"Assalamualaikum..."
Seorang wanita menyapaku di pagi ini seraya membawa segelas susu sapi segar untukku.
"Selamat pagi, bagaimana tidur anda hari ini ?"
"Waalaikumsalam warahmatullahhiwbarakatuh... Alhamdulillah baik." sahutku.
Ini awal aku tinggal diluar negeri untuk belajar. Baba mengirimku untuk belajar keluar negeri agar aku lebih mandiri. Di negara ini aku menemukan petualangan yang seru ketika aku menemukan sebuah jam antik yang ternyata ajaib, aku dapat melintasi negara dan waktu dan ajaibnya aku bisa pulang kerumah bahkan jam ini mampu membantuku mewujudkan harapan dan keinginanku. Jam ini aku dapatkan saat aku bermimpi dan aku menemukannya disebuah gurun pasir yang luas, jam ini terletak didalam sebuah kotak antik saat aku menemukannya. Sejak itu aku melewati hari-hariku penuh keajaiban dan aku harus mengucapkan terimakasih pada Baba yang telah mengirimku keluar negeri untuk belajar karena aku mendapatkan petualangan seru ini serta ajaib dinegeri asing ini.
Selamat berpetualang denganku, Aisyah !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa yang harus aku takutkan....
"Selesai sudah hidupku...", kata Aisyah dalam hati.
Aisyah terbaring kaku, diam tidak bisa bersuara sedikitpun. Ia hanya merasakan seluruh tubuhnya panas, seperti terbakar dan mati rasa tanpa ia sadari matanya berair berlinang membasahi wajahnya.
"Nona Aisyah bagaimana keadaan mu sekarang ? Apa kamu baik-baik saja ?", kata jam antik itu cemas.
Aisyah melihat jam antik itu melayang terbang kearahnya, ia hanya bisa terdiam tanpa bisa menjawabnya. Bahkan menoleh kearah jam antik kuno dirinya tak mampu melakukannya.
Terbaring pasrah dan menerima penderitaan ini serta menahan rasa sakit yang mendera seluruh tubuhnya yang terbakar akibat serangan tuan agung itu.
"Maafkan aku, nona Aisyah !", kata jam antik itu sesal. "Sepertinya kamu sangat terluka parah, nona Aisyah"
Aisyah hanya diam sambil tetap terbaring kaku diatas bunga Tulip kuning raksasa yang sedang melayang dilangit.
"Benarkah, aku terluka parah ?", ia bergumam didalam batinnya.
Aisyah mencoba menggerakkan tubuhnya tapi ia tidak bisa bergerak sama sekali, tubuhnya mati rasa, apakah mungkin ia koma.
"Tenanglah nona Aisyah, aku akan menyembuhkan luka mu itu !!", kata jam antik itu panik. "BHALAZAAAMM...!!"
Aisyah mendengar jam antik itu berteriak keras sambil berputar-putar melayang di atasnya, ia merasakan sengatan yang sangat kuat di badannya.
"BHALAZAAAMMM...! BHALAZAAMMM....! BHALAZAAMM... !", teriak jam antik itu berkali-kali.
Aisyah juga merasakan seluruh tubuhnya terasa terbakar panas berkali-kali, dan tubuhnya tersengat berulangkali dan ia sangat sakit sekali.
Tubuh Aisyah terasa seperti sedang tersetrum muatan listrik yang sangat tinggi sekali.
"Bagaimana, nona Aisyah ?", kata jam antik itu padanya dan mendekati dirinya.
Aisyah hanya diam bergeming kaku, ia mencoba bergerak tapi ia tidak bisa mengangkat tangannya dan kedua kakinya kaku.
"Sepertinya aku harus membawa mu ke seorang tabib dan meminta ramuan obat untuk mu !", kata jam antik itu panik.
Bunga Tulip kuning berukuran raksasa itu bergerak perlahan-lahan meninggalkan kota ini.
"Tunggu, aku juga bisa membuat ramuan untuk mu kenapa aku tidak membuatnya saja, tunggu sebentar, nona Aisyah !", kata jam antik itu lalu tersadar.
Aisyah hanya melihat jam antik itu berputar-putar melayang dan ia melihat gumpalan asap tebal diseluruh jam antik itu.
"Ramuan ajaib ini mungkin bisa mengobati luka-luka mu, nona Aisyah !!", kata jam antik itu lalu terbang kearahnya.
Aisyah melihat sebuah botol keramik muncul disamping tubuhnya berbaring, tapi ia hanya bisa melihatnya dan ia tidak bisa meminumnya.
"Aku lupa jika kamu sedang terluka dan tidak bisa bergerak sedikitpun, aku akan membantumu untuk meminumkannya, nona Aisyah !", kata jam antik itu.
Aisyah merasakan kepalanya terangkat pelan dan ramuan obat itu masuk kedalam mulutnya mengisi rongga-rongga mulutnya yang kering, ia menelan ramuan obat itu.
"Bagaimana, nona Aisyah ?", kata jam antik itu.
Aisyah melihat tubuhnya perlahan-lahan bercahaya terang dan cahayanya bersinar cerah, ia juga melihat kumpulan asap hitam keluar dari dalam tubuhnya.
"HEKH...!", ia mengeluarkan gumpalan warna hitam dari dalam mulutnya.
"Untungnya racun itu sudah keluar dari dalam tubuh mu, nona Aisyah ?", kata jam antik itu senang.
"Benarkah..?", kata Aisyah lirih dan lemah.
Aisyah terbaring lemah dan tubuhnya sangat lemas, ia terkena racun. Pria berjubah putih itu ternyata bukan orang biasa dan orang itu benar-benar telah membuat Aisyah terluka.
"Maaf, jam antik itu !", kata Aisyah lirih dan dingin.
"Apakah ada yang sakit, nona Aisyah ?", kata jam antik itu. "Apa masih terasa perih ?"
"Tidak....!", kata Aisyah pelan sambil berusaha mencoba untuk duduk tapi itu sangat sulit sekali ia lakukan.
"Pelan-pelan, nona Aisyah !", kata jam antik.
Aisyah melihat bintang-bintang mengelilingi tubuhnya dan sebuah penyangga ajaib muncul agar aku bisa duduk dengan mudah.
"Awhhhh...!", kata Aisyah kesakitan.
"Apakah masih sakit, nona Aisyah ?", kata jam antik itu cemas.
Aisyah bersandar diatas penyangga ajaib ini dan ia menoleh kearah jam antik itu seraya tersenyum menahan sakit, ia duduk sambil memegangi dadanya yang terasa nyeri.
"Ahk...., tubuhku masih terasa sakit tapisetelah meminum ramuan obat itu, aku agak terasa baikkan sekarang..!", kata Aisyah pelan dan merasa kedinginan hebat.
"Maafkan aku, nona Aisyah ! Aku tidak bisa menjaga mu dengan baik dan itu adalah kelalaian ku sehingga membuat aku terluka !", kata jam antik itu.
"Tidak apa-apa, aku merasa baikkan sekarang, nona Aisyah", kata Aisyah.
"Ramuan obat ajaib itu pasti bekerja sekarang dan sebentar lagi nona Aisyah akan segera sembuh !", kata jam antik itu lagi.
"Benar, aku merasa tubuhku tidak terasa panas lagi tadi aku merasa tubuhku seperti terbakar !", kata Aisyah sambil meraih jam antik itu.
"Tapi untuk beberapa hari kita bersembunyi dulu, nona Aisyah karena aku takut tuan ku itu mengejar kita !", kata jam antik itu padanya.
"Baiklah, bagaimana jika kita pergi dari negeri ini dulu sembari aku memulihkan tubuhku ?", kata Aisyah sambil lama memandangi jam antik itu yang ada ditangannya.
"Kita kembali saja pulang ke waktu nona Aisyah berasal dan menyembuhkan luka nona Aisyah disana !", kata jam antik itu.
"Kembali ke asrama ?", kata Aisyah pelan.
"Benar...!", kata jam antik itu.
"Hmmmm.....", gumam Aisyah sambil memejamkan kedua matanya lalu menghela nafasnya pelan.
"Kita lebih baik kembali ke asrama tempat nona Aisyah tinggal !", kata jam antik itu lagi.
"Tidak, kita jangan kesana karena kita akan ketahuan oleh Eama asrama, dia akan mengetahui jika aku terluka", kata Aisyah lemah.
"Baiklah, bagaimana jika kita mencari tempat lain yang aman saja nona Aisyah ?", kata jam antik itu.
"Terserah padamu, kita memang harus secepatnya pergi dari sini, aku yakin orang itu pasti mencari kita", kata Aisyah pada jam antik itu.
"Baiklah, nona Aisyah !", kata jam antik itu lagi. "BHALAZAAMM....!"
Aisyah kembali memejamkan kedua matanya lagi lalu mencoba tertidur diatas bunga Tulip kuning berukuran raksasa ini, entah ia sekarang berada dimana saat ini ketika jam antik itu meneriakkan sebuah mantera ajaib.
"Hmm...", batin dalam hatinya.
Udara terasa sejuk disekitarnya dan ia merasa sangat nyaman sekali saat ini, angin berhembus pelan menerpa wajahnya dan memainkan ujung hijabnya, dan membuat ia terbangun dari tidurnya.
Perlahan-lahan Aisyah bangun dan bersandar pada kelopak bunga Tulip kuning raksasa yang sedang melayang dilangit.
"Nona Aisyah sudah bangun ?", kata jam antik itu lalu terbang melayang kesampingnya berbaring.
"He...He...He... !", ia tertawa kecil melihat jam antik itu mendekat kearah wajahnya. "Sepertinya kamu sangat merindukan ku wahai jam antik kuno !?"
"Benar, nona Aisyah ! Kamu tertidur selama satu bulan penuh !", kata jam antik itu senang.
"Benarkah ?", kata Aisyah terkejut. "Bukankah aku baru tertidur tadi setelah meminum ramuan obat ajaib itu ?"
"Aku juga tidak tahu, nona Aisyah ! Setelah aku memberi mu ramuan obat ajaib itu aku melihat kamu tertidur pulas selama satu bulan !", kata jam antik.
"Hmmmm...., mungkin itu khasiat dari ramuan obat ajaib itu membuatku tertidur selama satu bulan penuh", kata Aisyah sambil berusaha duduk tegak.
"Mungkin....?", kata jam antik.
Aisyah mencoba berdiri dari duduknya dan berusaha menggerakkan tubuhnya dan ia merasa badannya terasa sangat nyaman sekali.
"Aku sembuh !", kata Aisyah senang seraya berdiri tegak. "Aku sembuh...?"
"Benar, nona Aisyah", kata jam antik itu ikut senang.
Aisyah berlari kesana-kemari dan melompat-lompat diatas bunga Tulip kuning berukuran raksasa ini seraya tertawa senang dan memutar rantai jam antik itu.
"Ini benar-benar sebuah keajaiban, wahai jam antik", teriak Aisyah gembira.
"Aku pusing, nona Aisyah !!", kata jam antik.
"Pusing ?", kata Aisyah keheranan sambil menghentikan gerakannya. "Kenapa kamu merasa pusing, wahai jam antik ?"
"Nona Aisyah yang membuatku pusing karena memutar rantai jam milikku", kata jam antik itu.
"Oh...?, Kita sebenarnya ada dimana sekarang ?", kata Aisyah sambil menoleh kearah sekeliling tempat ini.
"Iya nona...!?", sahut jam antik kuno berusaha untuk tidak merasa pusing.
"Katamu kita harus bersembunyi, lalu kamu membawaku kemana ?", tanya Aisyah.
Aisyah melihat kearah sekelilingnya lagi dan memutar badannya sambil memandangi tempat ini.
"Kita sedang bersembunyi di labirin waktu, nona Aisyah !", kata jam antik itu.
"Labirin waktu ?", kata Aisyah.
"Benar ! Aku membuat tempat ini berbentuk labirin agar tuan agung itu tidak bisa menemukan tempat kita bersembunyi !", kata jam antik itu lalu terbang melayang diudara.
"Hebat !!!", kata Aisyah. "Bagaimana jika aku melihat tempat ini, wahai jam antik ?"
"Baik, nona Aisyah ! Tapi kita terbang saja karena labirin waktu ini sangat membingungkan dan memang diciptakan untuk tempat persembunyian dari kejaran musuh !", kata jam antik itu.
"Baiklah, mari kita pergi dan buatlah aku terbang, wahai jam antik !", kata Aisyah.
"Baiklah.... !!", kata jam antik itu. "Tapi aku akan mengganti pakaian milikmu yang telah hancur robek-robek dengan pakaian yang baru, nona Aisyah !"
"Wow....!!!!", kata Aisyah dan ia merasakan seluruh tubuhnya berputar melayang dan seluruh pakaiannya berubah menjadi baru.
"Bagaimana ?", kata jam antik itu. "Apakah kamu menyukainya, nona Aisyah ?"
"Terimakasih, pakaian baru ini bagus sekali dan aku sangat menyukainya, wahai jam antik kebanggaanku !!!", kata Aisyah tertawa riang seraya menggenggam jam antik itu lalu mendekapnya erat didalam kedua tanganku.
"Benarkah nona ?", kata jam antik kuno bangga.
"Terimakasih....!!", ucap Aisyah senang pada jam antik kuno.
"Terimakasih kembali, nona Aisyah karena telah sembuh dan bertahan dengan kuat !!!", kata jam antik itu.
"Sama-sama !!", kata Aisyah seraya tersenyum bahagia kepada jam antik ditangannya itu.
"Syukurlah nona menyukainya !", kata jam antik kuno lega.
"Sekarang aku tidak merasakan takut lagi karenamu, wahai jam antik dan terimakasih telah merawat ku serta menyembuhkanku selama aku terluka !!!", pekik Aisyah bahagia.
Aisyah tampak tersenyum senang saat ia telah pulih kembali dari luka akibat serangan tuan agung padanya dan kini ia terlihat berputar-putar sambil melompat riang menyambut hari barunya yang sepertin terlahir kembali dari kematian.