Pengantin Kecilku

Alya terus berlari meninggalkan restoran itu, dia bukan sakit karena perbuatan Diana, tapi dia sakit saat ada yang membawa kedua orang tuanya.

Dia tidak terima orang tuanya di bawa-bawa seperti itu, orang tuanya gak tau apa-apa atas apa yang menimpah dirinya.

Kenan yang mendapati istrinya sudah tidak ada disana, langsung kaget, dia terlalu fokus kepada wanita yang telah melontarkan kata-kata tajam terhadap istrinya hingga dia tidak menyadari kalau saat ini istrinya sudah tidak ada.

“Dimana istriku” tanya nya kepada semua orang disana, nadanya yang sedikit membentak membuat mereka takut untuk menjawab..

“Saya tanya dimana istriku ??” kembali laki-laki itu bertanya.

“Per---gi tuan” akhirnya salah-satu dari mereka menjawab, berharap setelah mengatakan itu putra sulung Papa Bayu itu segera pergi dari sana.

“Brengsek” umpat Kenan kesal.

Segera laki-laki itu berlari meninggalkan restoran itu, berharap istrinya masih ada di depan, dia mengidarkan matanya mencari sosok istrinya, namun tidak ada, dia tidak menemukan keberadaan Alya.

Kenan berlari ke arah mobil, mengambil mobilnya untuk kembali mencari istrinya, dia yakin Alya pasti masih di sekitar sini, tidak mungkin Alya sudah pergi jauh, begitu yang ada di pikiran nya.

“Kamu dimana sayang ??” desah Kenan Frustasi, sedikit memelankan lajuan mobilnya untuk melirik kesamping siapa tau dia melihat istrinya.

“Aaaahhh, sialan kau Diana, akan aku balas kau”

Memukul stir mobil berulang kali, sepertinya dia melampiaskan amarah nya kepada benda tak hidup itu.

Merogoh saku celananya Kenan mengambil ponselnya mencari kontak sang istri, dan langsung menekan panggilan.

“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan coba beberapa saat lagi” hanya suara wanita yang Kenan dengan dengar, bukan suara sang istri tapi melainkan suara operator yang mengatakan nomor istrinya tidak aktif.

“Ayo sayang kamu dimana ??” ucap nya khawatir.

Kenan lantas mengirim pesan ke Pras, untuk membantunya mencari sang istri.

*

*

Langit berubah mendung, rintik hujan mulai turun suara gemuruh di atas sana mulai terdengar, di sana suara tangis seseorang terdengar memilukan, turun nya hujan seolah mengerti kalau saat ini dia sedang terluka.

“Ayah --- ibu, Alya bukan Pelakor,, Hiks--Hiks--Hiks” tangis nya pecah.

Meringkuk sambil memeluk makam ibunya dia terus menangis, memanggil mereka agar bisa kembali.

“Alya tidak terima saat orang bilang kalau ayah sama ibu tidak mengajariku, Alya tidak bisa terima itu”

“Apa Alya salah kalau kak Kenan mencintai Alya ?? Apa itu salah ? Tolong jawab Ayah, tolong jawab ibu”

Benar-benar menyakitkan setiap kata yang terlontar di bibir kecil Alya.

Seketika hujan turun dengan deras, membuat Alya sudah basah kuyup tapi dia tetap meringkuk di bawah sana, dia enggan untuk beranjak.

Bahkan air mata nya sudah terhapus karena air hujan, rasa dingin mulai menyeruak di badan nya, hingga dia melupakan kalau dia baru saja pulang dari rumah sakit.

Tiba-tiba ada seseorang yang berjongkok di sampingnya, merangkul pundaknya agar Alya duduk, tidak tidur disana, wajahnya sudah kotor akibat terkena tanah basa di sana.

Dia mengerjap karena mendapati sosok pria yang sangat berarti dalam hidupnya.

“Kakak aku bukan Plakor” ucapnya kemudian.

“Suuut, iya kakak tau kamu bukan Pelakor, kakak yang memilih kamu” balas Kenan sambil membawa istrinya kedalam pelukan.

“Tapi Alya tidak terima saat mereka membawa kedua orang tua ku, Alya gak bisa terima kak”

“Iya sayang ,kakak mengerti,kita pulang ya !! Ingat kamu baru keluar dari rumah sakit”

Dengan pelan Alya mengangguk, segera Kenan mengangkat tubuh sang istri, dari kejauhan terlihat Pras berlari sambil membawa payung.

“Tuan , maaf saya terlambat” ucapnya sambil memayungi tubuh Kenan, walau itu percuma karena Kenan sudah basah kuyup.

Pras langsung membawa mereka kedalam mobil miliknya dan menghubungi anak buah nya untuk menjemput mobil Kenan, Pras terlihat mematikan semua Ac, dia tau kalau majikan nya itu sangat kedinginan.

Segera Pras melajukan mobilnya, sesekali pria itu melirik ke belakang untuk mengetahui keadaan Kenan dan Alya.

“Apa mau kerumah sakit tuan ??”

”Tidak perlu Pras, langsung kerumah saja !!”

Pras mengangguk, sementara Alya masih membenamkan wajahnya di dada sang suami, dia terlihat menggigil, Kenan langsung mengeratkan pelukan nya, berharap sang istri sedikit menghangat.

Saat sampai di rumah, Pras langsung berlari untuk membukakan pintu untuk Kenan, dia sangat terlihat khawatir, bukan karena khawatir terhadap Alya, tapi Pras khawatir terhadap Kenan, karena Pras tau tubuh Kenan tidak akan kuat jika berlama-lama terkena hujan, pemuda itu pasti akan jatuh sakit.

Dan benar saja Pras melihat wajah Kenan yang sudah pucat, bibirnya yang sudah terlihat biru, tapi pria itu masih kuat untuk menggendong istrinya.

“Tuan tidak apa-apa ??”

“Tidak Pras, tolong suruh Bibi untuk menggantikan baju Alya, dan membawa minyak angin, aku tidak ingin Alya sakit”

Pras mengangguk kemudian langsung menjalankan tugasnya, sementara Kenan langsung membawa Alya kedalam kamar, yaitu kamar yang dulu di tempati Alya, karena untuk menaiki anak tangga Kenan rasanya tidak sanggup dia sudah terlalu lemah untuk itu.

“Kakak kenapa wajahnya pucat sekali ??”, tanya Alya saat Kenan sudah menidurkan Alya di tempat tidur.

“Kakak gak papa !! Mungkin karena kedinginan, Kamu ganti baju dulu ya, tadi kakak udah minta bibi buat bantu kamu, kakak ke atas mau ganti baju juga”

Alya hanya mengangguk walau dia dapat melihat wajah suaminya sangat pucat.

Setelah Kenan keluar dari kamar, Pras langsung mengikuti laki-laki itu naik ke atas, sementara bi Rum masuk kedalam kamar Alya untuk membantu Alya berganti pakaian.

“Tuan tidak apa-apa ??”

“Bantu aku ke kamar mandi Pras !! Aku mau muntah”

“Baik tuan”

Dengan cekatan Pras langsung memapah Kenan untuk ke kamar mandi, di sana Kenan langsung memuntahkan isi dalam perutnya, ini yang dia tidak suka dirinya akan menjadi lemah saat dirinya kehujanan.

“Tuan apa perlu kerumah sakit ??”

Kenan menggeleng, dia tidak mau istrinya khawatir.

“Sudah tuan ??”

Dan Kenan hanya menjawab dengan anggukan, segera Pras membawa Kenan keluar dari kamar mandi, tidak lupa dirinya membantu Kenan melepaskan pakaian nya.

“Berbaring saja tuan” ucap Pras.

Pria itu sudah seperti ibu bagi Kenan, dia dengan telaten mengurus Kenan.

Pras sangat menyayangi Kenan, baginya dia berhutang nyawa kepada Kenan karena dulu dia di selamatkan oleh Kenan saat di kejar oleh penjahat, saat itu mungkin usia Pras baru sekitar 10 tahun.

Dengan suka rela Kenan mengajak Pras masuk kedalam mobilnya walau dia tau kalau Pras hanyalah seorang gelandangan, bahkan pakaian yang di kenakan Pras saja sudah robek, dan disana lah Kenan menjadikan Pras teman nya.

“Pras perutku sakit sekali” rintih Kenan kemudian.

*

*

*

...**LIKE DAN KOMEN...

...ADD FAVORIT...

...RATE BINTANG LIMA...

...TERIMA KASIH**...