Romance modern.
Kisah cinta Anne Halinger dengan Robert Anderson yang bertemu lewat perjodohan.
Anne yang berasal dari keluarga yang tidak menyayanginya. Dia dijodohkan dengan Robert yang hampir bangkrut dan tidak punya penghasilan tetap.
Namun, tiada yang tahu jadi diri Robert yang sebenarnya adalah pewaris dan CEO Black Diamond Group. Bagaimana kisah cinta dua insan ini? Akankah Anne dan Robert berbahagia?
Ikuti terus kisah mereka ya.
IG @cindy.winarto
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cindy Winarto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33
Keesokan harinya Anne dan Robert bangun dengan perut keroncongan. Mereka segera mandi dan bersiap menikmati breakfast di restoran lobby hotel.
Anne yang aji mumpung dan tidak mau rugi, segera berlarian ke sana ke mari mengambil aneka menu untuk mereka makan.
Appetizer
Couscous salad
Soup
Sup asparagus
Main Course
Fried rice
Lemon chicken piccata with garlic
Spice salmon with avocado
Slow braised short ribs
Wild mushroom ravioli
Potato gratin with parmesan
Assorted grilled vegetables
Peking Duck
Dessert
Seasonal fruit platter
Classic Tiramisu
Yogurt
Ice cream
Cake
Pudding
Indonesian traditional cake
Drink
Air mineral
Kopi/ teh
Jus jambu
Jus apel
Jus jeruk
Vanilla milk
Plus masih ada menu makanan lainnya yang berlimpah ruah. Ada pula telur dadar, telur mata sapi, bubur ayam, rujak buah, macaroni schotel, roti bakar, fish and chips, kerupuk, coco crunch, sate ayam dan kambing, soto ayam, gudeg, es buah, dll.
Wah Surga Dunia!!
Anne segera membawa tumpukan makanan itu ke meja paling pojok yang amat sepi. Dia duduk berseberangan dengan Robert.
Robert hanya bisa menggeleng-geleng melihat kelakuan barbar Anne makan. Tubuhnya kurus, tapi makannya banyak. Dia akan makan banyak bila ada acara makan sepuasnya seperti ini.
Robert pun juga sebenarnya kelaparan. Kemarin mereka sudah kerja rodi di dalam kamar hotel, dan tentunya hari ini akan berlanjut lagi. seperti hari-hari awal akan dipenuhi dengan kegiatan gulat panas di dalam kamar. Pikiran mesumnya kembali muncul seketika.
"Sayang, habis ini kita balik ke kamar ya. Aku mau minta dipijit hehe," ujar Robert manja.
"Tidak ah, Sayang. Kita lihat-lihat fasilitas hotel yuk, masak habis makan langsung mencangkul," tolak Anne sambil menggelengkan kepalanya.
"Tapi, ituku sudah tidak tahan, dia mau ketemu itumu, Sayang," desah Robert dengan tatapan puppy eyes.
"Huhhh," cibir Anne kesal. Hatinya berdebar-debar antara kesal dan sekaligus ingin dicoblos juga oleh suaminya. Lalu, dia iseng mengarahkan kaki kanannya ke tonjolan pusaka suaminya. Dia pelan-pelan mengelus dan menekan-nekan pusaka jumbo itu dengan telapak kaki dan jari kakinya.
Robert amat terkejut, dia menatap ke celananya dan mendesah pelan, "Hmm ahhhh Sayang, kamu nekat ya, nakal sekali kamu, ohhh ahhh."
Ini adalah hal terbaru yang mereka lakukan, yaitu menikmati eksplorasi tubuh di tengah keramaian restoran hotel, mana masih pagi pula. Untungnya, lokasi meja mereka paling pojok, dan tidak begitu ramai pengunjung yang duduk di area itu.
Anne tersenyum lebar saat melihat mata Robert merem melek keenakan menikmati sensasi intim itu. Kaki Anne tak berhenti menggesek celana suaminya sambil memakan sarapannya dengan lahap dan santai.
Gairah Robert sudah fully on, kepalanya berdenyut dan adrenalinnya memuncak. Dia dengan nekat membuka zipper celananya dan menarik keluar pusakanya yang sudah menjadi sosis jumbo. Untungnya dia memakai kaos besar sehingga masih bisa menutupi si sosis jumbo.
Anne tersentak kaget saat tiba-tiba saja kakinya menyentuh kulit sosis jumbo kesayangannya. Bibirnya mendesis pelan, "Rob, Sayang, kamu gila! Kenapa kamu buka celanamu dan mengeluarkan sosismu sih? Mana dia lagi tegang dan besar begini seperti Hulk."
"Semua karena kamu yang memancingku jadi gila begini, Sayang. Ayo sentuh aku, Sayang. Kita sudah gila berani melakukannya di sini," ujar Robert sambil tertawa mesum.
"Aku mempraktekkan apa yang kubaca dari novel-novel romantis, Sayang. Aku pernah nonton film dewasa juga, tapi lebih sering baca novel online," ujar Anne jujur dan ini membuat Robert senang. Ternyata Anne nakal juga seperti dirinya.
Sekarang kedua kaki Anne mengepit sosis jumbo itu dan dengan lembut mengocoknya. Sesekali kakinya menginjak lembut sepasang bola kembar dan tumpukan rambut halus di bawah sosis itu. Sementara itu, mulutnya sengaja memakan sebuah sosis cream cheesy grill dan menjilatnya dengan gerakan sensual, kemudian digigitnya sosis itu sehingga melelehlah kejunya di bibirnya.
Robert makin terangsang, matanya melotot tegang, jakunnya turun naik, sambil berusaha memasang ekspresi muka datar agar pelayan hotel dan para pengunjung lainnya tidak curiga.
"Aku sudah mau keluar, Sayang. Sebaiknya aku ke kamar mandi saja, tidak mungkin di sini." Tangannya bergerak memasukkan sosis jumbonya ke dalam celananya dan menutup celananya cepat-cepat, napasnya memburu cepat. Anne pun ikut tegang saat suaminya bilang mau mencapai *******.
Robert segera berjalan tergesa-gesa menuju toilet pria. Untungnya toilet sedang sepi. Dia segera menutup bilik toilet, lalu mengeluarkan sosis jumbonya dan mulai mengocok lagi. Napasnya memburu cepat. Bulir keringat muncul di dahinya walau ruangan toilet ini juga ber-AC.
Sepersekian detik kemudian, cairan lahar panas berbau pandan muncrat keluar, untungnya Robert sudah stand by di dalam bilik toilet. Dia memegang pucuk sosisnya dan dengan sigap segera mengarahkan semprotan cairan lengket itu ke dalam toilet.
"Ahhhhh ahhhh ohhhhh," desisnya sepelan mungkin. Setelah itu dia mengambil tissue untuk membersihkan sisa-sisa lelehan di pucuknya.
Kedua pahanya lemas saat itu juga. Dia mencapai pelepasan dan lututnya gemetar penuh kenikmatan. Sungguh liar sekali permainan siang ini. Istrinya membuatnya makin tergila-gila.
Robert segera memasukkan miliknya yang sudah mengecil ke dalam ****** ***** dan menarik zipper celananya. Lalu dia beranjak keluar dari bilik kamar mandi untuk membuang tissue dan mencuci tangannya di wastafel.
Robert memandang sejenak wajahnya di cermin, oh dia terlihat makin keren saja sejak rajin berolahraga gulat enak-enak. Setelah itu, dia beranjak keluar dari toilet.
"Sayangggg enakkk 'kan," sahut Anne manja saat Robert sudah duduk di kursinya.
Hatinya senang karena suaminya senang dengan ulah nekatnya itu. Ini adalah pengalaman pertamanya membuat sosis jumbo itu meleleh di public place dengan sembunyi-sembunyi.
"Nakal sekali kamu, Sayang. Habis ini aku hukum kamu!" ujar Robert pura-pura kesal, walau dalam hatinya dia senang sekali wanitanya begitu panas menggelora padanya.
"Makan yang banyak, Sayang. Isi tenagamu karena kamu ini kerjanya mencangkul dan membajak terus," ejek Anne. Robert melihatnya makin memesona saja.
Akhirnya mereka berdua makan sangat banyak, lagi dan lagi. Anne benar-benar mengisi tenaganya sebelum nanti dihabisi suaminya yang tak pernah lelah saat mencangkul.
Tiba-tiba saja Robert menyeletuk, "Anne, berhentilah kerja dari kantormu."
Anne terdiam sejenak. Pekerjaannya adalah segalanya baginya. Dia belum punya tempat pijakan yang baru. Dia minder sekali karena sudah terlalu sering gagal saat interview. Mau ke mana lagi cari kerjaan baru? Lalu, kalau berhenti, mau lakukan apa di rumah? Anak saja belum ada. Apa Robert bisa membiayai kehidupan mereka terutama jika sudah ada anak nanti? Semua pikiran berkecamuk di kepalanya saat itu juga.
***
Hai, mohon dukungannya untuk karya pertama author ya. Like, vote, favorit dan bagi koinnya jika kamu berkenan ya. Thank you.
IG @cindy.winarto
