Lanjutan My Undercover Prince dan spin off The Rocker and The Princess
Kaysan Al Jordan Khalid paling sebal jika ada pria yang body shamming gadis yang bertubuh gemuk. Hingga akhirnya dirinya bertaruh dengan para teman-temannya untuk menikahi gadis gemuk bernama Yasmin Raihana Samreen. Yasmin yang berprofesi sebagai desainer baju pengantin muslim, tidak menyangka jika Emir Khalid akan menikahi nya karena Yasmin tidak percaya pernikahan karena pasti pria melihat bentuk tubuhnya. Disaat Yasmin tahu mereka menikah karena taruhan, wanita itu sedang mengandung buah cinta mereka. Bagaimana keputusan Yasmin?
Generasi ketujuh Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan Yasmin
Yasmin kembali sibuk dengan acara menata rumah bersama dengan para pegawainya yang sengaja menutup butik selama tiga hari. Setidaknya mereka bisa refreshing dari menjahit, memasang Payet dan Swarovski, pemilihan bahan kain karena menata rumah boss mereka lebih menyenangkan.
Sementara Yasmin sibuk dengan interior rumah, Kaysa memilih ke ruang keamanan mansion yang sudah dipasang tim keamanan kerajaan.
"Kamar utama bisa diatur kapan dimatikan," ucap Ahmed yang tahu Kaysan pasti butuh privacy bersama Yasmin.
Kaysan mengangguk. "Jadi semalam yang aktif baru yang depan kan?"
"Iya tuanku. Mulai hari ini, sudah ada pengawal yang akan menjaga mansion."
"Bagus."
"Apakah anda ada list yang tidak boleh masuk ke mansion?" tanya Ahmed. "Selain keluarga kerajaan?"
"Sementara belum ... Eh tunggu, keluarga aku, para pegawai Yasmin dan pelayan yang sudah terdaftar sebagai pegawai di mansion."
"Bagaimana dengan tuan Iqbal dan Malawi?"
"Hanya boleh masuk kalau ada ijin aku!" jawab Kaysan tegas.
"Baik tuanku. Kalau boleh saya kasih saran. Alangkah baiknya kalau sementara ini, mereka tidak kemari."
"Kamu takut ya?" Kaysan menoleh ke Ahmed.
"Anda dan putri Yasmin sudah bahagia, jangan sampai ada masalah yang merusak rumah tangga anda. Saya tidak mau terjadi apa-apa," jawab Ahmed serius.
Kaysan hanya terdiam mendengar permintaan pengawal kepercayaannya. Aku juga tidak mau terjadi sesuatu pada pernikahan kami, terutama pada Yasmin.
***
"Sepi saya Bu. Makan sendiri di ruko," adu Fatima.
"Lho, Sabila kan ada?" Yasmin menatap asistennya sambil menata meja Konsul.
"Sabila sudah tidur Bu. Saya masih lapar jadi saya makan lagi," jawab Fatima.
Yasmin tersenyum. "Apa kamu cari suami, Fatima?"
Fatima memajukan bibirnya. "Siapa juga yang mau sama saya yang pendek, bundar dan apa kata Shantal si@lan itu ... Botol Yakult?"
"Kamu bukan botol Yakult!" kekeh Yasmin.
"Tuan putri Yasmin, ada permintaan untuk posisi tanaman anda?"
Kedua wanita itu menoleh ke Ali yang datang menghampiri mereka.
"Oh, yang area mana Ali?" tanya Yasmin.
"Dekat kamar anda."
Yasmin mengangguk. "Kita lihat lokasinya. Kamu sendiri bisa kan Fatima?"
"Bisa Bu. Silahkan bersama tuan Ali," senyum Fatima.
Yasmin mengikuti Ali sementara Fatima menyusun hiasan imut koleksi Yasmin di lemari hias. Gadis itu masih konsentrasi karena menyusun sesuai dengan selera Yasmin itu tidak mudah.
"Anda bukan botol Yakult."
Nyaris hiasan berbentuk Pikachu yang terbuat dari kaca, terjatuh dari tangan Fatima. Gadis itu menepuk-nepuk dadanya yang terkejut mendengar suara Ahmed di belakangnya.
Untung Pikachu selamat. Bisa nangis Bu Yasmin karena ini salah satu kesayangannya dan belinya juga di Tokyo.
"Tuan Ahmed, anda mengejutkan saya." Fatima menoleh. "Apa yang anda dengar soal Botol Yakult? Apa anda mendengar semuanya?"
"Tidak semuanya tapi saya tahu soal botol Yakult. Anda bukan botol Yakult. Anda adalah nona Fatima." Ahmed pun mengangguk hormat lalu pergi meninggalkan Fatima yang terbengong bengong.
Maksudnya apa?
***
Dua Minggu Kemudian ...
Yasmin mulai terbiasa dengan pelayan dan pengawal. Mau tidak mau, rumahnya harus ada mereka semua karena Kaysan adalah Emir Qatar. Untungnya Kaysan mau mendengarkan dirinya yang hanya sedikit orang dan disesuaikan dengan kebutuhan. Jujur Yasmin masih harus beradaptasi sebagai istri Emir yang dilayani dan semua tinggal perintah.
Yasmin memang merasa terbantu saat dirinya kelimpungan dengan banyaknya pesanan gaun dan belum sempat memasak untuk suaminya, sudah ada chef yang memasakkan. Meski begitu, Yasmin tetap ingin menjadi istri yang baik, yang bisa melayani suaminya tidak hanya urusan ranjang saja.
Malam ini, Yasmin bertekad untuk berbicara dengan Kaysan tentang rencananya.
***
"Libur? Meliburkan pelayan?" Kaysan menatap wajah cantik Yasmin yang sedang tersenyum sok imut pertanda dia sedang ingin sesuatu.
"Hanya Sabtu dan Minggu saja, Kay. Para pelayan saja, pengawal tidak usah."
"Kenapa?"
"Karena kalau weekend, aku bisa memasak dan menikmati berdua denganmu tanpa ada pelayan hilir mudik. Jujur aku suka kehidupan private kita, Kay."
Kaysan mengangguk. Mansionnya antara besar dan tidak tapi tetap saja Yasmin tidak nyaman jika harus diawasi pelayan. Memang kalau hari kerja, mereka sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan mereka terbantu dengan adanya pelayan.
Tapi weekend, Yasmin hanya ingin berduaan saja.
"Baiklah. Biar nanti aku umumkan pada pelayan. Mereka kan memang butuh libur juga."
Yasmin tersenyum. "Terima kasih suamiku."
Kaysan mengangguk dan mencium pipi Yasmin.
***
Sabtu
Yasmin mengikat tinggi rambutnya yang tebal dan mulai membuka kulkas. Dia ingin membuat sarapan yang enak untuk suaminya apalagi semalam Kaysan membuatnya melayang dalam acara bercinta mereka.
"Masak apa ya?" gumam Yasmin. "Apa buat balaleet saja ya? Oke deh. Buat itu saja."
Balaleet
Balaleet adalah mi manis yang dimasak dengan gula, saffron, dan kapulaga, lalu disajikan dengan telur goreng di atasnya.
Kaysan keluar dari kamarnya dan mencium aroma telur dadar yang entah kenapa membuatnya lapar. Apalagi semalam dirinya bercinta panas dengan Yasmin.
Pantas Yasmin ingin pelayan libur setiap weekend karena ini.
"Masak apa sayang?" tanya Kaysan yang berjalan menuju dapur.
"Balaleet."
Kaysan tersenyum karena baunya sangat enak. "Ayo, kita sarapan."
***
"Ini enak Yas. Aku suka," puji Kaysan saat menyantap masakan istrinya. "Ternyata kamu pintar masak."
"Kamu tahu sendiri kan aku dulu seperti pembantu di rumah itu. Mau tidak mau aku harus bisa memasak, Kay. Jadi ya ... Aku jadi pintar," senyum Yasmin tanpa beban.
"Maaf, membuka luka lama," ucap Kaysan.
"Oh lukaku sudah mengering seketika saat mendengar hukuman yang diberikan tuan hakim kepada mereka. Memang sepuluh tahun terlambat tapi daripada tidak sama sekali kan?" jawab Yasmin.
Suara ponsel Yasmin berbunyi dan wanita itu meminta ijin menerimanya ke Kaysan.
"Siapa?" tanya Kaysan.
"Fatima."
"Terima saja. Siapa tahu penting."
Yasmin mengangguk. "Ya Fatima," sapanya usai Kaysan memberikan ijin menerima telepon. Sudah menjadi perjanjian antara mereka berdua, saat makan, tidak ada menerima telepon kecuali ijin dulu. Berlaku bagi keduanya karena saat Kaysan menerima panggilan telepon ketika makan malam, pria itu juga meminta ijin pada Yasmin dan juga memberitahukan siapa yang menghubungi.
"Apa? Ada gaun yang salah desain?" Wajah Yasmin semakin panik dan menatap Kaysan yang mengangguk pertanda mereka akan ke butik. "Nanti kita kesana setelah sarapan ya!"
Yasmin mematikan panggilan Fatima. "Kamu tidak apa-apa kita ke butik?"
"Tidak apa-apa. Ayo, habiskan sarapan kamu lalu kita kesana."
***
Yasmin langsung bekerja serius setibanya di butik dengan diantar Kaysan. Pria itu dengan cueknya naik ke lantai tiga, tempat tinggal Yasmin sebelumnya. Seperti insting, Kaysan tahu mana kamar milik Yasmin dan pria itu pun membuka pintu kamar istrinya. Kaysan melihat bagaimana rapinya kamar Yasmin dan dirinya melepaskan jaket dan sepatunya.
Pasti bakalan lama.
Kaysan meletakan tubuhnya diatas kasur Yasmin dan tak lama pria itu terlelap.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
terima kasih untuk ceritanya mba Han.. ditunggu cerita baru yang lainnya.. sehat selalu.. semangattt..
terima kasih utk karya2nya
ditunggu karya barunya
Makasih mbak buat ceritanya, ditunggu juga cerita barunya🤗