Ambisinya yang tinggi untuk menjadi pemain sepak bola Internasional, berbanding terbalik dengan tubuhnya yang kurus, lemah dan lambat, membuat dirinya seperti kotoran yang selalu dihindari dan selalu menjadi bahan olok-olokan orang sekitarnya.
Umar Heryandana terlahir sebagai anak dari seorang kiper yang pernah membela Tim Nasional Indonesia, membuat dirinya selalu dipaksa untuk menjadi seorang kiper dari usia muda untuk menjadi penerus Ayahnya.
Sebuah petir besar dengan kilatan yang menyilaukan menyambar tiang gawangnya.
Tiba-tiba muncul sebuah sistem dari dalam tubuhnya yang membuatnya merubah posisi dari kiper menjadi penyerang.
Sistem itu juga merubah kehidupannya menjadi lebih berarti.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Baca novel Sistem Sepak Bola : Penyerang Utama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CH 29. Awal Akademi Persija 4
Priiit!
Kepala Pelatih Akademi Persija masuk ke dalam lapangan.
"Semua peserta seleksi berkumpul kembali, para asisten pelatih akan membagi 4 tim, Tim A akan memakai rompi merah, Tim B akan memakai rompi kuning, Tim C akan memakai rompi hijau dan yang terakhir Tim D akan memakai rompi putih." Hari Sutjipto memberikan instruksi kepada para peserta seleksi dan asisten pelatihnya.
"Kamu ... nama kamu Ali kan? ini rompi putih punya kamu ...." Seorang asisten pelatih lalu melempar rompi berwarna putih kepada Ali.
"Benarkan pasti aku ada di Tim D yang merupakan tim terlemah ... bagaimana aku bisa menunjukkan kemampuan mencetak gol ku ... benar juga kata si setan tadi, ia bersama Jay, Zidan dan Rio berada dalam Tim A yang merupakan tim terkuat ...."
"Tim A akan melawan Tim D ...." Hari Sutjipto memilih Tim yang akan bertanding pertama, "Pertandingan akan memakan waktu 30 menit di kali 2 babak ... Tim A sudah siap belum coach?" tanya Hari Sutjipto, "Siap Pak!" jawab asisten pelatihnya, "Tim D sudah siap?" tanya Hari Sutjipto kembali, "Siap juga Pak!" jawab asisten pelatih lainnya.
"Apa! kenapa Tim ku langsung melawan tim terkuat, aduuuh ... tamat sudah karir sepakbola ku ...." Ali sembari menepuk jidatnya dan terlihat langsung lemas tubuhnya.
Kedua tim sama-sama memakai formasi 4-3-3 dan Ali di posisikan sebagai penyerang tengah yang di apit 2 penyerang sayap.
Cuaca sangat panas akan membuka pertandingan seleksi Akademi Persija ini.
Priiit!
Pertandingan antara Tim A melawan Tim D di mulai.
"Ha ha ha kita bertemu sebagai lawan Li, maennya santai aja yaah ...." ucap Leon kepada Ali ketika sedang berhadapan di tengah lapangan untuk kick off, ia percaya diri Tim nya akan bisa mengalahkan tim Ali dan kawan-kawan.
Mendengar Leon mengatakan itu, Ali hanya terdiam menatap ke rumput.
Akan ku bungkam mulutnya dengan gol yang akan ku cetak ...
Sejak awal pertandingan seperti sudah diduga Tim A yang di dalamnya merupakan pemain terbaik dari peserta seleksi ini mendominasi penguasaan bola.
Belum habis babak pertama, Tim A sudah unggul 2 - 0 dengan gol yang dilesakkan oleh Leon. Ke 2 umpan matang dari Zidan mampu diselesaikan dengan gocekan indah yang dilakukan Leon sebelum akhirnya ia mencetak ke 2 gol itu.
"Bagaimana Li, kamu sudah liat kan ke 2 gol ku!" Leon datang menghampiri Ali sembari menepak bahunya lalu dilewatinya begitu saja.
"Gol kelas bawah!" Ali menimpali Leon yang sudah berada didepannya.
Leon terdiam, "Gol kelas bawah katamu? ha ha." Leon menoleh ke belakang, " Memangnya kamu bisa mencetak gol disini?" dengan senyumannya yang seolah-olah ia sudah memenangkan pertandingan ini.
Sebelum pertandingan babak pertama berakhir, Leon kembali mencetak gol dengan tendangan melengkung indahnya dari luar kotak penalti yang kembali menambah keunggulan menjadi 3 - 0 untuk kemenangan Tim A.
Priiit! Babak pertama pun usai.
"Pertandingan sangat mudah, bahkan aku belum mengeluarkan semua kemampuanku," lirih Zidan yang terlihat masih segar dan berjalan dengan santainya keluar dari lapangan.
Leon yang sedikit mendengar suara pelan dari Zidan menimpali, "Benar pertandingan yang mudah broo, nggak usah lah kita babak kedua bermain serius, kita main santai saja, Tim D ini memang pemain terlemah semua ...."
"Oke ...." jawab singkat Zidan.
Matahari cerah yang mulai tertutupi awan tipis membuat siang ini tidak terlalu panas membuat pertandingan yang akan dimulai sebentar lagi tidak terlalu panas.
Semua pemain dari Tim A dan Tim D masuk ke dalam lapangan.
"Li akan kuserahkan babak kedua ini untuk mu berkembang, tunjukan kualitas mencetak gol mu he he ...." Leon menantang Ali sembari menyeringai.
Ali kembali hanya diam saja menerima semua tantangan dari Leon yang menjurus hinaan itu.
Priiit! babak kedua pun dimulai.
Kali ini permainan dari Tim A agak santai dan tidak memainkan tempo tinggi seperti pada babak pertama tadi, kesempatan Tim D untuk dapat membangun serangan.
Ali menurunkan kelopak matanya setengah tertutup, dan ...
Ting..
[Sistem Aktif]
"Oke sudah saatnya sekarang akan ku tunjukkan bagaimana cara mencetak gol berkelas dunia!!!" teriak Ali sembari berlari kedepan ke arah lingkaran-lingkaran berwarna kuning yang kini terlihat karena Tim lawan sudah tidak mengetatkan pertahanan mereka.
Pemain sayap kanan Tim D mempunyai kesempatan mengumpan ke depan ke kotak penalti, dimana disana sudah terlihat Ali yang sedang berlari meminta di umpan.
Wijaya yang berposisi sebagai bek tengah melihat pergerakan Ali yang masuk ke dalam kotak penalti, tetapi ia tidak mau terlalu memberi tekanan kepada Ali.
"Kita lihat seperti apa kemampuan penyerang tengah terlemah yang ada di Tim D ini ...." gumam Wijaya. "Silahkan kamu masuk saja ke kotak penalti ini!" tantang Wijaya kepada Ali.
Mendengar tantangan dari Wijaya Ali hanya tersenyum.
Lihat saja sekalinya aku menerima umpan akan ku permalukan kamu Jay ...
Penyerang sayap kanan Tim D pun memberikan umpan kepada Ali, yang langsung dapat di kontrol dengan baik oleh Ali, lalu dengan mata sayu nya Ali dapat melihat selah untuk menembak.
"A-apa!!! Ke-kenapa ia bisa melepaskan tembakan hanya dari sudut sempit seperti ini ...." Wijaya terkejut karena bola yang ia biarkan menuju Ali, ternyata dapat di kontrol dengan baik oleh Ali dan dengan cepat Ali bisa melepaskan tendangan ke arah gawang, dan ...
Goool!!!
Satu kesempatan tembakan dan satu gol dilakukan oleh Ali, semua pemain Tim A tersentak oleh gol yang di ciptakan oleh Ali.
"Sudah lihat kamu Jay, jangan pernah kasih ruang mencetak gol, untuk calon pemain terbaik dunia ini!!!" ucap Ali kepada Wijaya yang mukanya masih terperangah karena tidak menyangka gawangnya akan kebobolan.
"Keberuntungan tendangan pertama saja itu, gol yang kebetulan saja." ucap Leon kepada Ali.
Ali yang sembari berlalu berkata kepada Leon. "Ha ha kenapa kamu setan? mulai panik yah?"
Tim A yang walaupun baru kebobolan satu gol, mulai terlihat panik dan seperti ingin dengan cepat untuk mencetak gol lagi.
Serangan-serangan secara masiv selalu dilancarkan oleh Tim A, namun karena kurang tenang dan terburu-buru dalam bertindak, kebanyakan serangan-serangan itu berakhir dengan tendangan bola yang masih melayang di atas mistar atau bola yang melenceng keluar dari tiang gawang.
Pada akhir pertandingan Tim A mulai kehabisan nafas dalam menyerang dan tempo kembali normal karena memang sudah tidak bisa dipaksakan lagi, anak-anak ini sudah kelelahan.
Tim D mendapat kesempatan untuk melakukan serangan balik.
Ali yang dengan mata sayunya, berlari sangat kencang ke depan.
"Aku melihat ada lingkaran-lingkaran kuning itu lagi, cepat umpan kepadaku!!!" teriak Ali kepada bek sayap kanan dari Tim D itu.
Ali pun di beri umpan panjang menuju kotak penalti, dan ...
Goool!!!
Dengan sekali kontrol Ali melesakkan bola itu ke pojok kiri atas bagian dalam gawang lawan.
Dua kesempatan dan 2 gol untuk Ali.
Priiit!!
Priiiiiit!!
Pertandingan pun berakhir dengan hasil 3-2 untuk kemenangan Tim A.