NovelToon NovelToon
Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Duda / Cintapertama / CEO
Popularitas:21.8k
Nilai: 5
Nama Author: NiSeeRINA

Lucianna Forger adalah seorang pelacur di sebuah klub malam. Walaupun hidup sebagai pelacur, Luci tetap memiliki impian untuk mempunyai suami dan anak.

Malam itu ia bertemu dengan Daniel Radcliffe, orang yang dia target menjadi pelanggan selanjutnya. Setelah melalui malam yang panas di rumah Daniel. Ia malah bertemu dengan tiga anak kembar.

Luci baru saja berpikir kalau dia bermalam dengan suami orang lain. Namun nyatanya Daniel adalah seorang duda. Ini memberikan kesempatan Luci untuk mendekati Daniel.

Sulit untuk mendekati Daniel, Luci pun memilih untuk mendekati anak-anaknya terlebih dahulu.

Apakah Daniel bisa menerima Luci dengan latar belakang seorang pelacur?

__________________________________________
Yang penasaran sama ceritanya silahkan baca🙌

[Warning!! konten dewasa]
[Karya ini hanya fantasi authornya, tidak membawa hal apapun yang berkaitan agama dalam novel ini🙌]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NiSeeRINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[PIAIT] Bab 34 : Membangun Pertemanan

Mentari pagi menyinari bumi dengan kehangatannya, hari Minggu telah tiba. Hari libur yang dinanti-nantikan oleh banyak orang, termasuk Lucianna dan si kembar. Lucianna berniat membawa si kembar ke taman untuk berolahraga bersama, menikmati udara segar dan keindahan alam. Mereka diantar oleh Daniel, yang pagi ini masih harus sibuk dengan pekerjaannya.

"Papa tidak ikut kita olahraga?" tanya Devan dengan raut wajah sedih. Ia sangat berharap bisa menghabiskan waktu bersama papanya di hari libur ini.

"Tidak, Papa ada pekerjaan. Hanya dua jam, pertemuan dengan klien Papa. Setelah itu, Papa akan langsung pulang dan bermain dengan kalian," jawab Daniel, merasa menyesal. Ia sebenarnya sangat ingin menikmati waktunya bersama anak-anak, tetapi dia sudah ada janji hari ini dan tidak mungkin mengingkarinya.

Si kembar terlihat sedih mendengar itu, tetapi mereka juga tahu bahwa pekerjaan orang dewasa itu penting bagi mereka. Jadi, mereka menerimanya walau dengan susah hati.

"Tapi Papa gak ikut olahraga, dong" keluh Devan.

"Iya, olahraga itu sangat bagus untuk tubuh dibandingkan hanya duduk di kursi," timpal Rehan.

"Betul! Kalo Papa terus berolahraga, tubuh Papa akan sama bagusnya seperti kapten Amerika!" seru Revan, memuji tubuh Papanya yang memang sudah terlihat gagah.

"Tubuh Papa kalian sudah seperti kapten Amerika, kok," celetuk Lucianna, diakhiri tawa kecil. Jelas Lucianna mengatakan ini, dia kan sudah pernah melihat Daniel tanpa mengenakan sehelai benang pun.

Daniel langsung menatap sinis Lucianna, sementara Lucianna menatapnya dengan tatapan menggoda sedikit mengejek.

"Tubuh Papa sudah seperti Kapten Amerika? Apa Papa juga punya garis-garis yang keren seperti Kapten Amerika juga?" tanya Devan, dengan kepolosannya.

"Iya! Diperutnya ada garis-garis yang keren dan itu sangat empuk seperti roti bantal," jawab Lucianna. Pertanyaan yang harusnya diperuntukkan untuk Daniel malah dijawab oleh Lucianna. Daniel hanya diam, tidak ingin membalas semua celetukan Lucianna. Akan tetapi, tatapannya tajam ke arah Lucianna seolah mengancamnya untuk tidak berlebihan.

Saat sampai di taman, si kembar berpamitan dengan papa mereka yang akan langsung berangkat ke kantornya. Lalu, mereka masuk ke dalam taman yang ramai dengan orang-orang yang sedang jalan sehat atau jogging pagi. Lucianna membawa mereka ke dekat sebuah area bermain anak yang dipenuhi dengan anak-anak lain yang sedang asyik bermain.

"Luci, kita mau olahraga apa?" tanya Revan, penasaran. Ia tidak sabar ingin segera memulai aktivitas olahraga mereka.

Lucianna hanya tersenyum misterius, lalu mendekat ke arah anak-anak tidak dikenal yang sedang asyik bermain itu. "Hai!" sapa Lucianna dengan ramah pada anak-anak itu.

Anak-anak itu menghentikan permainan mereka dan melihat ke arah Lucianna dengan tatapan bingung. Lucianna memanggil mereka lagi, meminta anak-anak itu menghampirinya. Anak-anak itu awalnya ragu dan saling pandang, seolah meminta persetujuan satu sama lain. Lalu, dengan sedikit keberanian, mereka menyakinkan diri untuk menghampiri Lucianna. Si kembar juga ikut bingung dengan apa yang ingin dilakukan Lucianna. Mereka saling berpandangan, bertanya-tanya dalam hati apa rencana Lucianna.

"Ada apa, Tante?" tanya seorang anak lelaki dengan sopan.

"Ini... apa kalian bisa mengajak si kembar ini bermain?" pinta Lucianna, langsung berterus terang. Si kembar langsung membelalakkan mata mereka dan menatap Lucianna dengan terkejut. Mereka tidak menyangka ternyata Lucianna mengajak mereka ke taman bukan untuk berolahraga tapi untuk mencari teman.

"Luci..." bisik Devan, mewakili perasaan si kembar yang lain. Mereka merasa malu-malu dan tidak percaya diri untuk bermain dengan anak-anak lain yang tidak mereka kenal.

Selama ini, si kembar hanya bermain dengan teman-teman sekolah mereka. Tetapi saat di rumah, si kembar hanya bermain dengan Lucianna. Mereka tidak pernah bermain dengan anak-anak komplek lain. Bukan karena memandang status sosial, tapi karena mereka malu dan takut diejek tentang mereka yang tidak memiliki ibu, semenjak pindah ke komplek itu.

Lucianna membalas ucapan Devan dengan senyum hangat yang menenangkan. Ia berpindah ke belakang si kembar dan menyodorkan mereka ke anak-anak yang lain dengan lembut.

"Wah, iya! Mereka kembar!" ucap salah satu anak perempuan yang manis dengan rambut dikepang dua. Ia melihat wajah Rehan begitu dekat, membuat Rehan menunduk untuk menutupi wajahnya yang memerah karena malu.

Lucianna terkekeh pelan melihat tingkah Rehan yang malu-malu itu. "Jadi, bagaimana? Apa kalian bisa mengajak mereka bermain?" tanya Lucianna lagi, memastikan anak-anak itu bersedia menerima si kembar.

"Tentu saja! Ayo!" ajak seorang anak laki-laki dengan semangat. Ia berlari kembali ke area bermain sambil mengayunkan tangannya, mengajak si kembar untuk ikut bergabung. Anak-anak yang lain ikut menyusulnya, menunjukkan antusiasme mereka untuk bermain bersama.

Anak perempuan berambut kepang itu menarik tangan Rehan dengan lembut, "Ayo!" ajaknya dengan ramah.

Rehan yang tidak ingin pergi sendirian ikut menarik tangan Devan, lalu Devan menarik tangan Revan. Mereka bertiga ikut berkumpul bersama anak-anak lainnya, membentuk sebuah lingkaran pertemanan yang baru.

"Ayo, kita main petak umpet!" seru salah satu anak dengan riang. Semua temannya mengiyakan dengan sorakan gembira. Si kembar masih terlihat gugup berada di sana, merasa canggung dengan suasana yang baru. Tetapi anak-anak kecil itu cukup mudah untuk berbaur dan menerima orang lain. Jadi, mereka terus mengajak si kembar untuk mengobrol, berkenalan, dan bermain tanpa memikirkan bahwa mereka baru saja mendapatkan teman baru.

Lucianna duduk di kursi dekat area bermain itu sambil mengawasi si kembar dengan seksama. Ada alasan kuat kenapa dia melakukan ini. Ia mengingat perkelahian si kembar dengan anak kecil yang mengejek mereka tempo hari. Anak kecil itu memang tidak sepenuhnya salah, karena memang si kembar tak pernah dibiarkan untuk bermain dengan teman-teman mereka di komplek. Sehingga anak-anak di komplek itu jadi berpikir kalau si kembar itu sangat memandang status.

Daniel tidak mengizinkan mereka bermain di luar rumah karena tidak ada yang mengawasi mereka. Selama bertahun-tahun Daniel berusaha keras untuk membangun ekonominya lagi, Daniel tak pernah membiarkan anak-anak pergi keluar saat dirinya tidak ada di rumah. Ia khawatir jika terjadi sesuatu pada anak-anak itu dan dia tidak ada di sana saat itu. Rasa protektif Daniel yang berlebihan itu malah menimbulkan rasa tidak percaya diri pada anak-anaknya untuk bergaul dengan anak lain.

Lucianna berniat untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri itu pada diri si kembar. Dulu memang tidak ada yang mengawasi mereka saat bermain di luar, tapi sekarang ada dirinya yang siap menjaga mereka. Dia ingin membuat anak-anak menjadi orang yang sukses, bukan hanya karena status kekayaan, tetapi juga status sosial mereka dalam membangun pertemanan dan hubungan dengan orang lain.

Lucianna mengangkat ponselnya, lalu masuk ke aplikasi kamera. Ia memotret banyak momen saat si kembar itu bermain dengan riang bersama anak-anak lainnya. Ia juga mengirimkan foto-foto itu pada Daniel, untuk menunjukkan padanya bahwa dia bisa membuat si kembar menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih percaya diri.

Saat tengah asyik mengambil gambar, kamera Lucianna tidak sengaja menangkap gambar seorang pria paruh baya yang sedang duduk di seberangnya. Pria itu juga sedang menatap anak-anak yang sedang bermain dengan tatapan kosong, tapi senyumnya terlihat merekah melihat anak-anak yang sedang asyik bermain itu. Ada sesuatu yang aneh dengan pria itu dalam pikiran Lucianna.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Bersambung...

......Apakah Lucianna ngelakuin ini semua memang tulus untuk si kembar atau untuk cari perhatiannya Daniel?......

1
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
kalau menghilangkan trauma emang harus pelan pelan dulu, jangan terlalu buru", daniel
📚ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸🐇
wehh? luci mau di ajar belajar berenang dengan Daniel?
Rosse Roo
Tidaaakkk... Lucii, Daniel baca pesan mu ke Andrew itu loohh😫
Rosse Roo
adduuuhhh... 🤧🤧😅
Rosse Roo
iiih gak sopan Daniel, baca baca pesan di hape orang😅
Dewi Ink
Wah Lucy memang sudah cocok nih jadi ibu sambung buat si kembar 🤗
Dewi Ink
mereka jarang interaksi dengan anak2 seusianya selain di sekolah
Dewi Ink
Lucu deh, kalo percakapan begitu antara suami istri kan wajar ya/Chuckle/
Dewi Ink
Selalu dengan ciri khasmu Lucy😂
Nuri_cha
waduh, siapa pria ini? bukan pria berbahaya kan?
Nuri_cha
sedih banget....mereka minder ya gak pny ibu /Cry/ ayo, akg kan kalian udh pny Luci. cari teman sebanyak2nya ya
Nuri_cha
aku ngebayangi badannya Chris Evans ini, Thor /Drool/
kim elly
lah malah pingsan 😩
kim elly
🤭mau di ajarin renang juga dong
kim elly
susu strawberry pink kali ya 🤭
mama Al
sakit dia menjamah tubuh wanita tapi yang diingat masa lalunya
mama Al
apa Daniel patah hati setelah dia merasa kamu tidak mencintainya
mama Al
aduh katanya anti nyentuh tubuh wanita
mama Al
ini Luci masih baik nungguin kamu pulang
Cut syifa
luci baik loh mau ngizinin 😫kamu aja yg terlalu caper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!