Asha Putri wanita berusia 18 tahun yang di jodoh kan dengan pria yang 7 tahun lebih tua darinya yaitu CEO yang bernama Varel Pratama berusia 25 tahun. Asha menerima perjodohan ini bukan karena paksaan orang tuanya tapi karna di sudah berjanji pada orang tua nya kalau dia sudah bekerja 1bulan dia akan menerima kalau dia di nikah kan dengan orang tua nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon helmalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya balas dendam
Saat ini Gisel sebenarnya sudah tidak ada perasaan cinta sama sekali sama Varel, tapi dia kembali ke Jakarta, karena satu hal, yaitu membalas dendam kepada keluarga Varel, karena dia tau dulu Varel hendak di jodohkan dengan orang lain, dan kalian juga harus tau kalau Gisel ini adalah pembunuh, pembunuh?, ya dia adalah orang yang menyuruh seseorang untuk membunuh intan, kakak Asha yang seharusnya menikah dengan Varel
"ih kamu emang ga kangen apa sama aku?" tanya Gisel dengan suara yang di buat buat dan sambil memegang tangan Varel
"ga usah pegang pegang gua". ucap Varel dan melepaskan tangan Gisel
sebenarnya di sini Gisel sudah lumayan kesel sama Varel, tapi demi dia bisa membalas dendam kepada keluarga Varel dengan cara nya yang halus, jadi dia harus bersabar
"gua tadi nanya, lu ngapain ke sini? hah" ucap Varel dengan nada suara yang sedikit tinggi dan muka yang kesal
"ya kan aku udah bilang sama kamu aku tuh mau..., jenguk mamah" ucap Gisel dan mendekati Varel lalu memegang dada Varel, tapi Varel segara menepis tangan Gisel
"udah gua bilang jangan pegang pegang gua" ucap Varel dan menepis tangan Gisel, sekarang amarah Varel sudah meninggi
"kalo emang lu mau jenguk mamah, ya udah ke rumah sakit aja langsung, ngapain coba ke kantor?" tanya Varel dengan nada yang ketus dan duduk di kursi nya dan menutup laptopnya
Emang udah seharusnya sih Gisel dapetin semua ini, ya orang dia dulu udah bikin keluarga Varel malu
Setelah Varel menutup laptopnya dia pun beranjak dari tempat duduk nya dan Gisel pun membuntuti nya sambil memegang pergelangan tangan Varel
"apaan sih lu, udah gua bilang jangan pegang pegang!!" bentak Varel dan menepis tangan Gisel yang memegang tangan nya
"iya iya" ucap Gisel dan melepaskan tangan nya
"perasaan gua udah ngomong deh dari tadi, jangan pegang pegang gua" ucap Varel dengan muka yang datar
"lu ga punya telinga ya, apa telinga lu di jual di luar negeri?" tanya Varel dengan senyuman sinis nya
Dan tentu saja itu membuat Gisel sangat geram dengan Varel, ya mau bagaimana lagi, dia harus bersabar kalau mau rencana berhasil
"gua mau keluar, kalo lu masih mau di sini terserah" ucap Varel dan pergi meninggalkan Gisel, dan Gisel sangat geram dengan Varel
'awas aja ya lu rel, gua pasti bikin hidup lu gak nyaman, tunggu aja' ucap Gisel dengan senyuman licik nya
Dan Gisel pun berjalan berusaha menjajarkan langkah nya dengan Varel, dan saat mereka sudah sampai di parkiran, Varel sama sekali tidak mengajak Gisel
"kamu ga ngajak aku?" tanya Gisel sambil menunjuk dirinya sendiri
Varel yang hendak membuka pintu mobil pun terhenti saat mendengar ucapan Gisel yang membuat nya sedikit kaget
"gua ngajak lu?, najis" ucap Varel dan membuka pintu mobil nya
Varel pun membuka kaca mobil nya lalu berbicara ke Gisel, dan itu membuat Gisel sangat geram
"kenapa lu ga minta anterin aja sama...., emm" ucap Varel dan memegang kepala nya dan sedikit berfikir
"sama...., simpanan lu? kenapa?" ucap Varel dengan nada yang meledek
"oh iya..., gua lupa, lu kan punya banyak simpanan ya" ucap Varel dengan menepuk jidat nya, seolah olah dia lupa
"apaan sih orang aku ga punya simpanan" ucap Gisel sedikit kesal
"oh iya, gua lupa, bukan lu yang punya simpanan, tapi om om itu kan yang jadi in lu simpanan mereka, uuppss," ucap Varel dan menutup mulut nya seolah olah dia keceplosan padahal dia sama tidak keceplosan
"maaf ya gua keceplosan, tapi btw, yang jadiin lu simpanan banyak juga ya, hahaha" ucap Varel dengan senyuman yang mengejek dan melajukan mobil nya hingga tak terlihat lagi oleh Gisel
"Awas aja ya lu rel, lua liat pembalasan gua!!!!!" teriak Gisel dan membuat orang yang sedang makan siang di kantin kantor melihat ke arah dia
Ya parkiran dan kantin bersebelahan, jadi yang mendengar kan Varel berbicara terus itu bukan hanya Gisel saja Tapi karyawan yang lain juga mendengar kan