Malam Pertama untuk Adik Iparku

"Brengsek kamu, Vin! Kamu sudah berani menikung ku dari belakang, dasar Adik tak tahu di untung, kamu tahu Vania itu istriku, dan sampai kapanpun Aku tidak akan pernah melepaskan Vania untukmu, Aku tidak rela jika dia menjadi milikmu." Bastian tetap bersikeras untuk mempertahankan Vania, entah apa yang ada dalam pikiran pria itu, terlalu besar cintanya kepada Vania, membuat Bastian menjadi buta.

Sementara itu Vania yang melihat Calvin dan Bastian yang sedang bertengkar, Ia pun memutuskan untuk turun dari mobil dan menengahi mereka berdua.

"Stop, hentikan!"

Calvin dan Bastian berhenti melihat Vania yang sedang berdiri di tengah-tengah mereka berdua. Saat itu juga Vania sudah bertekad untuk meminta cerai kepada Bastian, karena Ia yakin sekali jika dirinya adalah pria yang sudah membuat sahabatnya pergi untuk selamanya.

"Kali ini untuk yang terakhir kalinya, aku mohon dengarkan Aku, Mas! Sebaiknya kita berpisah saja, karena sepertinya hubungan rumah tangga kita sedang tidak sehat, percuma saja kita lanjutkan pernikahan ini, tidak ada tujuan yang diraih, Aku tidak bisa mencintaimu sebagai suamiku, Aku sudah berusaha untuk menerima kehadiran mu, tapi Aku tetap tidak bisa, Mas! Aku masih mencintaimu Adikmu, dan perasaan itu tidak bisa dirubah. Ceraikan saja Aku!" setelah mengatakan hal itu, Ia pun segera pergi masuk ke dalam mobil Calvin. Sementara Bastian hanya bisa terdiam. Bagaimana pun juga percuma memaksa Vania untuk ikut bersamanya.

"Haaaaaaa brengsek!" umpat Bastian saat melihat mobil Calvin yang membawa istrinya pergi. Hari itu Bastian benar-benar kesal dan emosi, Ia pun melakukan mobilnya entah kemana, pikirannya sangat kalut, Ia tidak bisa mengontrol emosinya, akhirnya Bastian tidak menyadari jika ada sebuah mobil di depannya, karena panik. Akhirnya Bastian banting setir dan mobilnya hampir saja menabrak seorang gadis yang sedang berjalan menuju ke rumahnya.

"Aaaaaaa ...!" teriak gadis itu sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan. Beruntung Bastian mampu mengerem mobilnya, sehingga gadis itu tidak sampai Ia tabrak.

"Brengsek!" Bastian memukul setir mobilnya dan Ia melihat seorang gadis di depan mobilnya. Sejenak Bastian melihat gadis itu seolah dirinya pernah berjumpa dengannya. Setelah mobil Bastian berhenti, gadis itu membuka kedua tangan yang menutupi wajahnya, dan seketika Bastian membelalakkan matanya saat melihat wajah Rara di depan.

"Rara!" Bastian langsung membuka pintu mobil dan menghampiri gadis itu, sementara Rara terlihat begitu takut saat dirinya melihat kakak ipar nya yang ternyata adalah pengemudi mobil yang hampir menabraknya.

"Mas Bastian!"

Rara pun berlari menghindari Bastian, gadis itu masih takut untuk bertemu dengan pria yang sudah merenggut keperawanannya. Sedangkan Bastian terus mengejar Rara sampai Ia bisa mendapatkan gadis itu.

"Rara tunggu!"

Rara berlari terus, Ia berusaha untuk menghindari Bastian, Ia tidak ingin lagi bertemu dengan Bastian.

"Rara tunggu aku!"

Bastian terus mengejar Rara sampai akhirnya Ia bisa menarik tangan Rara dan menghentikan langkah gadis itu. Rara terlihat memberontak, Ia takut jika Bastian akan melakukan hal yang macam-macam lagi padanya.

"Lepaskan aku, Mas!"

"Kamu tidak bisa lari lagi, Rara!"

"Aku tidak mau bicara sama kamu, Mas! Biarkan Aku pergi.''

"Tidak, tidak bisa. Aku tidak akan melepaskanmu."

"Apa sih mau, Mas Bastian! Mas adalah suami Kakak, lebih baik Mas pulang saja, temui istri Mas! Kak Vania lebih membutuhkan Mas daripada Aku. Meskipun hidup Rara sudah hancur gara-gara ulah Mas. Aku tidak mau menyakitkan hati Kakak, jika dia tahu, Kak Vania pasti sangat kecewa padaku." ucap Rara sembari menangis.

Spontan Bastian memeluk adik ipar nya itu.

"Sssttt aku tahu, semua ini adalah salahku. Maafkan aku!"

...BERSAMBUNG...