" ucap Safira dan membuat Vandra tertawa
"Nama kakak Sagara, Fira" ucap Sagara gemas sambil mencubit pipi Safira.
"Tangan Lo Sa" pekik Vandra melotot
"Gemas Van" ucap Sagara cengengesan
"Dadah kak Gara" ucap Safira melambaikan tangannya dan di balas Sagara dengan anggukan sambil tersenyum manis.
Saat akan beranjak pulang, Sagara tak sengaja menginjak sebelah jepit rambut milik Safira yang sepertinya terjatuh, dia mengambilnya dan memasukkannya ke dalam saku bajunya sambil tersenyum.
Sejak hari itu, Sagara berbicara pada orang tuanya bahwa dia kesepian dan sangat menginginkan kasih sayang dari orang tuanya secara penuh. Lalu Sintia memutuskan untuk berhenti bekerja dan merawat Sagara sebagai ibu rumah tangga karena memang mereka termasuk salah satu orang sukses di kota mereka. Sejak itu juga Sagara sangat menyayangi Safira bahkan setiap hari perasaannya semakin tumbuh dan semakin besar.
Flashback off.
"Sampai jumpa besok Fira" ucap Sagara lalu membaringkan tubuhnya untuk tidur.
ga kaleng2 group dragon punya kuasa klo ada yg main sm keluarga group dragon pasti akan habis
tp syamg irsyad nya uda ga ada yinggal safira aja
jodohnya ga jauh2
bikin ade aja semia nya biar adiil
saingan. berat sagata
vandra atau siap ya js Ppenasaran