NovelToon NovelToon
Nuha Istri Tersayang

Nuha Istri Tersayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Identitas Tersembunyi / Pelakor / Romansa / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:20.8k
Nilai: 5
Nama Author: Umi Nurhuda

Menikah? Yeah!
Berumah tangga? Nanti dulu.

Begitulah kisah Inara Nuha (21 tahun) dan Rui Naru (25 tahun). Setelah malam pertama pernikahan mereka, kedatangan Soora Naomi mengguncang segalanya. Menghancurkan ketenangan dan kepercayaan di hati Nuha.

Amarah dan luka yang tak tertahankan membuat gadis itu mengalami amnesia selektif. Ia melupakan segalanya tentang Naru dan Naomi.

Nama, kenangan, bahkan rasa cinta yang dulu begitu kuat semuanya lenyap, tersapu bersama rasa sakit yang mendalam.

Kini, Nuha berjuang menata hidupnya kembali, mengejar studi dan impiannya. Sementara Naru, di sisi ia harus memperjuangkan cintanya kembali, ia harus bekerja keras membangun istana surga impikan meski sang ratu telah melupakan dirinya.

Mampukah cinta yang patah itu bertaut kembali?
Ataukah takdir justru membawa mereka ke arah yang tak pernah terbayangkan?

Ikuti kisah penuh romansa, luka, dan penuh intrik ini bersama-sama 🤗😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Umi Nurhuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

33 Akhir-akhir ini

Akhir-akhir ini, tidur Nuha tak pernah benar-benar nyenyak. Kadang ia terisak dalam malam, kadang tubuhnya gemetar seperti sedang berlari dari sesuatu yang tak terlihat. Dan setiap kali itu terjadi, Naru hanya bisa menenangkan, memeluknya erat, cemas setengah mati.

Perlakuan buruk Sari beberapa waktu lalu seperti membuka kembali pintu trauma yang sudah lama ia kunci. Naomi, dalang utama yang dulu menghancurkan mentalnya hadir dalam mimpi buruk yang terpotong-potong. Samar, tapi cukup menyakitkan untuk membuatnya hilang arah.

Ingatan-ingatan itu tidak utuh. Seperti film rusak yang hilang beberapa adegan penting. Dan justru karena itu… Nuha takut bertanya pada suaminya. Takut jawaban yang ia dengar lebih menakutkan daripada mimpinya.

Batinnya gemetar, “Aku selalu membela Naru. Saat Naomi bilang bayi dalam kandungannya itu bayinya… aku percaya itu bohong. Aku yakin Naru nggak bakal ngelakuin hal sekejam itu padaku.”

Ketika kenangan buruk menyerang berulang-ulang tanpa kendali, satu keraguan kecil mulai tumbuh seperti duri. “Gimana kalau ternyata itu benar?” Nuha menggenggam ponsel erat-erat, tapi hatinya justru semakin kacau. Ia berusaha menenangkan diri. Sengaja ngedistract dirinya dengan hal yang trivial, karena hari ini ada hal yang jauh lebih penting.

Selesai mata kuliah, Nuha duduk di bangku dekat jendela, menunggu Naru menjemputnya. Biasanya laki-laki itu sudah berdiri di depan pintu kelas seperti bodyguard pribadi, tapi hari ini… tidak ada tanda-tandanya. "Dia kemana sih?" gumamnya. "Kita mau ke akhirussanah di TK bunda, dia malah nggak nongol-nongol.”

Jarinya menggulir foto-foto kiriman Bunda yang menunjukkan foto bersama sebelum tampil. Bibirnya tersenyum, hatinya diliputi rasa senang dan bangga karena model desainnya kini nyata terpakai di tubuh mungil para generasi emas.

"Aku nggak sabar mau lihat mereka tampil," gumamnya bersamaan munculnya notifikasi GPS Naru. Ya, ini ulah Naru. GPS pasangan yang tersambung di ponsel mereka. Katanya biar “aman”. Padahal biar bisa stalking istrinya nonstop.

Sambil berjalan, Nuha menutupi bekas kissmark di lehernya. Hadiah suaminya yang sengaja ditinggal agar Wisnu tak berani mendekat. Sedangkan, Wisnu sendiri bukan tipe pria yang berani macam-macam. Dia kalem, sopan, dan selalu menjaga batas. Justru karena itu Nuha merasa… bersalah.

“Sedih rasanya… hiks.” Air mata buaya menggantung di ujung mata. Berharap bisa selalu bertemu setiap hari, kini pertemuannya bakal tidak akan pernah terjadi lagi. Wisnu, pria tenang penyuka kucing, sehingga membuat Nuha merasa nyaman tanpa harus banyak mengobrol.

"Ini semua gara-gara Naru!"

GPS berhenti di satu titik. Nuha menelan ludah, lalu mengikuti arah itu… sampai ia tiba di sebuah kelas tangga yang lebih besar yaitu aula diskusi. Dan di sanalah… suaminya.

Naru berdiri di depan ratusan mahasiswa, lukanya telah sembuh. Dia berdiri tegak dengan dua kaki memimpin forum diskusi dengan penuh wibawa. Bahunya tegap, wajahnya serius, dan kata-kata yang keluar… dewasa dan sangat meyakinkan.

“Apa-apaan dia…” Nuha berdecak tak percaya. “Kalau sama aku, sok bego! Sok nggak ngerti pola dasar!” Ia mengingat saat di kelasnya Naru sering gagap menjelaskan materi pola, sampai akhirnya minta Nuha maju membantu.

Dipikir mahasiswa satu kelas, dosen muda itu cuma “gugup”. Padahal… ya cuma modus biar bisa dekat istri. “Tapi kalau sama mahasiswa lain? Cerdasnya keluar semua! Dasar Nurul…” gumam Nuha.

Naru memang lebih cocok mengajar matematika atau analisis data, karena dia memang langganan juara olimpiade matematika. Nekat banget jadi dosen pola dasar hanya karena ingin satu kelas sama istrinya.

Nuha mengembuskan napas panjang, “Nyebelin… tapi… aku bangga.” Tanpa sadar pipinya memerah, "Eh? Kan? Kepalaku udah terkontaminasi sama dia. Ish, sebel! Dia bikin aku hamil!"

Ia memandangi pria itu lama. Seorang suami yang kocak, protektif, cemburuan… tapi di depan dunia luar, ia adalah sosok berwibawa yang nyaris tak tersentuh.

“Emm… dia suamiku.”

"Inara!" Sari memanggil.

Melihat Sari mendekat, Nuha tanpa sadar melangkah mundur. Sebuah tanda bahwa dia mulai merasa takut. Namun, gadis itu malah bertekuk lutut. "Inara... Tolongin gue..." rintihnya. "Gue dikejar-kejar debt collector. Gue diterorin sama penagih pinjol terus. Tolongin gue...!"

"Eh?"

Di saat Nuha berjuang menenangkan degup perseteruannya dengan Sari, roda kehidupan di luar tetap bergerak. Perusahaan baru yang dibangun Naru perlahan mulai berdiri kokoh. Dibawah kuasa orang yang paling ia percaya, sekaligus orang yang paling sering memarahinya, Kak Muha.

“Tch… bocah itu,” gumamnya. “Ngerjain beginian tapi ditinggal demi jadi dosen. Untung kalian udah sah, Nuha pasti tremor ditempelin suaminya mulu.” Namun sudut bibirnya terangkat sedikit. Bangga yang tidak pernah ia akui keluar begitu saja.

Kakek Darmawan datang, “Maaf, Nak… saya mencari Nak Naru. Apa dia ada di sini?” Kesehatan kakek sudah pulih dan roda peternakan kembali mulus. Ia datang untuk menagih janji Naru. Janji untuk dipertemukan dengan putrinya setelah semuanya dalam keadaan damai.

Muha menoleh, dan tiba-tiba sebuah ember besar jatuh dari lantai tiga, meluncur tepat ke arah sang kakek. Dalam sepersekian detik, Muha melompat maju dan menepis ember itu dengan lengan kirinya, memastikan benda itu jatuh ke samping.

BRAK!

Debunya membumbung.

“Pak! Anda baik-baik saja?!” Muha memegang bahu si kakek, dan menyapu debu itu dengan tangan.

Kakek terengah, memegangi dadanya. “Astaga… Kakek hampir jantungan…”

Muha menoleh tajam ke atas, matanya menyipit penuh kemarahan. “Hei! Yang di atas!” teriakannya malah membuat kakek ngelus dada. “Kerja pakai mata! Kalian itu pegang tanggung jawab nyawa orang! Bersama saya, kerja kalian bukan main-main! Jadi, fokus!”

Para pekerja langsung pucat dan saling menyikut, "Ma-- maaf Pak Muha!!"

Muha kembali menatap si kakek, suaranya menurun. “Maaf, Pak. Selama saya yang pegang proyek ini, nggak akan ada kejadian seperti ini lagi.” Ia membantu sang kakek berdiri tegak. Segera memapah ke tempat yang lebih teduh.

Namun, begitu wajah Muha terlihat jelas, mata si kakek langsung membelalak. “Ma… Mahesa…?” suaranya tercekat. Tubuh renta itu goyah seperti ingin rubuh lagi.

“Pak, hati-hati. Duduk dulu.”

Kakek menatapnya lekat-lekat, seolah takut bayangan itu menghilang jika ia berkedip. “Si- siapa kamu, Nak? Kamu mirip… sangat mirip dengan seseorang yang kakek kenal.”

“Saya Muha,” jawabnya pelan. “Yang melanjutkan proyek ini. Bapak tadi menyebut nama Mahesa… apakah Bapak mengenal ayah saya?”

“Panggil kakek saja, Nak.”

Kata itu terasa asing di telinga Muha. Ia tumbuh tanpa mengenal figur seorang kakek. Ayah yatim piatu, Ibu pun tidak pernah menyebut keluarga asalnya sedikit pun.

Kakek mengusap lututnya perlahan, mencoba menenangkan diri. Takdir berbelok begitu cepat. Kakek belum sempat bertemu putrinya. Ia justru bertemu cucunya terlebih dahulu.

Setelah Muha menyebut nama ibu dan ayahnya, wajah kakek mengeras dengan duka yang sangat tua. “Mahesa… adalah menantu kakek, Nak Muha,” ucapnya lirih.

Dunia Muha seakan berhenti sejenak. Selama ini… ia punya kakek? Ibunya punya keluarga? Kenapa Ibu tidak pernah menceritakan apa pun?

“Gi… gimana kabar ibumu, Nak?” tanya kakek, canggung, suaranya berat oleh penyesalan puluhan tahun.

Muha mengembuskan napas panjang, mencoba menahan getaran di suaranya. “Ibu... Akhir-akhir ini kesehatan Ibu menurun, Kek.”

“Inaya…” bisik kakek. Nama putrinya pecah di lidahnya. Ia hampir berdiri karena panik, tetapi lututnya kembali lemas.

Muha buru-buru memegangi bahunya. Lalu menjawab, “Ayah sudah tiada sejak lima tahun lalu. Dan… meski ada kami, Ibu selalu merasa kesepian.” Sejenak dia menelan getirnya cerita, "Ayah, tak pernah ninggalin ibu. Dia seorang seniman yang setiap hari hanya melukis di rumah. Jika ia keluar, Ibu selalu diajak. Bukan hanya Ibu yang ngerasa kehilangan, kami sebagai anak-anaknya juga sangat kehilangannya. Terutama Nuha."

"Nuha? Adikmu?"

Muha mengangguk.

Kakek menutup wajahnya dengan kedua tangan, pundaknya bergetar. Kesedihan bertahun-tahun menyeruak, bercampur harapan yang takut terlambat. Kakek memohon, "Pertemukan kakek dengan ibumu, Nak."

Ponsel Muha berdering, dan teriakan panik istrinya memecah suasana. "Pah! Ibu pingsan!"

.

.

.

. ~Bersambung...

1
Aksara_Dee
ih dasar ibu sama anak ini
Aksara_Dee
kenapa aih Muha tuh nyebelin, seenaknya aja ngomong tuh
Aksara_Dee
lagi senangnya main sama temen punya adik itu gak enak bgt gan 🤣
Ame Ricka
cara Naru ngatur napas buat ditiru Nuha?
Itu teknik grounding real-world. Super accurate 🥰❤❤❤
Ame Ricka
Kadang orang anxiety tuh pengen melakukan hal, tapi badannya nolak. Harus kuliah… tapi aku takut… itu adalah dualisme mental health yang beneran terjadi
Ame Ricka
Ini aesthetic… AND painful.
bumil beneran ngalamin mental fatigue kayak gini, huhu syedih 🤧🤧🤧
Ame Ricka
ALAMAKK ini Indonesia banget.
Tetangga: “Dek sehat? Rumornya…”
Padahal sambil mata ngintipin realita kayak CCTV 😒😒😒 Mereka tuh kayak “concern” tapi sebenarnya update timeline duluan 😩
Ame Ricka
100% cowok dewasa yang ngerti boundaries. Green flag maximal 🥰❤
Ame Ricka
Rumah = zona aman.
I just need my comfort place pls 🥺
Ame Ricka
Yessss lanjuttt 🔥🔥🔥
Ame Ricka
Nuha benar2 menggambarkan seseorang yang sudah menahan banyak hal terus dipicu sedikit aja langsung breakdown.
She’s not being dramatic. She’s overstimulated + triggered 🤧
Ame Ricka
Cewek hamil itu emosinya sering campur aduk, gampang cemas & makin clingy 😘
Ame Ricka
Niat jahat itu pasti balik. Ini pesannya kena banget ke pembaca 👍 Tidak perlu balas dendam. Hidup yang balas buat kamu. Skip intro, langsung karma 🤲🤲
Ame Ricka
Ini literally healing quote buat orang-orang yang capek berdrama. SUPER REAL 👍
Ame Ricka
rusak cuma gara-gara ego dan gengsi. Dan iri antar saudara tuh bener-bener bisa merusak masa depan 🤧
Ame Ricka
0% not match !!! 🤣
Ame Ricka
lupa kalo lagi hamil 😒
Apalagi kalo panik.
Ame Ricka
instinct abang-abangan protektif langsung ON. Nggak pakai babibu, langsung tonjok!! 👊👊 ngegas dulu baru cek fakta belakangan 😱
Ame Ricka
Girl giving soft smile but inside buffering 1% of her soul left 😭
Ame Ricka
Aku tahu kok Nuh 🤧 kamu tuh cuma takut merepotkan, takut dibilang lebay dan terbiasa memendam... hiks...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!