Tunangannya mengkhianatinya. Bukannya meratapinya, Dheandita atau yang kerap dipanggil Dhea memutuskan untuk membalas rasa sakit hatinya tersebut dengan menjadi ibu dari wanita yang telah merebut sang tunangan.
"Aku akan menggoda ayahmu dan menjadi ibu tiri mu. Lihat saja apa yang aku lakukan nanti padamu, Virya," ucap Dhea
Drake Adiwitama pria matang nan rupawan adalah ayah dari Virya. Dan Dhea akan membuat Drake menjadi suaminya.
Bagaimana cara Dhea menggoda sang pria matang. Akankah Drake tergoda dengan gadis muda yang usianya jauh dibawahnya itu?
Lalu, bagaimana tanggapan Virya dan Jayan melihat kedekatan Dhea dan Drake?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda 34
Virya dan juga Dhea terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Drake. Melamar? menikah? Sungguh sama sekali belum terpikirkan oleh Dhea, dan juga sama sekali tidak pernah terpikirkan oleh Virya.
Wanita yang baru saja menggelar pernikahan itu terlihat sangat syok dengan ucapan sang ayah yang akan menikah.
Bagi Virya ayahnya adalah pria yang sangat setia dan tidak mungkin akan menikah lagi. Terbukti sudah 20 tahun lebih dia tidak memiliki pasangan. Hal tersebut membuat Virya menatap tajam ke arah Dhea. Ya dia menganggap Dhea lah yang membuat Drake berubah seperti ini.
"Ini semua pasti gara-gara kamu. Kamu yang ngebuat Papa kayak gini?" pekik Virya dengan begitu keras.
"Cukup Virya, kamu nggak boleh nyalahin Dhea. Papa menyukai Dhea dan Papa juga ingin membentuk sebuah keluarga dengan Dhea. Apa salah? Apa Papa selamanya harus hidup dalam kesendirian?" Meski tenang namun ucapan Drake begitu dalam. Bukannya mengerti dan mencoba memahami, Virya malah semakin berteriak.
"Nggak, Papa nggak akan mungkin kayak gini kalau nggak ketemu sama Dhea. Kamu ini beneran brengsek Dhea. Papa ku, dia berubah gara-gara kamu."
"CUKUP!! Seharusnya kamu itu mikir Virya. Kamu yang udah ngrebut Jayan dari sisi Dhea. Bukannya minta maaf tapi kamu malah nyalahin Dhea kayak gini. Apa bibit buruk itu beneran diwariskan?"
Drake kali ini tak bisa lagi menahan amarahnya. Virya bukannya menyesal tapi malah semakin menjadi-jadi dan dia berlagak seperti orang yang paling sakit di sini.
"Bibit buruk? Maksud Papa apa?" bibir Virya bergetar. Dia tiba-tiba merasa ciut dengan ucapan Drake yang baru saja terucap itu. Dan Virya juga terhenyak, belum pernah selama ini Drake bersikap demikian kepadanya.
"Sudahlah, Papa sedang tidak ada mood untuk menjelaskan. Suatu saat Papa akan ngasih tahu kamu. Sekarang keluar lah, teman-teman mu mencari mu, suamimu juga."
Virya menurut, dia langsung keluar dari ruang kerja Drake. Namun tatapan tajamnya masih terus tertuju kepada Dhea. Ya, dia menyalahkan Dhea terkait semua perubahan yang terjadi pada diri ayahnya.
Fyuuuh
Drake membuang nafasnya kasar. Hampir saja dia mengucapkan itu sekarang. Tapi memang seharusnya dia mengungkapkan kenyataan tentang masa lalu dirinya dan Intan kepada Virya.
"Maaf ya Om, gara-gara aku Om jadi bertengkar dengan Virya. Seharusnya emang udah bener aku tuh nggak dateng ke sini."
Drake mengeratkan pelukannya pada tubuh Dhea. Dia juga melabuhkan kecupan pada pucuk kepala gadis itu.
"Nggak Dhe, kamu nggak perlu minta maaf. Kamu yang salah dan yang seharusnya minta maaf itu Virya. Kamu pasti lelah, ayo istirahat di kamar. Aku akan membawamu ke kamar ku. Jangan mikir yang enggak-enggak. Ada kamar tamu dan beberapa kamar yang lainnya. Tapi aku khawatir Virya lagi-lagi akan datang menghampirimu."
Wajah Drake nampak lelah. Dan Dhea tahu akan hal itu. Tapi Dhea tetap ingin mencandai Drake. Dia lebih suka melihat wajah Drake yang tersenyum ketimbang kaku seperti ini.
"Padahal aku udah mikir yang aneh-aneh dan berharap terjadi yang iya-iya,"ucap Dhea sambil meringis, menunjukkan deretan giginya yang rapi.
"Ck, kamu itu ya. Selalu bisa bales omonganku. Udah ayok, aku anterin ke kamar."
Dhea mengangguk, dia sama sekali tidak menolak usulan Drake tersebut. Bukannya takut dengan Virya, dia hanya enggan untuk ribut saja.
Dhea masuk ke dalam kamar bersama Drake, dan Drake langsung meniggalkan Dhea. Drake juga meminta Dhea untuk mengunci pintu kamar agar tidak ada gangguan dari siapapun.
Bruk!
Dhea melemparkan tubuhnya. Kamar tersebut sungguh sangat luas dan kasurnya pun empuk serta lembut.
Tak banyak barang di sana. Selain ranjang, ada sebuah walk in closet. Ada sepasang kursi dan meja yang sepertinya difungsikan untuk Drake mengerjakan sesuatu. Dan yang membuat Dhea tertarik adalah kamar mandi. Dia merasa sangat gerah sekarang ini, dan mandi adalah pilihannya.
"Pakailah kamar ini sesukamu."
Dhea ingat kata-kata Drake sebelum meninggalkannya tadi. Dengan kalimat itu, ia tentu dengan senang hati melakukannya.
"Ughh mandi memang yang terbaik."
Tubuh yang gerah sudah kembali segar. Karena pakaian yang dia gunakan terasa lembab, Dhea pun mencari baju di kamar itu. Sebuah setelan piyama dia temukan. Tapi karena kebesaran bagi badannya, Dhea memutuskan untuk mengenakan bagian bajunya saja.
"Ayo merem sebentar. Ughhh nyamannya."
hanya dalam hitungan detik gadis itu terlelap. Dia sama sekali tidak tahu dengan apa yang terjadi di luaran sana termasuk Jayan yang sekarang ini mencoba mencarinya.
Dengan alasan ingin ke toilet, Jayan mencari keberadaan Dhea. Akan tetapi dia tidak berani bertanya kepada pelayan di rumah itu dan memilih untuk membuka pintu ruangan dan kamar yang ada di sana.
"Apa dia udah pulang? tapi nggak mungkin, aku dari tadi udah lihat ke arah pintu tapi aku belum lihat dia keluar dari ruma ini."
Tak menyerah begitu saja, Jayan terus mencari bahkan sampai ke sudut rumah.
Pria itu sungguh sudah mencari ke semua tempat namun hasilnya nihil. Kini matanya tertuju pada satu tempat yang belum dia datangi. Kamar sang ayah mertua. Ya hanya tempat itu yang belum dia lihat.
"Tapi, nggak mungkin kan Dhea di sana. Apa hubungan mereka sungguh berkembang sampai Dhea bisa menggunakan kamar tidur Papa?" Jayan bergumam pelan dia tidak ingin ada orang yang mendengar tentang apa yang dikatakannya.
"Jay, di sini kamu. Itu Virya dan Bu Sri nyariin."
"P-Papa. Ah iya Pa, a-aku akan segera kesana," jawab Jayan dengan sedikit terbata. Papa nggak denger apa yang aku bilang tadi kan? Aah enggak lah, nggak mungkin. Aku ngomongnya pelan kok, pikir Jayan. Dia melenggang secepat kilat untuk menuju ke tempat dimana istri dan ibunya berada.
Pikiran Jayan yang baru saja itu jelas salah. Drake mendengar semuanya. Dia yang sudah menempatkan orangnya di rumah ini pun juga sudah mendapat laporan kalau pria yang baru saja menjadi menantunya itu mencari sesuatu. Dan yang dicari itu adalah Dhea.
"Jayan, dia nyari Dhea rupanya. Keputusan yang tepat buat naruh Dhea di kamarku. Kita lihat, apa yang mau dilakukan sama bocah itu."
TBC
Harusnya kamu malu lho Vir, ternyata selama ini kamu tinggal sama Drake yang bukan siapa2 kamu.
Makanya gak usah sombong gitu
untk jayan bingunglan kamu berharap tidak keluar dari rumah itu,,
dan sekarang kamu harus tau jika virya bukan anak kandung drake