NovelToon NovelToon
Claimed By Mister Mafia

Claimed By Mister Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Romantis / Cinta Terlarang / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.4k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Amy pindah ke Bordeaux -sebuah kota Indah di Prancis, dan berteman dengan Blanche Salvator yang ternyata merupakan anak dari seorang Mafia paling di takuti bernama Lucien Beaufort.
Dengan wajah yang karismatik, mata biru dan rambut pirang tergerai panjang, Lucien tampak masih sangat muda di usia 35 tahun. Dan dia langsung tertarik pada Amy yang polos. Dia mendekati, merayu dan menggoda tanpa ampun.
Sekarang Amy di hadapkan pilihan : lari dari pria berbahaya yang bisa memberinya segalanya, atau menyerah pada rasa yang terus mengusiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amy cemburu?

“Ah! Satu jam lagi, kelasku di mulai. Kita harus kembali sekarang juga, Luce!” pekik Amy kaget saat melihat jarum jam di arloji yang melingkari pergelangan tangan Lucien.

Lucien melirik jam tangannya, “benar juga! kita terlalu asyik menikmati makanan sampai lupa waktu,” gumamnya dengan senyum riang –tanpa penyesalan sama sekali.

“Aduh bagaimana ini! aku harus kembali ke asrama dulu, Blanche bisa curiga kalau aku masih memakai baju yang sama dengan kemarin,” ucap Amy.

Lucien menggeleng, “sepertinya tidak akan cukup waktu, sayang. Kalau tidak salah, di dekat sini ada butik yang mungkin sudah buka, kita bisa membeli baju untukmu lebih dulu.”

“Serius? Sudah buka? Di jam tujuh pagi?” tanya Amy tak percaya.

“Kalau belum buka, kita bisa buka paksa,” jawab Lucien santai, lalu bangun dari duduknya dan meraih jemari Amy untuk mengikutinya.

“Sekarang, pakai saja dulu baju lamamu. Kau tidak akan keluar hanya mengenakan bathrobe ini, kan?” tanya Lucien dengan nada jail dan lirikan nakal ke arah Amy.

Amy mengerucutkan bibirnya, lalu bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti baju.

Setelah selesai berganti baju, Lucien langsung mengajak Amy untuk check out dari hotel. Saat di lobi,terjadi sedikit pertengkaran kecil. Karyawan resepsionis  sudah diberi pesan oleh pemilik hotel untuk memberikan pelayanan secara Cuma-Cuma pada Lucien, tapi Lucien tidak mau dan bersikeras membayar kamar hotel yang di gunakan semalam.

Amy bahkan sampai menutup wajahnya karena malu.

“Bilang pada Durand, kalau aku tidak boleh bayar, aku tidak mau menginjakkan kakiku lagi di Hotel ini!” ancam Lucien akhirnya, yang tentu saja membuat karyawan itu patuh dan akhirnya menurut. Dia menerima black card milik Lucien, menggeseknya di mesin EDC sambil menghela napas setelah itu mengembalikan kartu itu pada pemiliknya.

“Merci Monsieur Beaufort, semoga Anda menikmati pelayanan kami dan kami tunggu kedatangan Anda selanjutnya,” ucap si karyawan dengan sangat sopan.

Lucien mengangguk, lalu mendekati Amy, meraih tangannya dengan lembut dan menuntunnya keluar dari lobby Hotel yang sangat mewah itu. Tentu saja di antar oleh tatapan penuh rasa penasaran para penghuni hotel yang saat ini berada di lobby.

“Di mana letak butiknya?”  tanya Amy saat sudah berada di dalam mobil Lucien.

“Kira-kira sepuluh menit dari sini, sayang,” Lucien mendekat, menarik sabuk pengaman milik Amy dan menguncinya.

Amy terdiam, sempat menahan nafas sejenak, karena dia mengira Lucien bakal menciumnya, tapi ternyata dia hanya mendekat untuk menarik sabuk pengaman. Entah kenapa ada sedikit perasaan kecewa terselip di relung hati Amy, namun Amy langsung membuangnya jauh-jauh. Gila apa! Kenapa sekarang Amy malah jadi seperti cewek jablay, sih! 

Lucien sepertinya tau, apa yang sempat di pikirkan Amy barusan, dan dia hanya tersenyum tipis.

“Kita berangkat,” Lucien mulai memutar stir mobilnya dan dengan perlahan mobil mewahnya melaju meninggalkan hotel bakal istana yang telah membuat Amy seperti seorang putri untuk semalam.

Amy menghela masih tak rela meninggalkan hotel mewah itu, matanya masih terpaku pada spion –menatap pantulan bangunan mewah itu. Amy dulu pun sering bepergian dengan kedua orang tuanya, menginap di hotel tapi belum pernah menginap di tempat semewah itu. Kekayaan Lucien benar-benar berada di level yang jauh berbeda dari papa Amy. Apakah semua mafia sekaya itu?

"Kenapa?” tanya Lucien, sesekali dia melirik Amy yang masih sibuk menatap spion luar mobilnya.

"Eh? Kenapa?”

Lucien terkekeh, “Ada apa denganmu? Kamu masih ingin menginap di hotel itu?” tanya Lucien tepat sasaran.

Amy meringis malu, “hotelnya nyaman sekali,” ucapnya malu-malu.

“Kalau mau, weekend nanti kita menginap lagi di sana. Kita bisa menginap tiga malam dua hari,” jawab Lucien dengan begitu santainya. Seolah biaya menginap di hotel itu sangat murah, seharga Churros.

“Ti-tidak perlu… biayanya pasti sangat mahal,” ucap Amy.

Lucien tergelak, “jangan pikirkan itu, sayang. Asal kau senang, berapapun bukan masalah buatku. Oh iya, atau libur musim dingin nanti, kita ke Paris menginap selama satu minggu di hotel terbaik di sana sambil memandangi menara Eiffel setiap malam. Bagaimana, kau mau?” 

“Dengan Blanche?”

Lucien mengerutkan alisnya, "Non! Buat apa mengajak Ache! Hanya kita berdua sayang," ucap Lucien sambil menciumi punggung tangan Amy yang dia genggam terus sedari tadi.

Amy tersedak ludahnya sendiri. Satu minggu menginap di Hotel berdua saja dengan Lucien? tidak mungkin mereka tidak berbuat yang aneh-aneh. Amy menggelengkan kepalanya sambil meringis takut. "Se-sepertinya tidak… tapi, terima kasih…” 

Lucien tergelak, “seharusnya aku mengajak menikah dulu sebelum mengajakmu jalan-jalan ke Paris, ya?” gumamnya.

Amy pura-pura tak dengar, dia menoleh menatap keluar jendela. Bingung harus menjawab apa pada pernyataan Lucien barusan. Menikah secepat ini? tak mungkin! Dia masih punya cita-cita yang harus dicapai. 

"Di mana butiknya?” tanya Amy berusaha mengalihkan pembicaraan.

Lucien tersenyum tipis sebelum menjawab, di depan sana…" tepat setelah itu Lucien menghentikan mobilnya dan parkir tepat didepan sebuah butik yang tampak sederhana dari luar.

"Butiknya memang kecil, tapi banyak baju yang lumayan di dalamnya. Blanche juga sering belanja di sini,” ucap Lucien sambil keluar dari mobilnya. Dia berjalan memutari mobilnya, lalu membukakan pintu untuk Amy, dan menuntunnya keluar.

Saat mereka berdua sudah berdiri didepan pintu kaca butik, tiba-tiba seorang wanita paruh baya –mungkin seumuran dengan Lucien, buru-buru membukakan pintu. Dia terlihat masih berantakan dengan rambut acak-acakkan dan rol rambut masih menempel di poninya. Dan yang menarik perhatian Amy adalah, wanita ini membuka butiknya dengan hanya mengenakan gaun tidur super tipisnya, dan jubah tidurnya pun dibiarkan terbuka begitu saja. Mempertontonkan bayangan yang ada di dalam sana dengan begitu jelas.

"Monsieur Beaufort! Maafkan Saya, silahkan masuk dan memilih baju yang anda inginkan,” ucap wanita itu sedikit gugup. Tapi di tengah kegugupannya dia masih menyempatkan menyibakkan jubah tidurnya untuk menunjukkan d4d4 besarnya yang tak dibalut apapun di dalamnya –pada Lucien.

Amy menahan nafasnya –geram. 

"Maafkan aku Margarita, aku pasti mengganggu tidurmu?” ucap Lucien sambil berjalan masuk ke dalam butik. Tangan Lucien masih setia berada di belakang pinggang Amy, membimbingnya dengan lembut untuk ikut masuk. Dia terlihat tak me-notice godaan yang ditunjukkan Margarita padanya.

Sikap itu tentu sangat menarik perhatian Margarita, dia bahkan membelalakkan matanya melihat betapa perhatian Lucien yang terkenal dingin pada wanita ini. Benar-benar sesuatu yang jarang terlihat –bahkan tidak pernah dilakukan oleh Lucien Beaufort!

“Pilihlah yang kamu mau, sayang,” bisik Lucien Dengan lembut tepat di telinga Amy.

Amy mengangguk sambil merona. Lalu dengan cepat dia mulai memilih-milih baju yang sesuai dengan keinginannya. Setelah mendapatkan semua yang dia mau, Amy segera masuk ke ruang ganti dan mengganti baju yang sudah bau keringat itu dengan baju barunya.

Lucien tampak terpana saat Amy keluar dari ruang ganti. Amy terlihat cantik dan segar mengenakan sweater  warna hitam yang menempel sempurna di tubuh langsingnya, dipadukan skinny jeans dengan warna senada dan juga syal tebal warna putih melilit lehernya.

“Pakai ini saja, ya? ayo, waktunya sudah mepet,” pinta Amy, agar Lucien segera membawanya pergi dari butik ini. Bukan saja karena kelasnya hampir di mulai, tapi Amy benar-benar terganggu dengan tingkah Margarita yang seolah ingin menarik perhatian Lucien.

Lucien berdehem beberapa kali, lalu berjalan menuju meja kasir untuk membayar.

"Berapa semuanya Margarita” tanyanya santai sambil mengambil dompet dari saku belakang celananya.

"Untuk anda, gratis monsieur,” Margarita mengerling nakal pada Lucien, menatap lekat wajah tampan Lucien sambil menggigit bibirnya sendiri.

Sikap centil itu tentu saja tak luput Dari mata tajam Amy.

Lucien sendiri tampak tak menghiraukannya, dia mengeluarkan tiga lembar pecahan lima ratus Euro dari dompetnya dan meletakkannya di meja kasir, terima kasih, Margarita,’ ucapnya sambil menoleh ke arah Amy lalu mengulurkan tangannya. “Ayo chérie."

Amy tidak menerima uluran tangan Lucien, dia malah mendekat dan melingkarkan tangannya di pinggang lelaki tampan yang terus menarik perhatian wanita paruh baya itu. “Kita harus cepat, sayang. Aku buru-buru” ucap Amy dan tentu saja membuat Lucien terdiam sejenak tapi akhirnya dia tersenyum.

Setelah masuk ke dalam mobil, Amy terlihat bersungut-sungut kesal. "Kau, nggak boleh lagi datang ke butik ini! Jangan pernah!" Ketusnya.

Lucien tergelak, "kenapa?” tanyanya penasaran.

“Dada pemilik butik itu terlalu besar! Bisa-bisa kau tenggelam di dalamnya!”

Lucien tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan sinis Amy.

"Dia juga centil sekali! kenapa sih, kayak perempuan gatel begitu! Memangnya dia nggak punya suami di rumah? garuk aja tuh suaminya kalau gatel!" Lanjut Amy dengan bibir mengerucut kesal.

"Kamu cemburu, sayang?” tanya Lucien dengan senyum mengembang di bibirnya.

“Aku? Cemburu? Heh! Tidak mungkin!" Amy melipat kedua tangannya di dada, lalu memalingkan wajahnya ke luar jendela. Tak mau menatap Lucien atau membiarkan Lucien tau jika wajahnya memerah karena kesal.

1
sunshine wings
Semoga cepat sembuh ya author.. 💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼🤲🏼
Tamie: makasih kk 🥰🥰
total 1 replies
sunshine wings
Akhirnya Amy sadar juga akan perasaannya...❤️❤️❤️❤️❤️💪💪💪💪💪
sunshine wings: 😅😅😅😅😅
total 2 replies
sunshine wings
Aku suka storynya author..
👍👍👍👍👍
👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: makasih kk 🙏🙏🙏
total 1 replies
sunshine wings
Semoga Lucien dan Amy disatukan ya author.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭 aamiin...
total 1 replies
sunshine wings
Nah.. Lengah kan.. 🤨🤨🤨🤨🤨
Tamie: pacaran bae jadilengah 😄
total 1 replies
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Wah! Kembang setaman Amy.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭...
total 1 replies
sunshine wings
hahaha . pawangnya Amy..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: mleyot g tuh 🤭🤭
total 1 replies
sunshine wings
hubungi papanya Blanche, Amy..
sunshine wings
Jangan coba² 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Tamie: belum tau siapa Lucien dia 😏😏
total 1 replies
sunshine wings
Betul apa katanya Amy.. Enak saja ngatain orang yg nggak² 😏😏😏🙄🙄
sunshine wings
Papanya toh..🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭.....
total 1 replies
sunshine wings
Apa mungkinkah pria yg diselamatkan Amy itu ayahnya ato kakanya Blanche?
🤔🤔🤔🤔🤔
Tamie: jàwabannya ada di bab berikutnya 😎🤭
total 1 replies
sunshine wings
Lanjutkan saja Amy.. Kalo orangnya bae sepatutnya gak masalah ya..
Tamie: bener banget, G usah dengerin gosip 😄🤭
total 1 replies
sunshine wings
Semangat Amy 💪💪💪💪💪
Semua akan indah pada waktunya..
Karma tidak akan salah tempat..
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Cepat Amy!!!
Jangan beri kesempatan pada lintah penghisap darah!!!
💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: pasti semua bakal kena balasan satu persatu 😎😎
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!