Annindiyah Aqila adalah seorang gadis yang rela melakukan apapun untuk adiknya yang begitu ia sayangi.
Suatu hari, demi menyelamatkan nyawa sang adik. Annin pun terpaksa meminjam uang kepada renternir.
karena tidak sangup membayar cicilan dan buanganya yang sangat besar, Annin pun rela dan pasrah dibawa oleh para renternir.
Namun siapa sangka, ia dibeli oleh seorang presdir tampan dan kaya raya yaitu presdir Shilin Tao Mou. Annin akan dijadikan istri kontrak oleh presdir Shilin, sampai presdir Shilin dinyatakan sembuh dari suatu penyakit yang memalukan, yang selama ini di idapnya.
🌸🌸🌸
Apa jadinya. Jika seorang Shilin Tao Mou yang punya keanehan, yaitu ia sangat membenci suatu barang yang ada kata bekas, atau barang-barang pribadinya yang disentuh orang lain termasuk keluarganya sendiri.
Shilin akan sangat membenci benda itu hingga i
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
***
"Bagus," balas presdir Shilin singkat lalu keluar dari kamar mandi.
Annin menjatuhkan tubuhnya kasar kelantai dingin itu. Hatinya begitu sakit saat ini, dan Annin pun menangis sejadi-jadinya.
"Aaaaaaaakhhh ... Kenapa seperti ini, Tuhan. Aku juga ingin bahagia. Apa aku tidak berhak bahagia?" Teriak Annin masih didalam kamar mandi, beruntung kamar itu kedap suara sehingga tidak akan ada orang mendengarkan teriakannya. "Sakiiit, Tuhan. Hiks ... hiks ..." Tangis Annin menepuk-nepuk dadanya yang sesak.
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di dalam lift."Shit, kenapa bayangan tubuh indah itu tidak mau pergi. Ini juga sudah terlanjur bangun. Apakah aku harus mandi air dingin ditengah malam seperti ini," rutuk presdir Shilin pada senjata pusakanga yang telah menegang kala melihat pemandangan indah tadi
Keesokkan paginya:
Annin tampak mengerjabkan matannya, telapak tangannya ia angkat untuk menghalangi sinar matahari yang masuk lewat cela-cela ventilasi jendela kamar. Lalu Annin meregangkan otot-ototnya guna mengumpulkan tenaga untuk menghadapi hari-harinya yang akan semakin sulit.
"Huuuf," Annin menghembuskan napasnya kasar, saat melihat tubuhnya yang hanya mengenakkan handuk. Beruntung selimut tebal itu melindungi tubuhnya dengan sempurna. Sepertinya Annin melupakan untuk memakai pakaiannya karena lelah menangis semalaman.
"Sudah jam setengah enam, lebih baik aku segera mandi," ucap Annin panik karena telah kesiangan. Bergegas Annin menuju kamar mandi. Kali ini, Annin tidak lupa untuk mengunci pintu. Setelah selesai dengan ritual mandinya. Lalu memakai pakaian yang ada didalam lemari. Walaupun dengan sedikit masalah, karena semua bra yang ada dilemari itu berukuran cukup besar yaitu 36 D, Itu ukuran aurel bukan ukurannya . Annin memakai bra dengan ukuran 36 B. Karena tidak punya pilihan lain, Annin pun tetap memakainya. Masih aman bagi annin jika kebesaran, jika kekecilan baru akan menimbulkan masalah untuknya.
Annin sempat mencari dimana keberadaan tas lusuh kesayanganya, tapi Annin tidak menemukannya. Sekarang Annin berdiri di depan kaca, Annin tampak tak percaya diri dengan penampilannya saat ini, yang menurutnya agak mencolok. Padahal ia telah memilih dress paling sederhana dari lemari itu.
Annin tampak anggun dengan memakai dress cantik berwarna mint selutut, berlengan panjang. Walaupun dress itu sedikit mengembang dan tak terlalu ketat, tapi cukup untuk mengekspos tubuh Annin yang proporsional. Ditambah lagi bra dengan ukuran lebih besar. Tanpa sengaja membuat dada Annin terlihat menonjol dibalik dress cantik itu.
Dengan mengumpulkan keberaniannya, Annin keluar dari kamarnya. Namun, saat berjalan didepan pintu kamarnya, Annin tak sengaja menabrak seorang lelaki tampan yang sepertinya pernah ia temui sebelumnya. Tabrakan itu membuat tubuhnya terhuyung sesaat, tapi Annin berhasil mengatur keseimbangan hingga ia tak terjatuh ke lantai.
"Hey! Kalau jalan itu, mata dipa ... " Bentak lelaki itu terhenti saat melihat wajah Annin. "Kamu kan wanita murahan, yang menumpahkan kopi panas padaku saat di indonesia. Kenapa kamu ada dirumahku, Hah,!" Bentak Yong dengan menunjuk-nunjuk wajah Annin. Annin yang juga kaget, hanya menundukkan wajahnya menghindari tatapan mata iblis dihadapannya.
*C*obaan apa lagi ini, Ya-Tuhan. Kenapa kau tambahkan lagi tokoh antagonis dalam skenario hidupku.
"Yong! kamu apa-apaan sih. Kenapa kamu bentak-bentak calon menantu mommy," kesal Nyonya besar Mou sinis menatap anak bungsunya itu. "Sini, sayang." Tambahnya merangkul pundak Annin.
"Apa mommy bilang? Menantu! Sejak kapan wanita murahan ini menjadi calon menantu Mommy," Ucap Tuan Yong menatap rendah Annin.
ceritanya cukup menarik dg alur yg g mbulet. 😁😁😁
hanya perlu diperbaiki dari penulisannya saja, agar lebih enak dibaca sehingga reader bisa semakin menghayati baca novelnya.. 👍🏻👍🏻👍🏻
anyway, semoga sehat selalu ya kak..
tetap semangat untuk berkarya menghasilkan novel2 lainnya yg luar biasa..
semoga sukses selalu kak.. 😘🥰😍🤩