NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pernyataan Cinta

Hari Senin yang cerah, Aldo dan Kinara sama-sama bangun pagi sekali kali ini. Setelah menyiapkan sarapan, Kinara langsung masuk kamar untuk bersiap bekerja. Aldo sedang mencuci motornya di teras samping. Setelah selesai dengan pekerjaannya, Aldo masuk mengambil segelas air putih di dapur. Saat itu Kinara juga sedang sarapan di ruang tengah. Mereka hanya bertatapan mata tapi tidak saling menyapa. Mereka masih sama-sama kesal. Aldo ke kamar mandi untuk mandi. Kinara ke kamarnya mengambil barang untuk berangkat bekerja.

10 menit berlalu, Aldo keluar kamar mandi dan melihat Kinara sudah tidak ada diruang tengah. Ia menghela nafas, "Rasanya tidak enak sekali kalau saling diam begini," gerutunya. Hari ini ia akan ke sebuah gedung pertemuan untuk menyelenggarakan pemilihan Ketua Komunitas yang Baru. Saat menuju meja makan ia melihat secarik kertas yang terselip dibawah gelas berisi Jus Mangga. 'Maaf sudah membuatmu tersinggung' . Aldo tersenyum membacanya. Hatinya tiba-tiba merasa lebih baik, 'Mungkin aku perlu melakukan sesuatu sebagai bentuk permintaan maafku', batinnya.

Kinara sampai dikantor tepat waktu. Ia meletakkan thumbler berisi jus mangga di samping layar komputer. Ia tersenyum melihatnya, berharap permintaan maafnya bisa menghilangkan ketegangan diantara dia dan Aldo. "Kinara dipanggil Pak Lukman," ujar Wira yang baru keluar dari ruangan Lukman. Kinara mengangguk, lalu bergegas ke ruangan itu. "Toktoktok, permisi Pak Lukman" Kinara masuk dan duduk dikursi depan Lukman. "Ada apa Pak?" tanya Kinara serius. Lukman menyerahkan selembar undangan dihadapan Kinara. "Tolong sampaikan ini pada Pak Aldo, dia diminta hadir di acara Malam Penghargaan kantor kita Jumat malam besok," minta Lukman. "Kenapa Saya Pak? Kan ada petugas khusus?" tanya Kinara heran. "Tidak bisa lewat kurir, sudah etika dasar kalau tamu penting itu diundang dengan cara diserahkan langsung secara formal." Kinara pasrah, "Baik Pak akan saya antar."

Kinara kembali ke ruangannya. "Ada apa?" tanya Ayu. Kinara menunjukkan undangan acara yang Ayu ceritakan semalam. "Kamu disuruh serahkan?" Kinara mengangguk. "Sepertinya pak Lukman percayakan urusan soal Aldo padamu sejak kasus waktu itu." Kinara menghela nafas, "Aku sebenarnya lagi bertengkar dengannya." Ayu menatap Kinara tak percaya. "Karena apa?" tanyanya. "Hanya salah paham, semoga saja malam ini sudah membaik," sahut Kinara.

Pertemuan Aldo cukup lancar meski sempat ada adu argumen di antara beberapa anggota yang tidak terima Kamelia dikeluarkan dari calon kandidat ketua. Tomi salah satu pengurus inti yang pro Kamelia membantu menengahi anggota yang melakukan aksi protes itu. Ia sudah menjelaskan situasi sebenarnya hingga akhirnya mereka bisa menerima keputusan sebagian besar pengurus dan anggota. Aldo kembali terpilih menjadi ketua dengan Tomi sebagai wakil dan Bastian sebagai Bendahara komunitas. Acara pertemuan berlangsung hingga sore.

Aldo mampir ke kedai kue ikan seperjalanan pulang ke rumah. Ia ingin membujuk Kinara lagi dengan Kue itu. Jam 18.00 Aldo tepat sampai di rumah. Saat membuka pintu, aroma itik panggang menggoda seleranya. Aldo yang merasa cukup lelah menjadi bersemangat, "Kamu masak apa?" tanya Aldo yang melihat Kinara sedang menata meja. "Aku baru ingat itik paman, jadi aku masak untuk makan malam. Ayo makan malam bersama" ajak Kinara. Aldo bergegas ke kamarnya berganti pakaian setelah meletakkan kue ikan diatas meja. Kinara tak kalah senang setelah melihat kue kesukaannya.

Mereka benar-benar menikmati makan malamnya hari itu. "Untung saja aku beli panggangannya kemarin," ujar Aldo. Kinara tersenyum sungkan karena sempat menolak tawaran Aldo membeli double pan. Kinara menyerahkan undangan dari kantornya ke samping piring Aldo. "Acara apa?" tanyanya heran. "Malam penghargaan dalam rangka acara ulang tahun kantor, mengundang semua narasumber." Aldo mengangguk, "Berarti kamu juga pasti datang?" Kinara terdiam, "Aku biasanya tidak hadir," jawab Kinara santai. "Kenapa?" tanya Aldo heran. "Aku tidak punya gaun pesta," jawab Kinara tersipu. "Kalau begitu malam ini aku temani, kita cari ke mall" Kinara tertegun, "Tidak perlu, aku tak punya uang harga gaun cukup mahal." Aldo menghela nafas, "Tenang saja nanti aku pinjamkan kamu cicil saja perlahan denganku," bujuk Aldo. Aldo lalu berdiri membereskan makanan diatas meja. "Lekas ganti baju, mumpung masih jam 19.00, sebentar lagi mall tutup." Aldo buru-buru ke kamarnya. Kinara hanya bisa pasrah ke kamar nya untuk berganti pakaian.

Tak lama mereka sampai di Mall tak jauh dari perumahan. Kinara berjalan dibelakang Aldo, mengikuti langkah kakinya ke beberapa Butik di sana. "Pak Aldo selamat malam, ada yang bisa saya bantu?" sapa pramuniaga Butik khusus pakaian pesta. "Saya cari gaun untuk nona ini bisa dibantu?" sahut Aldo. "Mari ikuti silahkan ikuti saya. Aldo dan Kinara masuk untuk melihat-lihat. Kinara melihat dress sederhana berwarna biru muda. Ia melihat label harga yang tertera pada dress itu. Ia terkejut, harga dress itu 1/4 dari gajinya. Kinara makin panik, "Harus berapa lama aku menyicilnya?"gumamnya lirih. Aldo menghampiri gaun bludru warna marun, bagian dada agak terbuka. "Bagaimana kalau ini?" tanyanya pada Kinara. Kinara menelan air liurnya, "Aku tidak terbiasa berpakaian seperti itu," bisiknya pada Aldo. Aldo mengangguk mengerti.

Aldo berjalan berkeliling, lalu melihat sebuah dress warna emas dengan bagian dada tertutup dan lengan berenda. "Coba ini," ujar Aldo sambil menyerahkan dress itu pada Kinara. "Wah ini sangat cocok dengan anda Nona, warna kulit anda yang kuning Langsat membuat anda terlihat lebih menawan." Pramuniaga itu nampak berbinar. Kinara mengambil dress itu dan mencobanya diruang khusus. "Memang nyaman dipakai, tidak terlalu banyak payet dan bahannya dari satin halus. Pasti ini juga mahal," keluh Kinara. "Apa? Ini lebih mahal dari yang tadi. Sama seperti harga sewa rumah yang ku bayarkan." Kinara tetap mencobanya, lalu keluar memperlihatkannya pada Aldo. Aldo terpana, saat melihat Kinara memakainya. "Bungkus yang ini," ujarnya sambil menyerahkan Kartu debitnya. Kinara kembali ke dalam dengan lesu. "Sepertinya aku harus mengurangi porsi tabunganku mulai bulan depan," keluhnya diruang ganti.

Saat menuju pintu keluar, langkah Aldo terhenti saat melihat sebuah tas dan sendal wanita di sebuah toko. Kinara heran melihat Aldo yang berbelok masuk ke toko itu. "Eh mau kemana lagi?" tanyanya panik. Tanpa berdiskusi, Aldo menunjuk sebuah tas penuh hiasan berlian dengan warna emas dan sepatu pesta wanita. "Berapa ukuran kakimu?" tanya Aldo. "Ga perlu aku cukup pakai pantofel kerjaku," jawab Kinara. "Sepertinya 38," ujar pramuniaganya yang berdiri di samping Aldo. "Kenapa dia tahu?" gumam Kinara lirih. "Tolong Carikan," suruh Aldo. Pramuniaga mengangguk bersemangat lalu pergi mencari permintaan Aldo. Aldo berkeliling melihat aksesoris lain seperti gelang dan kalung. "Aldo ini sudah cukup, bisa-bisa gajiku habis membayar cicilannya." Aldo hanya tersenyum lalu menunjuk sebuah kalung pada pramuniaga yang menjaga.

Dengan cekatan mereka membungkus semua barang belanjaan Aldo. Aldo menarik Kinara yang masih terpaku di meja kasir, setelah melihat struk belanjanya. "Ini sebanyak satu bulan gajiku," gumam Kinara lirih. Pramuniaga tersenyum bahagia bisa berfoto bersama Aldo sebelum mereka pergi. Sepanjang perjalanan pulang, Kinara tak punya kekuatan untuk bicara. Ia mentotal semua struk belanja malam itu. "Aku harus menyicil berapa bulan dengan total 2 kali gajiku ini?" keluhnya hendak menangis. Aldo tersenyum melihat Kinara yang tertunduk lesu. "Kamu tidak perlu menyicilnya, anggap saja hadiah dariku." Kinara menoleh tak percaya. "Hadiah atas apa?" tanya Kinara. "Hadiah atas pernyataan cintaku." Aldo memarkirkan mobilnya dipinggir sungai. Ia lalu turun, membuka mobil Kinara yang masih bingung dengan tingkahnya. Aldo berlutut didepan, "Kinara, maukah kamu menjadi pacarku?" Aldo membuka sebuah kotak kecil berisi cincin berlian yang indah.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!