NovelToon NovelToon
The Final Entity Never Regrets In Reality

The Final Entity Never Regrets In Reality

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Epik Petualangan / Keluarga / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: RiesSa

"Namaku ya..."

Siapa nama dari tubuh gadis yang Kumasuki ini? Apa maksud dari semua mimpi buruk sebelum aku masuk ke tubuh ini? Lalu suara yang memanggilku Himena sebelumnya itu, apakah ada hubungannya denganku atau tubuh ini?

"Vıra...panggil saja aku Vıra." Jawabku tersenyum sedih karena membayangkan harus menerima kenyataan yang ada bahwa aku di sini. Benar, inilah Kenyataanku sekarang.

Semua tentangku, dia, dan tragedi pengkhianatan itu, akan terkuak satu-persatu. PASTI....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RiesSa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seseorang Di Sana... Berkhianat?

Tidak aneh bila Musplehein menjadi nomor satu di seluruh benua Ydhsavoil! Atau mungkin di seluruh dunia?! Bila pemerintahannya serapi dan sebagus ini, siapa yang bisa melawan coba?

Namun untuk sekarang…

“Bagaimana caranya kembali ke kerajaan Ingrid?”

Masih ada Raja Oevin yang harus kubantu untuk memutus tali AURAnya dengan dunia Limbo. Dialah alasan aku dapat membuka gerbang Limbo dan mengirim Pak Looqe dan lainnya kembali ke dunia nyata. Bila AURA milikku digunakan untuk terus bertahan di dunia Limbo, maka AURA Raja Oevin adalah katalis gerbangnya.

Kalau sampai dititik kritis tidak segera diputus koneksi itu, bisa-bisa beliau…

Uh… “Jangan berpikir yang tidak-tidak Vira, jangan berpikir hal yang jelek atau nanti jadi kenyataan.” Kataku berulang kali.

Sekarang lebih baik memikirkan cara untuk pulang.

Pertama, menemui Kaisar Surtr?

Tidak sembarang orang bisa menemuinya sesuka hati, apalagi aku hanya orang asing di sini. Orang misterius dari antah berantah ingin menemui orang terpenting di seluruh Musplehein? Jangan bermimpi Himena.

Aku juga tidak tahu butuh berapa lama perjalanan dari Ibu kota Rune ini untuk kembali ke wilayah kekuasaan keluarga Wooseman. Ditambah tidak ada peta atau penunjuk arah sebagai panduan.

Uh… “Yosh! Ayo menyusup ke istana Ibu kota. Surtr pasti ada di sana.”

Keputusan yang gila, tapi tidak ada pilihan lagi. Daripada tersesat dan tidak sampai-sampai, atau ditolak untuk bertemu dengan Kaisar. Lebih baik aku melakukan apa yang jadi keahlianku. Tidak ada waktu untuk ragu.

Tinggal beberapa jam lagi sebelum langit tertidur.

[Hmmm…♪

“Ibunda…?”

Dia mengelus pelan rambutku dan tersenyum lemah.

“Tidurlah Himena, nanti akan Ibu bangunkan saat Ayah dan Kakakmu telah datang.”

Aku tahu, aku sebenarnya tidak boleh tidur sekarang, suasana siang hari di bawah pohon ceri yang sejuk ini terasa janggal. Hanya saja…

“Jangan! I…bu…”

“Tidurlah kembali sayang.” Ia mengecup dahiku sebagai salam tidur.

Keesokannya aku bangun di pangkuannya yang terasa dingin, senyumnya yang tipis dan kaku. Ibundaku tidak pernah bangun lagi setelah itu. Ia pergi meninggalkan keluarga kami selamanya.]

Ingatan baru lagi.

“…”

Aku mengerti sekarang…

Kematian Ibunda dalam memoriku tersebut bukan tanpa sebab, dia melindungiku dan seluruh negeri menggunakan semua AURAnya. Aku masih tidak tahu kenapa tidak ada Ayah dan Kakakku di sana, tapi yang pasti seluruh negeri saat itu diserang berbagai kutukan ritual MANA pembunuh massal.

“Apabila ritual MANA itu dulu belum selesai dirapalkan, pasti beliau bisa memusnahkannya seperti Kaisar Surtr, tapi ritual MANA tersebut sudah dirapalkan bertahun-tahun tanpa diketahui siapa pun.”

Ibarat sebuah bom di suatu gedung tinggi, kalau hanya satu dan jelas terlihat tentu masih bisa menjinakkannya meski ada kemungkinan buruk akan terjadi. Seperti dalam kasusku, Banaspati, dan Kaisar Surtr.

Namun dalam kejadian yang terjadi di memoriku, Ibunda bagaikan disuruh menjinakkan bom yang ditanam sejak awal pembangunan gedung. Jumlahnya tidak diketahui karena di setiap lantai gedung pasti ada bom. Lalu dalam suatu waktu semua bom tersebut tiba-tiba meledak tanpa peringatan apa pun.

Jangankan menjinakkan, menyelamatkan diri saja tidak bisa!

“…”

Tidak! Dia berhasil.

“Beliau berhasil menjinakkan semua bom tersebut, Ibunda berhasil menyelamatkanku dan seluruh negeri. Beliau memang berhasil, ya… berhasil. Berhasil… tapi…”

[“Himena putriku, ini adalah pesan terakhir Ibunda untukmu. Kamu boleh marah, kamu boleh kesal, kamu boleh benci. Kita hanyalah manusia biasa, pasti ada saat di mana semua hal tersebut tidak bisa kita tampung. Namun jangan luapkan ke orang yang tidak bersalah, tidak tahu apa pun, dan tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang kita hadapi. Bersabarlah, Ibunda tahu Himena pasti bisa bertahan. Bersabarlah putriku…”

Suara bisikan dari beliau sebelum aku tidak sadar sepenuhnya.]

Seluruh penduduk negeri yang terkena kutukan ritual MANA seketika sembuh berkat beliau. Semua tertawa bergembira merayakan selamatnya negeri dari kutukan mematikan. Tanpa tahu aku menangis keras menemukan Ibundaku tidak bangun lagi. Bahkan beliau tersenyum di akhir waktunya meski seluruh jasad beliau penuh kutukan MANA yang sangat pahit sekali.

“Kenapa… kenapa engkau bertindak sejauh itu demi mereka!? Orang-orang itu semua bahkan mencemoohmu sebagai pembawa kutukan MANA! Setelah semua yang engkau lakukan untuk mereka, Ibunda!”

Aku menangis marah kepada mereka semua.

Bohong kalau aku bilang tidak benci para penduduk negeri tersebut! Mereka! Mereka bahkan sampai hati merampas jasad beliau dan membuangnya ke jurang saat akan dimakamkan! Padahal yang ingin keluarga kami lakukan hanyalah memberikan pemakaman yang layak untuknya seorang. Tidak lebih…

Dia bukanlah djinn, dia bukanlah ibylis, dia tetaplah manusia sama seperti lainnya.

Aku hanya ingin di saat terakhirnya beliau dalam kondisi baik agar pantas saat bertemu dengan Tuhan. Apakah hal tersebut salah?

Benar-benar dunia yang busuk.

Tap.

“Ternyata benar ada di sini.” Suara seseorang dari belakang.

Aku segera menghapus tangisanku dan menoleh siapa gerangan yang naik ke atas gedung sore-sore. Dia datang tiba-tiba tanpa bisa kulacak.

“Siapa namamu Nona muda pirang?”

Ia wanita yang terlihat baru di awal umur kepala duanya, berkulit putih pucat, dan rambut hitam legam sebahu. Matanya yang hijau zamrud menatap tajam penuh selidik. Wanita itu memakai setelan baju hitam resmi khas kekaisaran Musplehein.

“Maaf, tapi apa kita saling kenal?” Tolakku secara halus.

Dia tersenyum tipis dan berjalan mendekat, untuk alasan lain entah mengapa aku tidak menganggap keberadaannya sebuah ancaman. Malah terasa familiar. Gadis tersebut memegang wajahku dan kami bertatapan sesaat.

“Lacrinre ni maives munklia jor, Luvius Arista.”

Siing…

“AURAku keluar? A-apa yang kamu lakukan?” Responku terkejut.

AURA perak kebiruan yang diam saja sejak aku keluar dari dunia djinn dan Limbo mendadak bereaksi akan kalimat gadis hijau zamrud di depanku. Membuat perasaan…

Senang?

“Hmm… jadi begitu ya, kamu kesulitan mencari cara untuk pulang. Lalu menunggu di sini hingga malam untuk menyusup ke istana kekaisaran. Sayang ingatan lamamu kembali dan membuatmu sedih.” Ucapnya melepaskan wajahku dan menjauh.

“Kenapa kamu ta-”

“Rahasia.” Potongnya langsung.

“Nyonya, jadwal untuk pertemuan anda.” Ucap seorang pria kekar di belakangnya. Aku baru sadar dia punya pengawal.

“Sampaikan kepada Yang Mulia aku akan terlambat sebentar ke pertemuan. Ada urusan mendadak.”

“Baik Nyonya.” Kata pengawal tersebut melompat langsung dari atas gedung.

Glup…

Sekarang dia kembali menatapku dan memegang tanganku tanpa sungkan.

“Aku Rose.” Ucapnya.

“V-vira.”

“Ng!!? Tunggu sebentar Vira.” Dia melepas tanganku dan berjalan ke sisi lain ujung gedung.

Jleb!

“Akh…!!!”

“Beraninya bawahan makhluk terkutuk mengintai apa yang kulakukan, sadarilah apa yang kau perbuat dan sesali di dunia pembalasan. Aku berlindung kepada Tuhan dari gangguan dan godaan makhluk terkutuk.” Rose menusuk tangannya ke udara kosong lalu menariknya kembali.

Sosok buruk rupa hitam bertanduk dengan MANA tinggi tiba-tiba keluar dari udara kosong sambil merintih kesakitan. Dadanya berlubang?

Seekor djinn?

“Hampir benar, tapi kamu salah Vira. Dia adalah ibylis. Lebih tepatnya bawahannya yang disebut setan.” Ujar Rose seakan tahu apa yang kupikirkan.

“S-setan?”

“Iya setan, dia menggunakan MANA kepadamu dengan memanfaatkan ingatan lamamu yang sedih. Sehingga perasaan negatif timbul dan membuatmu ingin melakukan hal-hal buruk. Itulah mereka, Sang pembisik, terkutuk, pengkhianat.” Kata Rose tegas.

“Hrogay jikanem friu anaaaaaaaaasssss….!!! Inistra…!!!” Teriak marah makhluk bernama ibylis tersebut.

“Diamlah, aku tidak punya waktu untuk mendengar ejekanmu.” Ucap Rose menjentikkan jari.

Blaaar…!!!

Tubuh setan tersebut pecah meninggalkan bau daging busuk yang terbakar, Rose pasti telah melakukan sesuatu. Anehnya…

“Perasaanku, kembali normal?” Hatiku memang masih tetap sedih, tapi tidak parah hingga sebenci seperti tadi. Jadi aku tadi benar-benar terkena MANA?

Rose kembali mendekat dan memegang kembali kedua tanganku, menatap penuh keseriusan ingin mengatakan sesuatu.

“Aku tidak tahu apa yang membuatmu sampai sesedih ini hingga timbul perasaan benci. Itu adalah hal yang normal Vira, siapa pun pasti pernah merasakannya. Aku pun tidak terkecuali. Namun yang membedakan antara yang baik dan buruk adalah perbuatan untuk menyalurkan perasaan tersebut. Apakah kamu akan mengikuti nafsu tersebut, Vira? Nafsu balas dendam itu? Apa bedanya nanti kamu dengan para penjahat yang membuatmu sedih? Mereka memang bersalah, tapi tidak semua. Tolong pertimbangkan bagian kecil yang suci itu. Ah benar juga! Kamu punya urusan lain yang lebih penting bukan?”

“Benar! Aku hampir lupa! Raja Oevin, aku harus segera kembali ke kerajaan Ingrid!” Responku spontan.

Rose menarik pelan tanganku agar ikut. Ia menjulurkan tangan kanannya ke udara kosong dan diam sesaat. Sebuah cairan merah kental keluar dari telapaknya dan membuat sebuah portal merah di depan kami.

“Ini… portal?”

“Ke mana tujuanmu Vira, biar aku yang antar.” Tawar Rose.

“Kerajaan Ingrid, wilayah kekuasaan keluarga Wooseman.”

Rose kembali menarik lenganku dan kami berdua masuk ke dalam portal cahaya merah tersebut.

Ajaib! Pemandangan di balik portal berbeda jauh dengan satunya. Aku langsung tiba di hutan bukit belakang mansion keluarga Wooseman.

“Dari sini kamu bisa sendiri ‘kan? Aku harus segera kembali sekarang.” Ucap Rose.

“Y-ya, terima kasih Rose.”

“Sama-sama Kakak.” Jawabnya tersenyum masuk ke dalam portal dan menghilang.

Syuut…

“Kakak?”

Aku langsung menggeleng dan segera berlari ke kediaman keluarga Wooseman. Menyapa penjaga yang membukakan gerbang, dan lanjut berlari ke lapangan latihan.

Aku mohon masih sempat!

Betul saja lapangan latihan dikerubungi banyak orang yang berkumpul di satu titik. Ksatria dan dokter-dokter juga terlihat sibuk mendiskusikan sesuatu. Aku segera mencari celah dan menerobos kerumunan tanpa peduli orang yang mencegahku.

Sesuai dugaan, Raja Oevin terduduk kaku bersandar ke sebuah pohon.

“Yang Mulia!”

“Tunggu, Siapa kamu!?” Seorang dokter langsung menghalangiku.

“Tolong biarkan aku lewat, Yang Mulia harus segera ditolong!”

“Kami juga berusaha gadis kecil! Yang Mulia sedang kritis jadi jangan ganggu kami!” Jawab kesal dokter tersebut.

“Yang Mulia telah berpesan kepadaku dokter Sink, untuk membiarkan lewat seorang gadis kecil berambut pirang kalau dia datang. Kamu, namamu siapa?” Seorang dokter teman dari orang yang menghalangiku bertanya.

“Feenrar LaVira ar Wooseman fi Looqe.”

“Jadi kamu adalah anak dari Pangeran Looqe, maaf kelancanganku Nona Wooseman. Mari aku antar ke tempat Yang Mulia Raja.”

Tap.

“Pangeran Looqe, Duke Teer, Pangeran Thorlad. Maaf aku telat kembali.” Ucapku menunduk.

“Vira? Dari mana kamu saja kamu?” Tanya Teer.

“Ceritanya panjang Duke Teer. Sekarang aku harus menolong Yang Mulia Raja dulu.”

Kondisi Raja Oevin lebih buruk daripada yang kukira. Beliau bagai berpegang pada tali tipis yang kapan pun bisa putus. Dia bisa mati suri bila aku telat beberapa menit saja tadi.

Huft….

Aku pegang tangan Raja Oevin yang masih terluka dan menaruh satu tanganku lainnya ke tengah dada beliau. Mengkonsentrasikan AURAku untuk dihubungkan dengan miliknya.

Bagus sekarang…

“Ukh…!!!” Rintihku sakit. Tangan kananku mulai kehilangan warna dan berubah menjadi hitam, putih, dan abu-abu. Efek yang sama seperti di dunia Limbo.

“Vira!?”

“Serahkan kepadanya Pak Looqe.” Cegah Teer langsung.

Aku tidak boleh berhenti sekarang apa pun alasannya. “Ukh! Ger-bang… Limbo!”

Dengan meledakkan AURA di titik tengah jiwa kami, muncullah benda itu. Gerbang hitam, putih, dan abu-abu.

Gerbang besar itu menarik semua hal tanpa peringatan, tidak peduli udara, cahaya, ataupun AURA.

Aku langsung mencabut pedang milik Pangeran Thorlad dan mengalirinya dengan AURA konsentrasi tinggi. Menebas pintu besar itu tanpa menunggu lebih lama.

Slaash…!!!

Kraak…krakk krak…!

Gerbang tersebut menghilang layaknya sebuah gambar hologram rusak sambil membawa pedang pangeran Thorlad bersamanya.

“Hah… haaah… haaah… maaf Pangeran Thorlad, aku menggunakan dan merusak pedangmu tanpa izin.” Ucapku membuat isyarat di tangan dan jatuh di atas tanah karena kelelahan.

“Hah? Yang Mulia!?” Perhatian pangeran Thorlad langsung teralihkan melihat Raja Oevin membuka matanya.

“Hamba memberi hormat kepada Yang Mulia Raja, mohon maaf kelancangan hamba sekarang ini, tapi hamba tidak bisa berdiri sama sekali.” Salamku langsung.

“Hmm… kamu berhasil rupanya Vira. Aku juga minta maaf tidak bisa membantu dan membiarkanmu berjuang sendirian di sana.” Jawab Raja Oevin.

“Itu sudah jadi kewajiban hamba. Hamba meminta maaf karena membiarkan Yang Mulia menunggu selama ini.”

“Kita rundingkan saja semua masalah ini nanti. Looqe, bisakah kamu antar putrimu untuk beristirahat. Dokter Gui dan Thorlad akan mengantarku, dan Teer mengurus sisanya.”

“Baik Yang Mulia.” Jawab Pak Looqe, Teer, dan Pangeran Thorlad bersama.

Langit malam ini terlihat sedikit basah air mata dengan hembusan angin dingin. Menutup semua perjalanan mendadakku yang tidak terduga-duga. Namun ada satu hal yang pasti…

“Ritual MANA pembunuh massal, ada pengkhianat di kediaman Wooseman ini…”

1
RiesSa
Menyala gan
Hakim Zain
Menyala abangkuh!
Hakim Zain
Bagus thor
Hakim Zain
Nice
Linda Ika Widhiasrini
up gan
Linda Ika Widhiasrini
Doppelgangerkah? mirip banget
Linda Ika Widhiasrini
Up Thor
RiesSa: Siap, terima kasih
total 1 replies
Linda Ika Widhiasrini
lanjut thor
fayefae
penulisannya bagus thorr, aku mampir yaa, kalau berkenan boleh mampir balikk. semangat terusss
RiesSa
Terima kasih
👑Queen of tears👑
dalam bangettt ini thor /Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!