Ketika hati mencoba berpaling.. namun takdir mempertemukan kita di waktu yang berbeda. Bahkan status kita pun berubah..
Akankah takdir mempermainkan kita kembali? ataukah justru takdir menunjukkan kuasanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SUNFLOWSIST, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34. MULAI MEMBUKA HATI
"Kakek sudah memberitahuku. Aku harap kita bisa menerima satu sama lain. Baik itu kelebihan maupun kekurangan kita. Mulai sekarang kita tata hidup baru kita dengan baby Zayn."
Naya merasa terharu dengan perkataan Wira barusan. "Apakah ini memang bukti kuasa dari Tuhan? Ataukah ini memang sudah waktunya bagiku berbahagia dan melupakan semua kenangan pahitku di masa lalu? Maaf Devan.. Kali ini aku menyerah.." tanpa terasa air mata luruh begitu saja tanpa bisa ia tahan.
"Sayang ... Nay.. Kamu kenapa? Apa ada ucapanku yang menyakitimu?" ucap Wira dengan nada paniknya.
Perlahan Wira menepikan mobilnya di tepi jalan raya. Digenggamnya jemari tangan Naya dengan penuh kelembutan." Sayang aku minta maaf kalau ada ucapanku yang menyakitimu. Sungguh ..aku tidak bermaksud.." ucap Wira dengan nada penuh penyesalan.
"Maafkan aku mas ... Maukah mas Wira menungguku dengan sabar? Mungkin aku tidak bisa secepat itu membuka hatiku, tapi aku berjanji akan belajar menerima kehadiran Mas Wira dalah hidupku." ucap Naya dengan berderai air mata.
Naya berjanji akan belajar menerima kehadiran Wira di dalam hidupnya. Mungkin inilah waktu yang tepat baginya untuk move on dari Devan. Mencoba bangkit dan menerima orang baru dalam hidupnya sebagai tahap awal baginya untuk melangkah lebih maju. Apalagi sekarang sudah ada baby Zayn dalam kehidupannya. Mau tidak mau, suka dan tidak suka ia harus melangkah lebih jauh demi masa depan yang lebih indah.
Grep...
Dengan cepat Wira membenamkan tubuh Naya ke dalam pelukannya. "Terima kasih sayang ... Aku berjanji akan selalu membahagiakanmu, aku tidak akan pernah membuatmu meneteskan air mata lagi." ucap Wira dengan suaranya yang parau menahan tangis.
Setelah beberapa jam kemudian, akhirnya mobil Wira sampai juga di lobby rumah sakit. "Mas .. apa telah terjadi sesuatu pada Zayn?" ucap Naya dengan kepanikannya.
"Tidak terjadi apa - apa. Zayn dalam keadaan baik - baik saja. Hanya saja.. stok persediaan asi nya hilang entah diambil oleh siapa. Malam ini juga aku akan mengurus kepulangan Baby Zayn, karena aku merasa disini sudah tidak aman lagi."
Kedua pasangan itu berjalan beriringan diantara lorong - lorong rumah sakit. Suasana begitu sepi. Hingga kemudian mereka sampai di depan ruangan inkubator. Melihat kedatangan Wira, suster Ika pun keluar dari ruangan itu.
"Suster bagaimana keadaan baby Zayn? Apa dia masih rewel?"
"Baru saja tertidur dok. Tadi sempat rewel sesaat. Tapi sekarang sudah tertidur lagi."
"Naya tetaplah disini, aku akan mengecek CCTV sebentar. Aku ingin memastikan suatu hal terlebih dahulu."
Langkahnya penuh kemantapan. Menyusuri koridor rumah sakit itu dan bergegas menuju ke ruang keamanan.
"Pak ... Tolong berikan rekaman CCTV hari ini di ruangan inkubator. Sekarang juga." ucap Wira dengan wajah dinginnya.
"Tapi pak.. Itu sudah menyalahi aturan dari yayasan. Saya tidak bisa memberikannya." ucap security dengan penuh ketegasan.
"Baiklah aku yang akan menelepon ketua yayasan sekarang juga dan bilang kalau security disini kerjanya tidak becus. Dia menutupi pemeriksaan bukti kejahatan yang ada."
"Jangan .. Jangan dok. Baiklah saya akan mengambilnya." ucap security dengan nada paniknya.
Satu persatu file CCTV Wira periksa. Bahkan rekaman kejadian malam naas saat itu dimana Naya dikurung dan dipaksa meminum obat peluruh kandungan. Namun sayang.. Semuanya file CCTV tidak menunjukkan adanya kejahatan ataupun penganiayaan.
"Sialan.. Kenapa bisa tidak ada? Apa semua ini ulah Laras? Ternyata dia sudah prepare hingga sedetail ini. Aku tidak boleh diam saja. Aku harus melakukan sesuatu untuk melindungi Naya dan zayn." ucap Wira dengan sorot matanya yang tajam.
Dengan cepat Wira berjalan kembali ke ruang inkubator untuk kembali menemui Naya. "Ayo kita pulang, dan bawa baby zayn.. Aku akan mengurus administrasinya terlebih dahulu."
Sorot mata Wira begitu teduh meski terlihat jelas seberapa lelahnya dia hari ini. Namun sedikitpun Wira tidak marah ataupun membentaknya.
"Mas.. Sebaiknya aku pesan taksi online saja. Aku tahu kamu pasti sangatlah lelah." ucap Naya dengan tatapan sendu.
"Cukup.. Aku tidak ingin ada penolakan. Bagiku kamu sangatlah berharga. Jadi menurutlah. Aku tidak mau terjadi apa - apa denganmu."
Dokter Wira pun beranjak dari hadapan Naya dan menuju ke bagian administrasi. Sedangkan Naya.. dia ditemani suster Ika packing baju dan beberapa perlengkapan bayinya.
"Jadi benar dokter Wira menyukaimu Naya? Apa kamu akan menikah dengan dokter Wira?" tanya suster Ika dengan wajah penasarannya.
"Menurut suster gimana baiknya?"
"Tapi bukankah dokter Wira itu bertunangan dengan dokter Laras? Bahkan mereka pernah melakukannya di ruangan dokter Wira." ucap suster Ika dengan setengah berbisik.
"Melakukan apa suster Ika? Apa begini kerjaanmu sebagai suster? Sukanya bergosip.. "ucap Wira dengan nada ketusnya.