NovelToon NovelToon
JANDA OH NO! OH YES!

JANDA OH NO! OH YES!

Status: tamat
Genre:Janda / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: mom yara

Putri Ceria gadis cantik yang harus menyandang status janda di usia muda. Saat berumur 19 tahun Putri menikah dengan pemuda dikampung tempat tinggalnya. Namun pernikahan yang baru seminggu itu harus kandas.



Setahun menjanda tidak mudah baginya. akhirnya Putri merantau ke kota. Di kota pun hidupnya penuh lika-liku.


"Bagaimana kalau aku yang membayarmu 1M," ucap kakek yang baru saja menolongnya.



Bagaimana kisah si janda muda hidup di Kota? Siapa kakek yang akan membayarnya 1 M?


Penasaran bagaimana kisah si janda muda, yuk langsung baca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom yara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35 Apa paman mencintaiku?

Apa yang terjadi, biarlah terjadi. Segalanya harus dihadapi, itulah yang menjadi pilihan Hardian. Dia pulang ke apartemen, meskipun rasa malu masih bersemi di wajah tampannya. Cuek saja pikirnya.

Dengan langkah pasti Hardian melangkah masuk ke dalam apartemen. Tidak ada istri yang menyambutnya, karena dia pulang sangat awal. Tidak bisa fokus bekerja, karena pikirannya berpusat pada hal memalukan yang terjadi.

Setelah meletakkan tas dan membuka jasnya, Hardian berjalan ke arah dapur sembari melonggarkan dasinya.

Kerongkongannya terasa haus, ia mengambil botol dingin dari dalam kulkas, lalu meneguknya sedikit semi sedikit, lalu duduk disofa.

Tak lama terdengar bunyi pintu yang terbuka, Hardian melihat ke arah suara itu yang berasal dari kamar mandi yang berada di dekat dapur.

Putri berjalan santai tanpa alas kaki, hanya dengan menggunakan handuk kimono dan juga handuk kecil yang ia gunakan untuk mengeringksn rambutnya. Putri belum menyadari keberadaan suaminya yang sedaritadi tidak berkedip menatap ke arahnya.

Putri melewati laki-laki itu begitu saja, ia berjalan menunduk ke arah kamarnya sambil menggosok rambutnya dengan handuk kecil itu.

Hardian terus menatap wanita itu sembari menelan salivanya kasar, tatapannya mulai berkabut. Setelah Putri masuk ke dalam kamar, Hardian meletakkan minumannya di atas meja, lalu melangkah ke arah kamar tempat sang istri.

Pintu itu tidak dikunci kembali membuat laki-laki itu leluasa untuk masuk tanpa membukanya lebih dulu. Terlihat sang istri berdiri di depan lemari sembari mencari baju ganti. Hardian membuka satu persatu kancing kemejanya, lalu melemparkannya asal.

Seketika itu juga, Hardian membalik tubuh wanitanya, tanpa memberi jeda laki-laki itu langsung menempelkan bibirnya pada bibir wanitanya. Putri terkejut mendapat perlakuan romantis seperti itu dari sang suami, ia diam saja, lama-lama ia menikmati ciuman sang suami.

Setelah beberapa detik, Hardian melepas tautannya untuk mengambil napas, karena keduanya kehabisan napas. Hardian kembali ******* bibir manis itu, keduanya saling membelit.

Hardian Menggendong wanitanya ke atas ranjang tanpa melepas tautan mereka. Hardian melepas semua yang menempel di tubuh wanitanya. Tak lama keduanya sama- sama polos, Hardian memberikan sentuhan lembut sebelum burungnya menerobos sangkar.

Putri memukul dada bidang laki-laki itu dengan sisa tenaganya, agar laki-laki itu menghentikan gerakannya. Dia kesakitan, namun Hardian seakan tuli, laki-laki itu terlalu bersemanagt untuk menembus lorong yang masih tertutup itu.

"Yah... " jeritnya setelah berhasil menembus gawang. Hardian diam sebentar, sebelum melanjutkan aktivitasnya.

"Bagaimana bisa kau masih perawan?" Ya, kali ini ia tahu istrinya masih perawan setelah dengan susah payah menembus milik wanita itu. Putri tidak menjawab, ia terlalu lelah dan teramat sakit.

"Aku akan pelan- pelan." Hardian kembali melanjutkannya hingga keduanya mencapai kenikmatan yang tiada tara.

Hardian berguling ke samping tubuh sang istri dengan napas yang masih terengah-engah.

"Aku perkasa, aku tidak impoten, bahkan saat ini punyaku on lagi," gumam Hardian dengan tersenyum bahagia. Dia sudah sangat khawatir tidak bisa tahan lama, mengingat tubuhnya yang gagah dan kekar masak iya hanya tahan lima menit.

Hardian menatap wanitanya seraya berbisik. "Aku bisa memuaskanmu, dua ronde sepertinya aku masih kuat."

Putri tak menjawab, karena tubuhnya terasa sangat lelah, ia hanya ingin menutup mata dan tidur.

Hardian bangkit, lalu memakai kembali celananya. Ia berjalan keluar kamar untuk mencari ponselnya. Setelah menemukannya segera ia menekan nomer Vino.

"Aku berhasil, kau akan mendapatkan bayaranmu." Lalu mematikan sambungan teleponnya tanpa memunggu jawaban Vino.

*

*

Keesokan paginya.

Putri menggeliat dengan tubuh polosnya, perlahan ia membuka kedua matanya, terlihat sosok tampan yang tersenyum di atasnya. Dia belum sepenuhnya sadar, ia membalas senyuman laki-laki itu.

"Aku ingin lagi," bisik laki-laki itu sensual. Putri bingung dengan apa yang dikatakan laki-laki itu.

"Ingin... Apa?" tanyanya polos.

"Ini." Hardian menarik selimut Putri dengan menggigit selimut itu lalu menghisap dua benda kenyal yang membuatnya ketagihan hingga ingin dan ingin lagi.

"Ah... " ******* keluar dari mulut wanita itu dan terjadilah adegan hot dipagi hari.

*

*

Setelah membersihkan diri, mereka duduk di sofa dengan Putri bersandar pada dada bidang sang suami.

"Ceritakan padaku, bagaimana kau masih bisa perawan disaat statusmu sudah janda dan juga pekerjaanmu yang sebagai wanita penggoda."

"Ck, kau bertanya atau memujiku?" Putri menarik tubuhnya, namun Hardian menahannya.

"Diamlah, aku suka seperti ini. Bisakah kau diam dan menceritakannya saja."

Putri mendesah pelan. "Baiklah. Dihari pernikahanku ternyata aku datang bulan. Jadi , kami tidak bisa merasakan surga dunia."

Ck, surga dunia.

"Seminggu setelahnya, aku sudah mempersiapkan diri, untuk menyerahkan tubuh sexyku ini pada laki-laki yang sudah menjadi suamiku itu, tapi sayangnya dia ditangkap polisi lebih dulu. Akhirnya aku jadi janda bersegel, malangnya nasibku." Cerita Putri begitu mendramatisir dan itu membuat Hardian mengeraskan rahangnya.

Kau beruntung, yang malang itu suamimu, belum bisa merasakan wik-wik.

"Kenapa tersenyum seperti itu?" tanya Putri pada suaminya itu.

"Tidak, hanya reflek saja."

"Sekarang Paman sudah sering tersenyum. Apa paman bahagia?"

"Bisa dibilang seperti itu." Hardian mengecup tangan Putri, membuat hati Putri berbunga-bunga.

"Apa paman mencintaiku?" Hardian terdiam dan juga berhenti untuk mencium tangan Putri kembali.

Putri yang sadar hanya tersenyum kecil, mungkin paman terkejut dengan pertanyaannya, begitulah pikir Putri.

Putri melepas tangan laki-laki yang memeluknya, lalu beranjak dari duduknya, setelah itu melangkah ke dalam kamar, ia mau pipis, sudah tidak kuat untuk menahannya lagi.

"Lega rasanya," gumamnya setelah keluar dari dalam kamar mandi.

"Kau marah?" tanya paman tiba-tiba.

"Hah?" Putri terkejut, tadi dia buru-buru ke kamar karena ingin pipis dan setelah bisa lepas dari pelukan Hardian, ia menggunakan kesempatan itu untuk ke kamar mandi, bukan karena marah. Mungkin paman memikirkan pertanyaannya.

Ya, memang ia bertanya tentang cinta, tapi itu hanya sekedar pertanyaan saja. Putri bisa mengerti tidak mungkin dalam waktu sekejap laki-laki itu mencintainya. Semua butuh waktu dan proses.

"Maaf, aku... "

"Tidak apa paman, aku bisa mengerti, kok."

Hardian memicingkan kedua matanya.

Apa dia sudah tahu perasaanku, syukurlah kalau begitu, aku tidak perlu menjelaskannya lagi.

Hardian terseyum lalu merangkul Putri.

"Ayo, kita makan malam!"

*

*

Keesokan paginya.

"Apa ini?" tanya Hardian setelah melihat lima amplop besar berwarna coklat. Dari bentuknya saja itu seperti surat lamaran pekerjaan.

"Masak paman tidak tahu, itu surat lamaran kerja," jawab Putri sambil meletakkan surat lamaran ke enam.

"Kau akan bekerja?" tanya Hardian dengan pikiran yang tak terbaca.

"Tentu saja, aku wanita yang suka bekerja dan suka uang," jawab Putri pasti.

Sebenarnya aku malas bekerja, apalagi aku sudah punya uang banyak, cukuplah untuk buka usaha kecil-kecilan dan juga untuk orang tua.

"Paman juga suka bekerja dan uang, kan? Berarti kita punya hobi yang sama," imbuh Putri.

"Hobi yang sama?" tanya Hardian memastikan, sepertinya ada yang ia lewatkan.

"Ya, paman suka bekerja dan uang, aku pun sama. Jika hobynya sama mungkin kita berjodoh," sahut Putri malu-malu di akhir kalimat.

"Siapa yang mengatakan, jika hobyku bekerja dan uang?"

"Raditya."

*

*

1
fay_1571
🥰🥰🥰
Wisnu Mahendra
terlalu fokus dengan putri dan hardian, gak ada selingannya...misalnya aditya atau ratna...jadi terkesan monoton
Kutipan Halu
Ceritanya bagus kak, kalau berminat mampir juga yaa ke cerita baru kuuu iniii!!! 😊
👇👇👇
Terjebak Dalam Cinta Hitam
mimma
Luar biasa
Liaaa♡♡
bagus
fitri
😁😁😁
Baraka
putri juga egois
Alif
hardian gk jelas
Rismawati Damhoeri
jadi kemana Ratna sebenarnya?
Sri Puryani
😀😀gk bs bayangkan klo hardian jd sering senyum...
Sri Puryani
kakek bela putri
Sri Puryani
hardian peka dong.....istri itu pgn di dekati dirayu biar gk marah, kamu hrs mengalah
Sri Puryani
bibi diksh wkt 2 hr, ternyata smpe 1 mggu blm plg jg
Sri Puryani
katanya hardian sdh menyiapkan resepsi pernikahan tp kok blm" ?
Sri Puryani
kenapa mulut laki" itu tdk kau tampar sj hardian?
Sri Puryani
ratna kemana putri? kok gk dicari? ktnya minta tlg hardian kok gk ada kbrnya
Sri Puryani
Buruk
Sri Puryani
putri dileluk paman kok diam sj sih ...
raditya kyknya disembunyikan hardian
Sri Puryani
wah dua" nya suka sama putri nih
Sri Puryani
keluar sj dr kerja htl putri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!