Tiga orang remaja yang merupakan kembar tiga bersekolah di Smith internasional school. Mereka bukan manusia biasa tapi tiga kembar yang memiliki Indra keenam dan mampu melawan para makluk halus dengan kemampuan mereka.
Bisakah mereka menolong banyak orang dengan kemampuan mereka itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridwan01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bincang pagi
Di rumah Samuel.
"Kak Zaki kenapa tidak makan?" Tanya Aurora
Zaki terus cemberut saat Langit dengan manja meminta Aurora menyuapinya dengan alasan tangannya sakit karena mencabut taring mahluk semalam.
Langit bahkan terus mengolok Zaki yang tidak di suapi Aurora dan memasang senyum menyebalkan di depan wajah Zaki.
"Bang Zaki masih pusing" jawab Zaki pura pura lemas
"Jangan percaya Ola, itu drama" ucap Langit saat melihat wajah Aurora sudah kasihan pada Zaki.
"Aaa nih Ola suapi juga" bujuk Aurora menyodorkan makanan Langit pada Zaki juga
"Terima kasih" ungkap Zaki menerima suapan dari Aurora
Sekarang giliran Zaki menatap penuh ejekan pada Langit karena dia juga bisa di suapi Aurora, bahkan Langit ingin sekali menampar pipi Zaki kalau usia Zaki tidak lebih tua darinya.
"Anggap itu sedekah dari Langit bang" sinis Langit
Plak.
"Kamu saja makan di rumah Om" sinis Samuel menggeplak kepala Langit
"Kan Langit bawa makanan sendiri Om, lagian ini nasi sama lauk juga banyak, harus berbaik hati pada calon menantu bang Gara" jawab Langit
"Astagfirullah, kalau kamu ada di perumahan ini, pasti setiap hari akan terjadi perkelahian, untung kamu tinggal di tempat Mahesa dan Mandala" gerutu Samuel
"Nanti Langit akan pindah setelah Ola jadi istri Langit, Langit pastikan itu, dan semuanya akan terwujud secepatnya" ucap Langit percaya diri
"Mimpi, jangan harap kamu bisa mendapatkan Ola" sinis Zaki
"Kamu jangan kaget Vika, mereka memang sering berdebat kalau berebut perhatian Aurora, kamu bersiap saja, nanti siang kita berangkat ke Ciremai, Zaki tidak bisa mengantarkan kamu jadi Om dan Om Hendra yang akan antar kamu kesana" ucap Samuel karena Vika terlihat takut melihat Langit
"Iya Om, terima kasih" jawab Vika tersenyum senang
"Apa tidak apa apa dia pergi dengan papa?" Tanya Langit berbisik
"Nggak apa apa, nanti di pesantren, Vika akan belajar ilmu ikhlas" jawab Aurora
"Tapi Om nggak mau belajar ilmu ikhlas, Om nggak mau ikhlaskan kamu untuk orang lain apalagi sama dia" tunjuk Langit pada Zaki
"Dasar pemaksa" cibir Zaki yang bisa mendengar bisik bisik Langit dan Aurora
"Assalamu'alaikum.. Gafi mau minta makan" sapa Gafi naik ke atas rumah Samuel
"Wa'alaikumussalam, sini Tante masak nasi goreng ayam" jawab Kamila
"Om, main yuk, ke tempat om Peter, Gafi mau lihat dia dengan Andromeda dan Altair" ajak Gafi.
"Nanti siang saja, soalnya kasus ini cukup rumit, semua anggota tubuh Peter tidak bisa di ambil terutama tangan yang ada di kelas Andromeda, karena sudah menyatu dengan coran dan juga posisinya tidak pasti dimana" jawab Zaki.
"Maksudnya?" Tanya Samuel
"Om Brandon bilang, Abram lupa dimana dia membuang bagian tubuh Peter, karena tempat tempat yang dia tunjuk sekarang sudah menjadi bangunan permanen, hanya bagian kaki kirinya saja yang bisa di temukan di sebuah kotak yang dia kubur di pinggir pabrik kosong" jawab Zaki.
"Berarti om Peter nggak bisa beristirahat dengan tenang dong bang?" Tanya Aurora
"Jika dia ikhlas, insya Allah dia akan tenang di alamnya" jawab Zaki
"Qorin om Peter kan ada di rumahnya, kalau kita bawa bisa nggak ya, satu persatu bagian tubuh yang mungkin terpisah itu?" Tanya Gafi
"Nggak tahu juga, coba saja, tapi sepertinya tidak bisa karena setelah tahu tubuhnya ada dirumahnya, tangannya nggak bisa pergi dari kelas kita" jawab Aurora
"Memangnya Peter itu siapa? Apa dia Tampan?" Tanya Langit
"Nggak tahu, yang lihat wajahnya kan bang Gafi" jawab Aurora
"Bang Gafi kan cuma bisa lihat bayangan saja, kamu dan Altair yang bisa lihat bentukannya" jawab Gafi melirik Langit.
"Kamu jangan lihat dia ya, Om curiga dengan tatapan mencurigakan Gafi" bujuk Langit
"Dia tampan, Abang sempat lihat wajahnya di foto yang di berikan polisi ke kantor bang Zaki" balas Zaki
"Om, boleh pukul bang Zaki nggak? Langit ijin pukul sekali saja" ucap Langit sopan
"Nggak boleh" jawab Samuel dan Zaki terkekeh
"Gafi, kamu pegang saja yang namanya Peter itu, jangan sampai kamu pertemukan Ola dengan dia" pinta Langit
"Memangnya kenapa Om, Ola malah suka sama tangannya, dia bilang imut" tanya Gafi dan Zaki tertawa puas saat melihat wajah cemburu Langit.
"Nggak salah kamu cemburu sama hantu?" Tanya Zaki
"Bang Zaki nggak tahu ya, hantu itu bahkan bisa berubah wujud jadi idola Ola, siapa itu namanya Yang sering main di Drakor, yang Ola sering senyam senyum sendiri kalau lihat dia?" Tanya Langit
"Park Bo Gum om" jawab Gafi
"Nah itu park bogem" jawab Langit
"Om Langit! Namanya salah" protes Aurora
"Iya yang itu, Om kan nggak suka dia jadi nggak perlu tahu juga, cukup tahu Ola saja" jawab Langit
"Eeaaaa" ledek Gafi dan Samuel
Nguung..
Akh..
Zaki menyentuh telinganya karena terus berdengung dan masih terdengar samar samar suara sosok monyet itu terus berbisik di telinga Zaki.
"Zaki, bawa taringku dan bergabung bersamaku"
"Lawan bang, dia sengaja melakukan itu karena tahu kalau bang Zaki adalah wadah yang kuat untuknya" ucap Gafi
"Sini Langit bisikin sesuatu, sini bang" ucap Langit dan Zaki mendekat
"Hei setan laknat! Lo laki atau banci, kenapa nggak berani berhadapan langsung sama gue! Kalau Lo takut mending Lo pakai bikini saja, badan Lo yang penuh bulu cocok pakai bikini warna pink" bisik Langit dan Zaki tertawa
"Dia pasti marah dan akan bertapa cukup lama, selama itu bang Zaki terus perkuat pagar diri bang Zaki, sudah di ajari om Rian kan" Ucap Langit
"Iya, terima kasih, bang Zaki akan berusaha jadi lebih baik lagi, agar bisa jadi lebih kuat" ungkap Zaki
Mereka selesai sarapan dan Gafi mengajak Aurora pulang, sementara Langit di telepon Mandala untuk mengurus masalah yang ada di kantornya, dan dengan berat hati harus membatalkan acara jalan jalannya bersama Aurora.
..................
Di rumah Adrian
"Mas, coba kamu tanya Delisha, dia akhir akhir ini sering murung" bisik Sari
"Itu masalah cinta Sari, aku tidak bisa menasehati Delisha, masalah hati itu adalah sesuatu yang tidak bisa di paksakan" jawab Adrian.
"Aku takut nanti dia nekat dan membuat kita semakin khawatir" ucap Sari
"Insya Allah dia akan selalu dalam lindunganNYA" balas Adrian
Dia juga tahu kalau Delisha menyukai Laut, karena setiap dia membuat sesuatu pasti nama Laut akan selalu dia dahulukan, tapi jika hati laut tidak tertambat padanya, Adrian bisa apa.
"Delisha boleh papa menceritakan sebuah kisah?" Tanya Adrian menghampiri Delisha yang sedang duduk di samping makam Nur.
"Tentang apa pa?" Tanya Delisha
"Tentang om Irsyad" jawab Adrian
"Om Irsyad? Papa kandungnya kak Safira?" Tanya Delisha
"Iya" jawab Adrian