Kehilangan cinta di masa lalu membuat Jupiter kehilangan hasratnya kepada wanita, akan tetapi tuntunan keluarga untuk ia segera menikah membuatnya mencari calon istri dadakan. Hingga pilihannya jatuh kepada seorang gadis remaja yang tak sengaja ia temui. Bagaimana kehidupan Jupiter selanjutnya, ikuti terus ceritanya di Gairah Tuan Muda Impoten.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunga Alika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Venus merencanakan sesuatu untuk menjebak Alma, ia tidak rela jika seorang gadis kecil menjadi seorang ibu tirinya. Dan rencana itu hanyalah dia sendiri yang tahu. Bahkan Venus tidak melibatkan Salma karena ia ingin memberikan kejutan untuk ibunya tersayang. Setelah merasa dirinya cukup tampan, akhirnya Venus pun keluar dari kamarnya sambil tersenyum lebar, mood hatinya mendadak bagus karena ia akan membuat strategi untuk mengalahkan Alma si bocah prindavan. Eh kenapa jadi bocah prindavan 🤔. Venus kini berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, karena untuk berpikir yang keras juga butuh tenaga bukan.
"Gadis kecil itu harus ditaklukkan dengan lembut, karena itu mulai hari ini aku akan menjadi Venus si Tuan Baik Hati," gumamnya dan kemudian ia tertawa sendiri saat turun dari tangga. Alma yang hendak naik tangga pun langsung terdiam melihat tingkah Venus yang seperti biasa sangat aneh menurutnya.
'Lihatlah kelakuan planet gila ini, selain suka bicara sendiri ia juga suka tertawa sendiri. Pasti penyakit Planet gila nya sudah parah,' gumam Alma dalam hati. Tak lama setelah itu mereka berdua berpapasan, Alma pun ingin menggoda planet itu seperti biasa. Namun, sebelum ia menggoda Venus ternyata planet gila itu malah menyapa duluan.
"Hai Alma," sapa Venus dengan senyum merekah seindah bunga yang baru mekar dan seterang matahari yang baru bersinar. Tapi melihat itu semua bukannya Alma terpesona justru ia malah merinding dibuatnya.
"Hei Nak, kenapa kau tersenyum seperti itu apa otakmu berpindah tempat sekarang?" tanya Alma, mendengar jawaban Alma ingin sekali Venus menjitak kepala bocah kecil dihadapannya ini. Akan tetapi ia harus tetap bersabar demi rencananya, untuk itu tanduk yang tadi hampir keluar ia masukan lagi kedalam. Tak lupa, senyum manis semanis gulali ia berikan pada Alma.
"Tidak, otakku baik-baik saja dan masih berada di tempatnya. Ngomong-ngomong hari ini kau terlihat cantik ya ," puji Venus dengan hati berdusta. Padahal saat ini lidahnya tengah gatal gara-gara memuji Alma cantik. Jika lidah Venus terasa gatal, maka telinga Alma kini terasa panas akibat pujian palsu dari Venus itu.
"Astaga, otakmu itu mungkin berada pada tempatnya. Tapi sepertinya tidak dengan matamu, hei Pluto apa penglihatanmu itu terganggu. Aku baru bangun tidur dan belum sempat mandi dan hanya baru gosok gigi bahkan pakaianku saja masih memakai piyama. Dan kau bilang aku cantik? Oh ya ampun fix jika sekarang kau menjadi planet katarak!" ucap Alma dan kemudian pergi meninggalkan Venus sambil geleng-geleng kepala, sedangkan Venus hanya berdiri kaku di sana dengan wajah shocknya.
"Astaga otakku sampai gatal gara-gara mendengar pujian dusta dari planet itu," gerutu Alma, tapi masih terdengar jelas oleh Venus. Planet ini pun merutuki kebodohannya, bisa-bisanya ia melontarkan pujian tanpa melihat dengan benar, bukankah itu jadi terlihat memalukan. Astaga ...
"Kenapa bocah itu selalu berhasil menikam mentalku," gumam Venus pergi dan merutuki kebodohannya sepanjang jalan.
*
*
*
Pagi ini Jupiter sarapan hanya berdua dengan Moza, itu karena mereka keluar dari kamar dengan terlambat karena kegiatan ehem-ehem yang tidak bisa ditunda. Entahlah sejak gagang sapunya sembuh, Jupiter selalu saja mengajak Moza bermain jungkat-jungkit. Dan seperti biasa Alex pun menunggu bos nya yang sedang sarapan sambil meminum kopi di ruangan yang sama. Jupiter menawarkan sarapan pagi bersama, akan tetapi Alex menolaknya karena jomblo teladan ini tidak pernah keluar rumah sebelum perutnya terisi.
"Oh ya Nona, dimana Alma?" tanya Alex yang tidak melihat adiknya pagi itu.
"Dia ada di kamar, katanya sedang sakit perut. Jadi aku menyuruhnya istirahat saja," jawab Moza.
"Sakit perut?"
"Iya, biasa kalau perempuan pasti akan sakit perut bulanan," terangnya pada Alex, hingga Alex pun mengangguk paham. Ia jadi teringat masa dimana adiknya beranjak dewasa dan mengalami menstruasi. Ia sampai membawanya ke dokter karena takut adiknya mempunyai penyakit parah. Hidup hanya berdua dengan adiknya membuat Alex menjadi ayah sekaligus ibu untuk Alma. Ia selalu membimbing Alma untuk menjadi perempuan yang kuat dan mampu menjaga diri, karena tidak selamanya Alex akan selalu ada di sampingnya. Meskipun sikapnya selalu membuat Alex kram otak, akan tetapi bagaimana pun juga Alex sangat menyayangi adiknya ini.
"Jika Alma sedang sakit, biarkan saja dia istirahat. Lagi pula Nenek sihir itu hari ini pergi ke keluar kita bersama dengan Papa." ucap Jupiter.
"Sejak Alma mencalonkan diri menjadi madunya, Nenek sihir itu menjadi sangat posesif dan selalu ingin ikut kemana pun Papa pergi," ucap Moza sambil tertawa, sedangkan otaknya Alex tak mampu membayangkan jika Brama menjadi adik iparnya nanti. Bagaimana rasanya mempunyai ipar yang seumuran dengan Papanya itu. Astaga Alex merinding membayangkan semua itu terjadi. Pantas saja Venus pun sangat shock mendengarnya.
*
*
*
Assalamualaikum semuanya, bagaimana puasa hari ini lancar ? Maaf ya dua hari kemarin Mimin sibuk banget jadi gak sempat up dan hari ini Mimin akan up seperti biasanya. Dan kalau ada waktu senggang Mimin bakal double up 🤗, seperti biasa Mimin gak pernah bosan buat minta dukungan untuk novel ini dengan like, komentar dan juga gift serta vote 😘😘😘