SAYANG

Malam ini Erlan dan Lena sedang menikmati makan malamnya yang di selingi candaan dan obrolan ringan. Sebenarnya Erlan bukan tipe orang yang suka mengobrol saat sedang makan. Tapi entah kenapa bersama dengan Lena, rasanya Erlan tidak ingin berhenti berkomunikasi. Erlan ingin Lena tau bahwa dirinya merasa sangat beruntung bisa memilikinya. Erlan juga ingin Lena merasa menjadi dirinya sendiri setiap sedang bersamanya.

Selesai makan malam, Erlan membantu Lena membereskan peralatan makan dan meletakkannya di dapur untuk kemudian Lena cuci. Mereka benar benar melakukan segala hal berdua dengan senang gembira tanpa sedikitpun ada rasa keterpaksaan. Untuk Lena, mungkin melakukannya sudah menjadi kebiasaan. Namun Erlan, tidak bisa di pungkiri bahwa ini adalah pertama kali dalam hidup Erlan, Erlan melakukannya. Erlan terbiasa menerima beres semua hal. Tapi bersama Lena, dia rela melakukannya sendiri tanpa bantuan siapapun. Dan Erlan melakukan itu semua dengan senang hati.

“Selesai..” Kata Lena setelah meletakan peralatan makan yang baru saja dia cuci di mesin pengering dan pembunuh bakteri yang terletak tidak jauh dari tempat cuci piring.

Erlan tersenyum geli. Melihat setiap tingkah Lena entah membuatnya tidak pernah merasa bosan.

“Jadi kita tidur sekarang?” Tanya Erlan yang membuat Lena langsung menatapnya.

“Tidur? Memangnya kamu sudah ngantuk?” Tanya balik Lena.

“Belum sih.. Tapi memangnya kita mau ngapain lagi?”

Lena tampak berpikir. Rasanya sayang jika mereka harus tidur begitu cepat sedang jam masih menunjukan pukul 8.

“Bagaimana kalau kita nonton TV saja?” Tanya Lena tersenyum begitu lebar memberi saran pada Erlan.

“Nonton TV?” Erlan balik bertanya. Nonton TV adalah suatu hal yang membosankan menurut Erlan apapun acaranya. Dan sekarang Lena malah menyarankan mereka berdua untuk menonton TV.

“Iya.. Dari pada langsung tidur kan? Tapi kalau memang kamu sudah lelah dan ingin tidur kamu tidur saja dulu. Aku biar nonton sendiri saja nggak papa.” Lena yang tidak ingin memaksa tetap mengembangkan senyuman di bibirnya. Lena tau memaksa Erlan bukanlah hal yang baik. Tapi Lena juga tidak mau bosan hanya menatap langit langit kamar saja karena memang dirinya yang belum merasakan kantuk sedikitpun.

“Ya sudah, kita nonton dulu. Aku juga belum ngantuk sebenarnya.” Senyum Erlan membalas. Pria itu meraih tangan Lena dan menggenggamnya lembut kemudian menariknya berlalu dari dapur untuk menuju ruang keluarga guna menonton acara TV bersama. Kali ini Erlan merasa sedikit terpaksa karena tidak mau membiarkan istrinya sendiri. Dan sekali lagi, Erlan merasa tidak ingin melewatkan satu moment berduanya dengan Lena. Apa lagi besok dirinya sudah harus kembali untuk bekerja mengingat tugasnya sebagai CEO yang tidak bisa berpangku tangan begitu saja.

Mereka duduk berdua di atas sofa panjang dengan TV yang menyala di depannya, menyaksikan drama romantis kesukaan Lena. Erlan sebenarnya tidak sedikitpun merasa tertarik. Tapi demi menemani istrinya, Erlan rela tetap tinggal.

Erlan menoleh pada Lena yang begitu serius menyimak drama romantis yang sedang di putar itu. Apa lagi jika bukan drama korea yang memperlihatkan para pria bertubuh ramping dan berwajah tampan namun terkesan imut dan tidak macho menurut Erlan.

Erlan tersenyum.

Lena selalu terlihat cantik dan menarik di matanya. Lena mempunyai pesona dan daya tarik sendiri untuk seorang Erlan. Karena pada dasarnya banyak wanita di luar sana yang jauh lebih cantik. Namun kecantikan wanita di luar sana sedikitpun tidak mampu membuat ketertarikan Erlan pada Lena berkurang. Hanya Lena yang bisa membuat Erlan jatuh cinta. Itu faktanya.

Lena tiba tiba menutup matanya membuat Erlan mengeryit. Penasaran, Erlan pun kembali menatap pada layar TV dimana disana sedang di perlihatkan adegan intim tanpa sensor oleh si pemeran utama di atas ranjang.

Karena hal itu Erlan pun tertawa geli. Erlan kemudian meraih remote TV dan mengganti chanel tersebut yang langsung membuat Lena kembali membuka kedua matanya.

“Loh, kok di ganti sih?” Protes Lena tidak terima.

Erlan menoleh pada Lena yang sedang tidak terima menatapnya karena Erlan mengganti chanel dimana drama romantis itu biasa di tayangkan.

“Abis tadi kamu merem sih, aku pikir kamu nggak mau nonton lagi. Jadi aku cari acara yang lebih menarik.” Jawab Erlan apa adanya.

“Iiihh.. Enggak begitu Erlan. Sini remote nya.” Lena mengambil remote yang di pegang Erlan dan mengganti lagi chanelnya. Begitu Lena mengganti lagi chanel yang sedang menayangkan drama romantis kesukaannya, saat itu juga sedang di tayangkan adegan tanpa sensor yang tampak begitu sangat jelas.

Lena yang tidak mau melihat adegan tersebut langsung berhambur ke pelukan Erlan, membenamkan wajahnya pada dada bidang Erlan.

“Tuh kan.. kamu nggak mau liat..” Geleng Erlan.

“Ya itu kan bukan untuk di pertontonkan sebenarnya. Itu tuh privasi setiap pasangan.” Lena membela dirinya dengan terus menyembunyikan wajahnya di dada bidang Erlan.

Erlan tertawa merasa geli mendengarnya. Yang Erlan tau memang drama drama romantis seperti itu sering mempertontonkan adegan yang tidak seharusnya. Tapi anehnya Lena masih saja mau menonton sementara jika adegan seperti itu sedang di pertontonkan Lena langsung menutup mata atau menyembunyikan wajahnya seperti sekarang.

“Ya Tuhan.. Kenapa perempuan itu begitu sexy..” Otak jahil Erlan mulai bekerja untuk menggoda istrinya. Erlan ingin tau bagaimana reaksi Lena jika dirinya memuji seorang wanita meski itu hanya wanita yang sedang berperan di dalam sebuah drama.

Mendengar itu, Lena langsung mengangkat wajahnya. Lena mendelik menatap Erlan yang pura pura fokus pada laya TV yang masih saja memperlihatkan adegan intim di atas ranjang itu.

“Jangan lihat.” Ujar Lena menutup kedua mata Erlan dengan tangannya. Setelah menutup mata Erlan, Lena segera mematikan TV yang masih saja memperlihatkan adegan yang tidak seharusnya itu.

Erlan tersenyum karena itu. Erlan meraih tangan kecil Lena kemudian menurunkannya dengan perlahan. Pria itu menatap Lena yang juga sedang menatapnya dengan tatapan lembut penuh cinta.

“Kenapa hem?” Tanya Erlan.

Lena hanya diam saja. Seperti biasanya, tatapan Erlan selalu berhasil membuat Lena tidak bisa mengalihkan perhatiannya.

Erlan yang merasa gemas pada istrinya segera meraih pinggang Lena dengan begitu entengnya kemudian mendudukkan Lena di pangkuannya yang tentu saja tidak di tolak oleh Lena.

Erlan menghela napas pelan. Tangan besarnya mendarat dengan lembut di pipi Lena dan mengusapnya penuh cinta.

Perlahan Erlan mendekatkan wajahnya pada Lena yang hanya diam mematung di pangkuannya. Namun meski begitu, jantung Lena berdetak begitu sangat cepat. Dan itu karena pengaruh dari tatapan dan sentuhan lembut tangan Erlan di pipinya. Di tambah dengan posisi mereka yang begitu sangat dekat dan cukup intim.

Erlan menatap lekat lekat wajah cantik Lena. Sedikitpun pria itu tidak bisa melupakan Lena. Bahkan saat tidur Erlan selalu memimpikan hal hal indah dengan Lena.

Detik berikutnya, bibir Erlan sudah menempel dengan sempurna di bibir Lena. Awalnya Lena menegang karena ciuman Erlan, namun lambat laun Lena dapat merilekskan dirinya dan mulai aktif lebih dulu dengan menyambut ciuman Erlan.

Erlan juga sempat terkejut karena respon terbuka istrinya. Erlan tidak menyangka Lena akan melakukannya.

Karena mendapat sambutan baik dari Lena, Erlan pun mulai memperdalam ciumannya. Pria itu juga mulai meraih pinggang Lena dan mengusapnya dengan sangat mesra. Mereka berciuman dengan sangat mesra di ruang keluarga tanpa siapapun tau karena memang mereka hanya berdua di rumah mewah itu.