⚠️ Mature Content (Harap bijak memilih bacaan)
Cinta itu buta, tidak memandang status. Sehingga yang terlarang pun akan terlupakan.
Luna adalah anak angkat dari Richard Owen, pengusaha sekaligus CEO perusahaan ternama di Hongkong. Sejak usia 1 tahun Luna sudah hidup bersama Richard. Luna sangat mengagumi, pria yang lebih sering dipanggilnya Daddy, itu.
Namun rasa kagum yang dimiliki Luna, bukanlah layaknya seorang anak yang mengagumi ayahnya.
Kenyataanya Luna mencintai Richard lebih sekedar ikatan takdir yang digariskan pada mereka.
“Dad, aku mencintaimu”
Begitulah kalimat yang sering Luna ucapkan untuk Richard.
“Dad juga mencintaimu sayang... ” Jawab Richard, dengan tatapan lembut seorang ayah kepada putrinya.
Akankah cinta Luna terbalaskan atau hanya akan bertepuk sebelah tangan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Priska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Passionate Daddy Eps. 33
Beri jempol 👍 disetiap akhir episode yang kalian baca, sudah sangat cukup membahagiakan buat Author untuk selalu semangat berkarya.
Kembali ke Apartemen Pok Fu Lam.
Setelah melakukan banyak hal yang cukup melelahkan namun sangat menyenangkan akhirnya Luna dan Bryan memutuskan kembali dan membersihkan tubuh mereka masing-masing.
“Bagaimana apa kau senang?.”
“Iya ini sangat menyenangkan Bryan..” Luna menjawab dengan penuh semangat, ia benar-benar menikmati hari ini.
“Kalau begitu ayo kita pulang, sebentar lagi hari akan semakin gelap.”
Luna terdiam beberapa saat, sampai ia kembali menjawab ajakan Bryan padanya.
“Aku tidak ingin pulang. Aku mau disini saja malam ini...” Tandas Luna.
“Tapi... Kau harus pulang Luna, mungkin Daddy mu sedang mengkhawatirkan mu sekarang.” Bujuk Bryan meskipun. Ia tidak tega melihat keceriaan Luna mendadak hilang seketika.
“Aku ingin disini. Apakah kau tidak ingin menemaniku lagi. Aku cukup merepotkan bagimu !.”
“Tidak. Kau salah paham. Aku hanya tidak ingin dianggap membawa lari anak gadis seseorang.” Jawab Bryan sambil terkekeh.
“Aku tidak percaya. Bukankah kau selalu melakukan semuanya sesuka hatimu. Apa sekarang kau takut, jika menjadi buronan atas tuduhan penculikan.”
“Kau sepertinya sangat tahu aku. Baiklah jika kau ingin kita akan bermalam disini.” Akhirnya Bryan memutuskan untuk tetap berada ditempat itu bersama Luna.
Dan Richard, sejak tadi ia terus berusaha menghubungi ponsel Luna.
“Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.”
Berkali-kali Richard mencoba, berkali-kali juga ia gagal menghubungi putrinya itu.
“Sial... Ini pasti ulah bocah itu lagi. Berani-beraninya dia membawa putriku pergi.” Kesal Richard.
Unknown Number
Membagikan lokasi
📍Apartemen Pok Fu Lam Unit 1470.
Seseorang men-share lokasi padanya, sekarang Richard sangat yakin bahwa Luna pasti berada disana.
“Tidurlah disini...” Titah Bryan, menunjuk satu kamar tidur untuk Luna tempati.
“Kau...?.”
“Gampang, aku ini pria. Aku bisa tidur disofa.” Seru Bryan enteng.
“Tidak.” Cegah Luna.
“Kurasa kasur ini cukup luas untuk kita. Kau boleh tidur disini.” Bryan sudah terlalu baik padanya, mana mungkin Luna membuat tuan rumah harus menderita karena dirinya.
“Tidak...” Tolak Bryan. Ia takut sesuatu membuatnya menerjang Luna malam ini.
“Aku serius Bryan. Tidak masalah. Tidurlah disini.” Luna menata bantal di sampingnya untuk Bryan.
“Kau yang meminta ini Luna.” Bryan segera berbaring. Namun Bryan memilih untuk membelakangi Luna, akan sangat menakutkan jika ia sampai kehilangan kendali jika melihat wajah Luna yang menggoda itu.
Tik.
Tik.
Tik.
Jarum jam berbunyi, menggambarkan keheningan yang berada disana.
“Bryan apa kau sudah tidur...” Luna kembali memastikan.
“Hmm...” Gumam Bryan.
“Jika seperti ini aku jadi ingat Daddy...”
Namun Bryan memilih tidak menjawabnya. Walaupun sebenarnya ia tidak dapat tidur sama sekali.
“Apa kau mendengarkan ku...” Luna kembali bertanya.
“Menurutmu apa Daddy sedang menyesal sekarang? Apa dia bersedih.”
Bryan benar-benar tidak tahan lagi, ia membalikan arah tubuhnya menghadap Luna, yang ternyata sangat dekat dengan dirinya. Wajah mereka hampir bersentuhan, hanya beberapa senti lagi.
“Bisakah kau jangan membicarakannya terus. Aku muak...”
Tanpa ijin Bryan langsung melu*mat bibir Luna. Ia benar-benar tidak tahan, wanita itu terus mengatakan tentang pria lain. Sementara jelas-jelas ada dirinya yang begitu dekat disini bersamanya.
Luna menolak, dan berusaha melepaskan Bryan.
“Mmmmh...” Luna memberontak.
Bukannya melepas, Bryan terus menekan agar bibir mereka terus menyatu.
Luna tidak bisa menolak lagi, ia pasrah saat Bryan melakukanya. Ada sesuatu dalam dirinya yang membuatnya tidak m berkutik dengan pria itu.
Bryan melakukanya dengan sangat baik dan lembut, dan Luna benar-benar menyukai sentuhan itu.
“Bryan...” Seru Luna, saat Bryan melepaskan ciuman itu.
Hanya beberapa detik, Bryan kembali melahap bibir indah Luan yang semakin menggoda itu.
“Aku benar-benar gila. Aku menginginkanmu Luna.” Batin Bryan.
Setelah itu semua gelap....
Bersambung...