Raffi & Syila💙
Kisah cinta rumit yang di jalani dua orang remaja SMA.
Awal nya kisah mereka hanya di landasi oeh perjodohan dari orang tua mereka.
Namun siapa sangka karena perjodohan tersebut, timbul rasa cinta di hati ke dua nya.
Namun sikap dingin dan cuek Rafi mampu menutupi Rasa cinta nya kepada Syila.
bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Apa saja halangan dan ritangan yang di hadapi dalam mempertahankan hubungan mereka?
dan bagaimana Akhir dari kisah cinta mereka?
silahkan baca:👇
🄺🄴🅃🄾🅂 🄳🄸🄽🄶🄸🄽 🅅🅂 🄶🄰🄳🄸🅂 🄼🄰🄽🄹🄰
pemanis cerita ada di part 44 (possessive rich man 7) yah...
*Semoga kalian suka yaa...
kalau ada salah koment nya jangan pedes pedes yah😅
babay😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fithry fifhy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 31
"Misi ka...." ucapan seseorang dari arah belakang membuat gadis cantik dengan wajah kebulean nya menoleh.
Gadis ini mengerenyit heran saat berbalik dan mendapati pria yang cukup tampan dengan nametag 'Dava Saputra' yang ia yakini salah satu calon anggota osis kelas 10.
Gadis ini, Syila, mengulum senyum nya menatap adik kelas nya itu, "kenapa de?"
Adik kelas itu terdiam. ia menggaruk tengkuk nya yg tak gatal menatap kaka kelas yang menurut nya sangat lah cantik di hadapan nya ini.
"em itu ka...." jawab nya Salting
"Itu apa?" Tanya Syila heran.
"Em anu... aku suruh...." ucap Dava dengan wajah bingung nya.
Syila di buat semakin terheran. ia menatap adik kelas nya dengan aneh.
"anu apa sih? kamu di suruh apa emang?"
Dava terdiam...
ia mengigit bibir bawah nya. sekarang ia bingung, apa yang harus dirinya lakukan? pria ini menatap ke sekeliling dan kemudian menatap kaka kelas nya ini. dan dengan cepat ia pun berjongkok.
Ssttt....
Syila, gadis ini di buat semakin heran saat adik kelas nya ini berjongkok di hadapan nya. dengan bunga mawar yang terbuat dari plastik yang ia keluarkan dari belakang tubuh nya. dan di tengadahkan di hadapan nya.
"Kaka mau ngga jadi pacar aku?" ucap Dava lantang
yang membuat gadis di hadapan nya ini tercengang kaget. demikian pula para siswa yang juga berlalu lalang di sekitar lapangan. membuat mereka berdua jadi pusat perhatian.
Syila mengerjapkn matanya, membuat ia tersadar. gadis ini menatap pria di hadapan nya, dan seperkian detik kepala nya pun bergerak menatap se keliling lapangan yang kini mulai di kerumuni para siswa. gadis ini yakin pasti ada yang tidak beres. dan...
'Hap'
Tatapan berhenti di suatu titik, terlihat para gerombolan anak kelas 12 yang tertawa puas dan terpingkal pingkal di pojok lapangan.
"Ck... pasti ini ulah mereka!" bathin Syila dengan menatap para gerombolan kelas 12 itu dengan kesal.
Gadis ini kembali menatap ke depan. menatap adik kelas nya yang masih dengan setia mentap nya dengan bunga yang masih di pegang nya. gadis ini kembali menatap ke sekeliling ia harap tidak ada pria datar itu di sekitar sini. kalau tidak, bisa habis ia dan adik kelas yg berada di hadapan nya ini.
Syila kembali menatap adik kelas nya, Dava, dan kemudian menerima bunga mawar nya dengan senyum kecil.
"berdiri!"
Dava masih terdiam ia tidak menyangka kalau kaka kelas nya ini menerima bunga pemberian nya.
"jadi gimana ka?" Tanya nya
"Gimana apa nya?"
"Di terima apa ngga?"
Syila terdiam...
sekarang ia bingung harus berkata apa. ingin langsung menolak, tapi ia tidak tega. bagai mana kalau nanti para anak kelas 12 itu melakukan yang tidak tidak kepada Dava.
Syila menghembuskan napas nya pelan, dan kemudian tersenyum paksa.
"kenapa ngga? kamu kan ganteng, manis lagi!" ucap nya.
dalam hati ia merutuki dirinya sendiri. kenapa ia harus berbicara seperti itu? kalau ada Rafi kan gawat. tapi ya sudahlah... toh ini hanya permainan. ia tidak mau jika adik kelas nya ini kenapa napa.
Dava berdiri dan kemudian tersenyum senang.
"seriusan ka?"
Syila menangguk.
"i... i... iya." ucap nya gugup.
sungguh sekarang ia sangat takut. apa lagi para siswa mulai menyoraki mereka.
Syila menunduk, meremas bunga plastik itu dengan perasaan was was.
"semoga semua nya baik baik aja!" bathin nya
'gubrak'
"Astagfirulloh haladzim!" kaget Syila dengan mata membulat dan mulut terbuka.
menatap adik kelas yang tadi di hadapan nya, kini sudah terlempar jauh di depan sana dengan posisi yang tidak elit.
Syila mengalihkan pandangan nya, dan menoleh.
'deg'
jantung nya terasa berhenti berdetak, menatap pria jangkung di hadapan nya dengan wajah merah padam. Syila menelan saliva nya kasar saat pria itu kini beralih menatap nya dengan tajam.
"Habis deh aku!" bathin nya takut.
Rafi...
pria blasteran indo jerman ini mengalihkan pandangan nya dengan kasar. ia menatap pria yang bernama Dava itu yang sudah tersungkur di hadapan sana. pria ini melangkah kan kakinya dengan lebar, menghampiri adik kelas nya itu dengan sorot mata tajam.
'BUGH'
"Bangsat!" Pukulan keras ia daratkan di pipi adik kelas nya, membuat bibir adik kelas nya itu sedikit sobek.
Rafi menarik kerah baju Dava dengan kasar, dan menatap nya dengan sorotan membunuh.
"siapa yang nyuruh lo, hah? apa anak osis nyuruh lo buat ngelakuin kaya gini?"
Dava diam. ia bergetar takut.
"JAWAB BANGSAT!" ucap Rafi dengan tangan yang ingin kembali melayang kan pukulan nya.
"Fi.... udah Fi... bisa mati tu anak!"ucap abun yang menahan tangan Rafi.
"Iya Raf. udah lah, kasian tu adek kelas!" ucap putra menahan tubuh Rafi
"Kita bicarain baik baik Raf!" timpal Alvin.
"Bener Raf... lo ga boleh gegabah gini!" timpal Diat
Rafi melepaskan tangan Abun kasar dan menatap para teman teman nya dengan tajam.
"minggir!" ucap Rafi dingin.
"Tapi Raf..."
Omongan Abun terhenti saat Rafi menatap nya dengan sorot mata yang terlihat tak ingin di bantah.
Abun menatap teman teman nya dan kemudian kembali menatap Rafi.
"mundur!"
"Tapi bun...," ucap Kenath
Abun menoleh dan menggeleng.
"biarin Rafi ngeluarin ke marahan nya!" Ucap nya.
dan dengan patuh para teman teman nya pun mundur dan hanya bisa menyaksikan. mereka juga tidak mau, jika mereka lah yang nanti jadi pelampiasan.
Sedangkan Syila gadis ini terdiam. tubuh nya bergetar menatap Rafi yang membabi buta menyerang adik kelas nya itu. terlihat Dava yang terkulai lemas dengan wajah babak belur. namun tetap saja Rafi terus melayang kan pukulan pukulan nya.
Rafi membanting Dava dengan kasar dan kemudian kembali menarik kerah baju adik kelas nya. ia menggertakan gigi nya, wajah nya memerah, pertanda pria itu memang benar benar marah.
"maksud lo apa, hah ngelakuin hal barusan? lo mau cari mati?"
Dava menggeleng lemah. tubuh nya sudah tidak kuat lagi.
"ampun ka...."
"AMPUN LO BILANG? GUE GA AKAN AMPUNIN LO, SEBELUM LO MATI!" ucap Rafi yang membuat siswa di sana membulatkan matanya.
Szadis amat si Rafi....
"Maap kak...." ucap Dava lemah.
"Gue ga butuh maap lo bangsat!" ucap Rafi kembali dengan tangan melayang. Siap kembali mendaratkan pukulan nya di wajah adik kelas nya yang sudah tidak berbentuk ini.
Seketika Rafi menoleh saat ada yang menahan tangan nya. pria ini menatap tajam gadis yang berani nya menghentikan aksi nya.
"kaka apa apaan sih?"
Rafi melepaskan tangan gadis itu kasar dan kemudian menatap Dava dan membanting pria itu kasar.
Rafi kembali menatap gadis yang bernotaben kekasih nya ini dengan amarah yang meluap luap.
"Kenapa emang? suka ya di gitu in sama dia?" Ucap Rafi dengan menunjuk Dava.
"Apa sih ka, ga jelas banget! udah deh ga usah di besar besarin. ga usah pake kekerasan juga. CUPU tau ngga!" ucap Syila dengan menekan kata CUPU.
Rafi mengepalkan tangan nya hingga kuku nya memutih.
"apa lo bilang tadi?"
"Kenapa? ga denger ya? aku bilang kaka cupu... bisa nya main kekerasan! mana pangkat ketua osis nya?"
"Oh... jadi ceritanya lo ngebelain dia?" Tanya Rafi menatap Dava sekilas.
"Ga ada yang aku belain di sini. aku cuman ngomong jujur. jangan mentang mentang kedua orang tua kaka donatur terbesar di sekolah ini, kak bisa seenak nya sama orang. ga semua masalah harus di selesai in dengan kekerasan juga."
"Belain aja terus! bilang aja lo suka sama dia! cih dasar MURAHAN!"
'PLAKK'
Rafi menyentuh pipi nya seusai tamparan yang gadis itu berikan kepada nya. tidak terlalu sakit memang... tapi rasa malu yang ia kini rasakan.
seorang Rafi Sanjaya, si most wanted, di tampar cewe?
ga ada istilah nya kali...
apa lagi di depan UMUM.
"segitu rendah nya pikiran kaka ke aku!"
Syila mengalihkan pandangan nya. mengusap air mata yang kini telah jatuh. sungguh kata kata Rafi membuat hatinya seketika hancur.
"Ga nyangka ya, seorang Rafi Sanjaya bisa punya pikiran serendah itu!"
"SYILA!"
syila memejamkan mata nya.
Rafi membentak nya?
hal yang lumrah memang...
tapi kali ini terasa sangat sakit.
Syila membuka mata nya. menghembuskan napas pelan dan kembali menatap Rafi.
"Kita PUTUS!"
'degg'
Rafi...
pria ini terdiam. jantung nya kini terasa berhenti berdetak. kemarahan nya seketika hilang. hanya ada perasaan aneh yang berada di hati nya sekarang. ia masih terdiam menatap gadis itu yang kini mulai melangkah meninggalkan lapangan dengan air mata yang berurai.
Demikian juga dengan para siswa. mereka tercengang mendengar penuturan Syila. ada yang merasa senang, sedih, kecewa, dan lain nya.
'plukk'
Rafi menoleh saat abun menyentuh pundak nya.
"kenapa lo diam? kejar... jangan bikin kesalahan lagi Raf! lo ga akan dapetin cewe kaya Syila lagi. percaya sama gue!"
Rafi terdiam mencerna kata kata Abun. ia kembali mengalihkan pandangan nya, menatap Dava dengan wajah babak belur nya.
"PMR!" ucap nya yang membuat beberapa para siswa perempuan menghmapirinya. yang di duga para anggota PMR.
"urus dia,! kalau perlu bawa kerumah sakit!" ucap nya yang diangguki para pertugas PMR.
Dan setelah mengucap kan kata tersebut, Rafi pun melangkah kan kaki nya dengan lebar.
Syila...
ia harus menemui gadis itu. ia tidak akan melepaskan gadis itu begitu saja.
"Lo mutusin gue, sama aja lo nyari perkara sama gue Syila!" bathin nya.
Sedangkan para siswa di sana hanya diam memandangi kepergian Rafi. satu pikiran mereka, apa yang akan pria itu lakukan?
"Bagus deh gue belum turun tangan, tapi mereka udah putus!" gumam seseorang.
*****
hai...
hai...
hai...
kakak readers....
Like...
like...
like....
koment....
krisan...
makasih sudah mampir😉👉🖤👈😘