Akibat suami yang sering berkumpul dengan circle pertemanan yang belum menikah membuat Nayla khawatir jika suaminya itu terbawa pengaruh buruk.
Namun apa jadinya jika ia ikut berkumpul dengan teman suaminya itu dan salah satu dari mereka tertarik dengannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wind Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Bantuan
Nayla masih tidak menyangka jika Ryan pun sebenarnya berhubungan dengan wanita itu juga. Meski itu bukan masalah baginya.
"Nay, kau sudah janji untuk tidak marah padaku kan?"
Nayla masih diam, jujur ia tidak tahu sepenuhnya harus percaya dengan ucapan Ryan atau tidak. Posisinya Ryan pun sama seperti Rega.
"Nay, tolong jangan berpikir yang macam-macam tentang aku, ya. Aku tidak sama seperti Rega. Ya kalaupun misalkan Rega tetap kukuh lebih memilih Billa dari pada kau istrinya. It's okay, buat aku itu tidak masalah. Lagipula aku tidak terobsesi dengan wanita itu. Kami hanya dekat biasa dan setelah ini mungkin aku juga bakal akhiri kedekatan ini. Dia bukan wanita baik-baik. Dia mau aku dekati dan dia juga mau di dekati oleh Rega. Mungkin masih banyak lagi pria lainnya yang tidak aku ketahui. Jadi Rega boddoh sih kalau misalnya benar lebih memilih Billa di banding kau istri sahnya."
Setetes air mata Nayla terjatuh, ia berusaha untuk menahan tangisnya agar tidak sampai mengeluarkan suara.
"Nay .. Nayla .. Kau marah ya padaku?" tanya Ryan lantaran Nayla diam.
"Nay .. Aku minta maaf ya jika kejujuran aku ini menyakitkan untkmu. Tapi aku harap kau percaya padaku, jika aku sama sekali tidak ada niatan yang buruk pada hubungan kalian."
"Nay .."
"Nayla ..."
Ryan menarik napas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan. Tidak apa jika Nayla berpikir yang buruk tentangnya. Yang terpenting ia sudah jelaskan dengan sejujur-jujurnya.
"Kalau begitu aku tutup saja ya teleponnya. Aku minta maaf."
Ryan hendak mematikan sambungan teleponnya, tapi urung begitu ia mendengar suara Nayla dari sebrang telepon.
"Tunggu, Ryan!"
Pria itu menempelkan kembali benda pipih itu ke daun telinganya.
"Iya, Nay. Kenapa?"
"Aku tidak marah padamu jika kau memang beneran jujur padaku. Tapi aku akan sangat kecewa padamu jika ternyata kau memang ada niat buruk."
"Itu hakmu mau percaya atau tidak, aku sudah berusaha untuk jujur. Jadi jika kau mau percaya atau tidak, itu semua kembali lagi pada dirimu."
"Iya, Ryan. Terima kasih sudah mau jujur padaku. Dan, aku boleh minta tolong padamu?"
"Minta tolong apa? Selagi aku bisa bantu, aku bisa saja."
Nayla menghapus air mata yang menetes tadi. Ia menghirup oksigen banyak-banyak sebelum kemudian ia mengatakan apa yang perlu Ryan bantu.
"Iya, Nay. Aku bisa," jawab Ryan kemudian.
"Ok, terima kasih banyak Ryan," ucap Nayla.
"Iya, sama-sama."
Nayla merasa sangat lega usai mengatakan permintaan bantuan tersebut pada Ryan.
"Ah ya, Nay. Kau sedang apa?"
"Aku sedang-" Seketika Nayla ingat jika ia sedang merebua mie instant.
Iris matanya seketika melebar, ia letakan ponsel di atas meja tanpa mematikan sambungan telepon dan bergegas menuju pantry.
"Ah ya ampun .. Kenapa aku bisa lupa, sih?"
Mie dalam panci tersebut sudah melar dan air nya hampir habis. Beruntung Ryan menanyakan sedang apa dirinya, jika satu menit lagi saja ia telat, pancinya sudah di pastikan gosong bersama mie-mie nya.
Di sebrang sana Ryan masih bisa mendengar jelas apa yang Nayla katakan barusan.
"Nay, kau baik-baik saja, kan? Nayla .. Nayla .." panggil Ryan akan tetapi tidak ada jawaban, ia hanya bisa mendengar Nayla tengah merutuk sekarang.
_Bersambung_
Jangan lupa LIKE, KOMEN, HADIAH, VOTE, dan TEKAN LOVE untuk menambahkan ke rak FAVORIT. Agar kalian mendapat notif ketika bab selanjutnya di update.
Klik Ikuti juga akun Author ❣️
Lebih parah temen yg udah punya istri 🤔