NovelToon NovelToon
Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Mengulang Waktu Untuk Merubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Raja Tentara/Dewa Perang / Kelahiran kembali menjadi kuat / Romansa Fantasi / Time Travel / Reinkarnasi / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Wira Yudha Cs

Di kehidupan sebelumnya, Max dan ibunya dihukum pancung karena terjebak sekema jahat yang telah direncanakan oleh Putra Mahkota. Setelah kelahiran kembalinya di masa lalu, Max berencana untuk membalaskan dendam kepada Putra Mahkota sekaligus menjungkirbalikkan Kekaisaran Zenos yang telah membunuhnya.
Dihadapkan dengan probelema serta konflik baru dari kehidupan sebelumnya, mampukah Max mengubah masa depan kelam yang menunggunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wira Yudha Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 PERTARUNGAN

Binatang suci yang gagal mencapai ranah dewa biasanya akan mengamuk marah karena usahanya yang sia-sia. Begitupula yang dialami oleh ular tanah yang sudah lama bertapa di bawah tanah Desa Willow. Dia gagal mencapai ranah dewa setelah bertapa lebih dari ratusan ribu tahun. Hari ini, kegagalannya membuatnya murka hingga kehilangan kendali atas kontrol diri.

Ketika mata tajamnya menatap para manusia yang berada jauh darinya, ular itu membuka mulut dan mengeluarkan auman yang sangat mengerikan. Setelah itu, dia mengibaskan ekor dan hampir semua rumah warga ambruk ke permukaan tanah.

Seorang pemuda berusia 20 tahunan yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata daripada pemuda lainnya di desa ini, diam-diam melarikan diri sangat jauh dari lahan pertanian. Meski dia takut setengah mati, dia masih tetap berusaha untuk tenang. Setelah jauh dari orang-orang, dia mengeluarkan batu biasa dan batu merah yang dapat dijadikan sebagai Suar.

Pertama dia mengambil kuda-kuda dan melemparkan batu merah ke udara. Lemparan itu sangat tinggi. Namun, mata pemuda itu masih dapat melihat batu merah yang ia lempar. Setelah itu, dia kembali fokus dan melemparkan batu biasa dengan sekuat tenaga. Seakan surga mendengar jeritan hatinya, batu biasa itu segera bertabrakan dengan batu merah. Hingga batu merah pecah dan bubuk merah menyala berterbangan di udara.

Bubuk merah itu sangat terang hingga menutupi warna awan. Seakan awan yang telah berubah warna menjadi merah cerah. Itu bahkan dapat dilihat dengan mata telanjang dari jarak jauh. Bubuk merah yang dilemparkan pemuda itu adalah tanda untuk meminta sebuah pertolongan. Hal ini sudah diajarkan secara turun-temurun di wilayah Utara.

Para prajurit yang menjaga keamanan ibu kota yang melihat awan merah segera menugaskan beberapa ksatria sihir untuk memeriksa. Tentu saja juga ada yang melapor kepada sang penguasa.

Namun, laporan prajurit biasa kalah cepat dibandingkan dengan laporan dari prajurit bayangan yang ada hampir di setiap sudut wilayah. Seorang prajurit bayangan telah tiba di depan meja kerja Duke Arthur Froger. Setelah memberikan salam singkat dia segera melaporkan situasi di Desa Willow.

"Yang Mulia, seekor ular tanah telah muncul di Desa Willow dan mengamuk. Banyak korban jiwa berjatuhan. Diyakini ular tersebut merupakan binatang suci yang telah gagal mencapai ranah dewa. Beberapa ksatria sihir serta prajurit bayangan sudah ada yang tiba di sana. Namun, saya khawatir mereka tidak akan bisa mengatasi ular itu. Saya rasa, kita harus menggunakan busur cahaya, Yang Mulia."

Arthur yang sedari pagi mengalami firasat buruk dibuat tertegun ketika mendengar berita ini. Ternyata inilah yang terjadi. Arthur cukup gelisah dibuatnya. Dia sendiri tahu betapa kuatnya binatang suci yang mengamuk. Apalagi jika binatang suci itu memasuki fase kehilangan kontrol diri setelah gagal mencapai ranah dewa. Itu sangat berbahaya. Arthur bahkan sangsi bawa dia bisa mengalahkan binatang itu.

Sementara busur cahaya yang dikatakan oleh prajurit bayangan adalah pusaka milik Arthur yang telah diberkati oleh dewa cahaya. Panah apa saja yang digunakan untuk menembak dengan busur itu akan dapat menyegel dan membunuh sasaran. Namun, efek yang dihasilkan juga akan sangat dahsyat dan berbahaya. Arthur takut, jika dia menggunakan pusaka itu maka warganya yang akan menjadi korban.

"Kerahkan semua ksatria sihir dan evakuasi penduduk sejauh mungkin dari desa itu. Aku akan segera tiba di sana." Begitu perintah itu jatuh, Arthur sudah menghilang dari meja kerjanya. Prajurit bayangan yang menerima perintah juga ikut menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Sementara itu, Max yang masih berada di gerbong kereta kuda juga tak sengaja melihat awan merah. Kedua pengawalnya dengan kompak menghentikan kereta kuda. Max bingung akan reaksi ini. Orang-orang di jalanan bahkan juga berhenti melakukan aktivitas dan menatap awan merah dengan wajah cemas.

"Apa yang terjadi?" tanya Max. Dia keluar dari gerbong dan berdiri di samping kuda kendali.

"Seseorang telah menggunakan suar untuk meminta pertolongan," ujar Yas, salah satu pengawal Max sembari turun dari kursi kusir.

Hainry yang melihat awan merah itu tertegun cukup lama. Sebab, arah awan merah itu berada cukup dekat dengan Desa Willow. Mau tak mau Hainry jadi mengkhawatirkan kakek dan neneknya yang masih ada di sana.

"Di lihat dari tempatnya berada, saya rasa itu tak jauh dari Desa Willow," ucap Hainry dengan nada getir ketika dia juga ikut turun dari kereta kuda.

Max cukup peka dengan kekhawatiran pengawalnya itu. Sedari tadi Hainry tidak lepas menatap awan merah. Bahkan matanya menunjukkan kecemasan yang sangat kentara.

"Seberapa jauh Desa Willow dengan posisi kita saat ini?" tanya Max sembari memperhatikan beberapa orang dengan zirah perak melompati atap rumah satu ke atap rumah lainnya. Mereka melompat begitu cepat. Max mengira orang-orang ini pastilah pasukan tempur wilayah Utara yang diutus untuk segera pergi ke Desa Willow.

Yas segera menjawab pertanyaan sang tuan ketika juga mendapati ekspresi cemas dari rekannya. "Jika kita melanjutkannya dengan kereta kuda, itu akan memakan waktu setengah batang dupa."

Mendengar hal ini, Max tahu jarak dari sini ke Desa Willow masih cukup jauh. Saat kedua pengawalnya memfokuskan pandang menatap awan merah, Max mundur satu langkah. Pemuda itu memejamkan mata sembari menajamkan semua indranya. Suara-suara manusia silih berganti memasuki telinga pemuda itu.

Saat pertama kali mendengar banyak suara sekaligus, Max merasa kepalanya akan segera pecah. Namun, dia kembali fokus untuk mendengarkan setiap suara. Di antara suara-suara percakapan biasa, samar-samar Max dapat mendengar jerit tangis keputusasaan dan permintaan tolong. Terlebih dari itu, tubuh Max meremang seketika saat dia mendengar suara auman yang sangat tajam.

"Tuan, apa Anda baik-baik?" Yas yang melihat Tuannya mengernyitkan dahi dengan mata tertutup segera menghampiri Max dengan cemas.

Max mengendurkan konsentrasi, lalu melepaskan fokusnya. Dia kembali sadar dan segera membuka mata. "Aku baik-baik saja. Carilah tempat untuk menunggu. Aku akan pergi ke Desa Willow tanpa kereta kuda."

Belum sempat Yas dan Hainry bereaksi, Max sudah melompat ke atap rumah warga yang ada di sekitar. Hainry baru saja hendak memanggil. Namun, sang tuan telah melompat begitu cepat ke atap rumah lain dan segera menghilang dari pandangan. Mereka dibuat terperangah olehnya.

"Yas, siapa Tuan kita sebenarnya? Gerakannya lebih lincah dari ksatria sihir yang sudah bergegas," ujar Hainry dengan kepala masih mendongak menatap atap rumah pertama yang dilompati sang tuan.

Yas menggeleng sebelum menanggapi. "Siapapun dia, beliau pasti bukan orang biasa."

Di sisi lain, ksatria sihir yang telah diutus oleh Duke Arthur Froger telah tiba di Desa Willow. Mereka menatap miris pemandangan desa yang telah porak-poranda. Mayat-mayat warga bahkan tergeletak di tanah dengan organ tercerai-berai. Ular tanah itu masih mengamuk secara membabi buta.

Para ksatria sihir segera membagi tugas. Sebagian ada yang langsung mencari warga selamat dan segera mengevakuasi. Sebagian lagi ada yang langsung memberikan serangan fisik pada ular tanah.

"Rose! Sepertinya kita harus gunakan segel empat menara!" Teriak seorang ksatria sihir yang baru saja terpental akibat Auman sang ular tanah.

Rose, satu-satunya wanita yang mendedikasikan diri menjadi ksatria sihir di wilayah utara. Wanita itu menatap rekannya yang menyeka darah di sudut bibir. Dia mengangguk singkat tanda setuju akan usul yang diberikan. Tangannya memegang pedang terkepal erat. Wanita itu menatap tajam ke arah reptil yang masih bertarung dengan rekan-rekannya.

"Segel empat menara membutuhkan waktu persiapan yang cukup lama. Ulur waktu untukku," perintah Rose kepada rekannya itu.

Sang rekan mengangguk dan segera memberikan komando kepada ksatria sihir yang lain untuk terus fokus menyerang. Sementara Rose langsung melompat menjauhi medan pertempuran.

Ular tanah itu sangat kuat. Dia mengibaskan ekornya pada ksatria sihir dengan mudah. Namun, ksatria sihir yang diutus bukanlah ksatria biasa yang mudah menyerah. Mereka terus mengeluarkan kemampuan terbaik untuk melukai ular tanah. Salah satu ksatria mengulurkan tombak bermata tajam dan menghunuskannya tepat di leher bagian bawah.

Ular tanah itu terlambat bereaksi. Tombak yang tertancap segera mengeluarkan sinar biru terang dan mulut dengan ratusan gigi runcing itu pun perlahan-lahan membeku. Tubuh sang ular menggeliat kesakitan. Ksatria sihir yang berhasil menancapkan tombaknya segera melompat turun ke permukaan tanah. Dia memerintahkan rekannya untuk menjauh dari area itu.

Tanah bergetar. Ular terus meronta dengan kepala dan mulut yang membeku. Sisik hitam mengkilap di tubuh ular itu perlahan menegang. Dengan satu kali sapuan ekornya, beberapa sisik terlepas dari badan dan segera sisik-sisik itu melesat bak anak panah menuju para ksatria sihir yang berada di posisi berbeda.

"Ubah sihir kalian menjadi sihir pertahanan!" Teriak salah satu ksatria sihir.

Segera mereka membentuk perisai di depan tubuh masing-masing dengan memadatkan energi sihir, hingga sisik-sisik yang melesat ke arah mereka terpental karena terkena perisai.

"Rose! Apakah persiapannya sudah selesai?!" teriak Roland sembari mempertahankan perisai cahaya di depan tubuhnya.

1
Dewiendahsetiowati
hadir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!