Alea, wanita tangguh berusia 25 tahun, dikenal sebagai bos mafia paling ditakuti di Itali. Dingin, kejam, dan cerdas—tak ada yang bisa menyentuhnya. Namun, sebuah kecelakaan tragis mengubah segalanya. Saat terbangun, Alea menemukan dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis SMA berusia 16 tahun bernama Jasmine—gadis cupu, pendiam, dan selalu menjadi korban perundungan di sekolah.
Jasmine sendiri mengalami kecelakaan yang sama... namun jiwanya menghilang entah ke mana. Kini, tubuh rapuh Jasmine dihuni oleh jiwa Alea sang bos mafia.
Dihadapkan pada dunia remaja yang asing dan penuh drama sekolah, Alea harus belajar menjadi "lemah"—sementara sisi kelam dan insting mematikan dalam dirinya tak bisa begitu saja dikubur. Satu per satu rahasia kelam tentang kehidupan Jasmine mulai terkuak—dan sepertinya, kecelakaan mereka bukanlah sebuah kebetulan.
Apakah Alea bisa bertahan di tubuh yang tak lagi kuat seperti dulu? Atau justru Jasmine akan mendapatkan kekuatan kedua untuk membalas semua lu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hinata Ochie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 – Duel Dua Jiwa
Saat hampir sampai pada ruang kendali Nexus, Alea melihat dari jauh ruang inti Nexus yang sudah hancur sebagian. Namun Velyra berdiri di depan pintu masuk ruang inti Nexus dengan sebilah pisau di tangannya, ia siap menyerang dengan pasukan pribadinya.
“Kalau kau ingin hidup, Alea, kau harus melewati maya ku terlebih dahulu " Velyra menatap dingin ke arah Alea.
Dalam lorong yang renang, dengan suara alarm yang terus bergema, Alea, Zora, Leo dan Cecilia sudah siap melawan musuh yang kini ada di depan mereka. Alea berdiri di depan dengan napas berat, namun entah mengapa tubuh Jasmine bergetar hebat, bukan hanya takut yang Jasmine rasakan, tapi kini kedua jiwa itu saling berebut kendali secara naluriah.
Dari kejauhan Velyra menatap tajam ke arah mereka seperti predator yang haus darah, pada tangan kanannya terdapat pistol, sedangkan tangan kiri nya memegang pisau belati dengan lekukan tajam pada bagian belakang nya, itu adalah senjata andalan Velyra saat ia menyerang musuhnya.
Alea berbisik pada Jasmine.
"Apa kau siap Jasmine"
"Sebenarnya tidak... tapi jika kita diam maka kita akan mati" suara Jasmine terdengar gugup dan bergetar.
"Kau harus yakin Jasmine, jika tidak kita akan kalah" Alea mencoba memberikan semangat pada Jasmine.
"Baiklah, aku siap, kau akan selalu bersama ku bukan" Tanya Jasmine.
"Kita harus saling percaya, jika kita ingin menang, kau percaya padaku Jasmine" Tanya Alea.
"Hmm, aku percaya padamu Alea" jawab Jasmine mantab.
"Hey, mau sampai kapan kalian berdiskusi hah, terimalah ini dasar gadis jalang" Velyra memerintahkan pasukannya untuk menyerang, sedangkan ia berlari mendekati Alea, ia menyerang dengan kecepatan mengerikan, tembakan di padukan dengan tebasan tanpa jeda, ia ingin pihak lawan tak bisa membaca gerakan tangannya. Alea bergerak dengan. cepat untuk menghindar, namun sayang tubuh Jasmine yang lemah sesekali membuat kedua jiwa itu sering salah langkah dan hampir saja terkena sabetan pisau juga tembakkan dari Velyra.
Dan pada akhirnya Jasmine secara naluriah mulai bergerak dengan lincah ke kiri dan kanan, untuk menghindari serangan, sedangkan Alea ia mengatur pergerakan anggota tubuh yang lain agar dapat menyerang balik lawan.
Dalam pertarungan itu terjadi diskusi di dalam kepala, mereka saling mengarahkan satu sama lain, seperti dia pilot dalam satu pesawat.
"Ke kiri, tangan kanan tangkis serangan" Alea
"Ok, sekarang turunkan bahu" Jasmine.
"Lempar pisau itu cepat" Alea.
Bisik bisik dalam kepala terus terjadi di sela pertarungan sengit itu.
Dengan kombinasi seperti itu, mereka dapat memutar balik badan dan menemdang pisau di tangan Velyra, namun ia tak gentar, Velyra masih miliki belati di tangan kirinya, dengan buas ia menyerang Alea membabi buta. Namun Alea berhasil menghindari serangan demi serangan Velyra.
Wanita itu tersenyum sinis, dengan cepat Velyra memutar pisaunya, dan gerakan nya amat lincah sehingga dengan sekali sabetan saja ia dapat melukai Alea tepat di bahu nya. Darah segar mengalir deras dari luka Alea, ia memegang bahunya lalu merobek sedikit baju untuk menutupi luka itu.
Jasmine merasakan sakit yang tiada tara, ia menangis, Alea dapat mendengar tangisan gadis itu di kepalanya,
"Jangan menangis Jasmine, kau harus tetap fokus, ini hnya luka biasa" Alea mencoba menenangkan Jasmine.
"Bagimu ini biasa, tapi bagi ku ini sangat sakit sekali" Rintih Jasmine.
"Aku tau, tapi kita harus tetap fokus, jika ingin keluar dengan selamat" ucap Alea.
"Maafkan aku" Jasmine akhirnya mendengarkan saran Alea, ia kbali fokus dan melupakan rasa sakit di bahunya.
Velyra mengambil kesempatan ini untuk menyerang Alea, dalam kondisi yang terdesak Alea memutuskan untuk alih posisi, ia yang mengatur gerakan tubuh sedangkan Jasmine yang mengatur serangan pada lawan. Mereka manfaatkan semua benda yang ada di sekitar, pipa besi, pecahan kaca sampai kabel yang terkelupas, untuk menghindari serangan Velyra dan juga untuk membalas serangan nya.
Alea memerintahkan Jasmine untuk melompat ke kiri, agar ia dapat dengan mudah menyerang bahu Velyra yang terbuka, dan dengan mudah Alea menancap kan pipa besi pada Velyra. Tak berhenti sampai di situ Alea menendang tubuh Velyra hingga terdorong ke belakang. Tapi ia tidak tumbang, justru dengan wajah menakutkan Velyra tertawa terbahak-bahak.
“ Hahahahha Menarik… dua jiwa dalam satu tubuh. Aku akan memilikinya, atau membunuh kalian.” Velyra bertepuk tangan sambil tertawa.
Alea sama sekali tak gentar ataupun takut dengan kata kata Velyra, pipa yang di tangannya tergenggam erat. Namun tiba-tiba terdengar ledakan dari dalam inti Nexus, seperti nya Cecilia, berhasil mengacaukan sistem dan membobol nya, tapi efeknya terjadi retakan hebat dan dinding mulai runtuh.
"Lorong ini akan runtuh, kita harus segera pergi dari sini Alea" teriak Zora, ia dan Leo sibuk menghadapi pasukan pribadi Velyra,
Alea dan Jasmine harus membuat keputusan secepatnya, menghabisi Velyra saat itu juga. Atau pergi menuyusl Cecilia ke inti Nexus dan menghancurkan Nexus untuk selamanya.
“Kalau kita bunuh dia sekarang, risiko mati tertimpa reruntuhan besar… Kalau kita biarkan, dia akan memburu kita lagi.” ucap Alea
“Kita tidak punya waktu… tapi aku… aku tidak mau terus diburu.” Keluh Jasmine.
"Hey, kau sedang apa cepatlah, kita harus hancurkan Nexus sekarang juga atau kita akan mati tertimpa reruntuhan lorong ini" teriak Zora.
"Baiklah kalau begitu" Alea mengangkat pipa basi dan siap menghujam kan pada Velyra.