Berawal dari pertemuan tak terduga, Misel seorang gadis desa yang tak pernah berharap menikah di usia muda. Namun, tak di duga ia kini menikah di usia muda. Hal yang tak pernah ia pikirkan sekarang ia duduk di acara pernikahan nya sendiri dengan seorang pria yang baru ia kenal 5 hari yang lalu.
Penasaran dengan kelanjutan ceritanya? Yuk mampir untuk mengetahui seperti apa kelanjutan ceritanya? Bagaimana misel bertemu dan persiapan apa yang ia siapkan untuk pernikahannya ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alrumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berbanding Terbalik
"Sayang... sayang..." panggil tuan Wija di depan pintu kamarnya.
Namun tak ada suara apapun yang terdengar di balik kamar tersebut. Membuat tuan Wija kembali memanggil.
"Sayang... buka pintunya. Ayah mau bicara, ayo buka dulu pintunya." ucap tuan Wija dalam panggilan keduanya itu.
"Hm... buka saja, tak aku kunci pintunya." ucap nyonya Wija akhir nya mengeluarkan suara, walau dengan nada ketus tapi tuan Wija masih bersyukur karena istrinya masih mau menjawab panggilannya barusan.
"Iya sayang maaf, ayah kira di kunci pintunya." ucap tuan Wija setelah ia membuka pintu dan kini langsung menghampiri nyonya Wija yang sedang duduk di kursi rias dekat mejanya.
"Sayang... Maafin ayah ya, ayah salah udah buat kamu marah. Maaf..." ucap tuan Wija yang begitu merasa bersalah atas perbuatannya tadi.
"Hm..." hanya deheman yang nyonya Wija keluarkan sebagai jawabannya.
Hal ini membuat tuan Wija tak ke kurangan akal. Ia tetap kembali membujuk istrinya ini untuk berbicara.
"Yang, kamu tau nggak?" ucap tuan Wija sengaja memberikan jeda sebelum ia melanjutkan ucapannya untuk mengetahui adakah respon dari istrinya tersebut.
Namun setelah memberikan jeda cukup lama, tuan Wija tak mendapatkan jawaban dari istrinya itu. Melainkan pergerakan dari ketukan tangan nyonya Wija yang mulai menunjukkan bahwa ia penasaran dengan jawaban dirinya.
Sehingga ia pun mulai melanjutkan ucapannya tersebut. Agar tak membuat lama istrinya menunggu.
"Ayah berkata seperti itu, karena dulu ayah pun juga sama seperti putra mu. Mana mungkin tahan jika istri sendiri lebih sibuk dengan mertuanya daripada suaminya. Jujur sayang, rasanya benar-benar tak bisa diucapkan dengan kata-kata. Mau di bilang cemburu ia, tapi ini lebih dari cemburu. Intinya sulit untuk di jelaskan. Makannya tadi ayah bicara seperti itu, karena ayah memang tak bisa memprediksi nya. Apalagi sifat anak kita, ayah tidak bisa menduga-duga apa yang akan ia lakukan nanti. Jadi maafkan ayah yang sudah membuat ibu kecewa atas jawaban ayah tadi. Ayah minta maaf sama ibu." ucap tuan Wija begitu merasa bersalah.
"Hm... tapi setidaknya ayah bicara lah yang baik, jangan langsung bilang seperti itu. Ibu kan sebal jadinya." ucap nyonya wija yang mulai meluapkan kekesalannya.
"Maaf sayang telah membuat mu seperti ini. Tapi tenang saja, lain kali aku tak akan berkata seperti ini lagi pada mu sayang. Ayah janji." ucap tuan Wija menjawab nyonya Wija.
"Baiklah, ibu pegang ucapan ayah. Awas aja kalau sampai nggak dilakuin, liat hukuman apa yang akan ayah terima dari ibu." ucap nyonya Wija mengingatkan tuan Wija dengan penuh penekanan.
"Siap, ayah akan terima hukumannya jika ayah melakukan kesalahan lagi." ucap tuan Wija tanpa membantah ataupun menolak.
"Oke, ibu pegang ucapan ayah." ucap nyonya Wija lagi.
Sehingga saat ini mereka berdua pun sudah berdamai. Tuan Wija yang belum menyelesaikan tugas kerja pun tak ia kerja kan lagi. Karena saat ini, ia sedang menikmati waktu dengan istri tercintanya.
Selain karena ia tak mau istri tercintanya ini merajuk lagi. Ia pun tak ingin terus menerus memutar otaknya untuk membujuk istrinya ini.
Kalau dibandingkan dengan berdebat pada saat presentasi antar rekan kerja sangatlah berbanding terbalik dengan hal merajuk.
Karena apa? karena jika berdebat tentang kerja susunannya sudah pasti di atur dan akan mendapatkan suatu kesimpulan.
Namun, jika berdebat dengan istri yang sedang merajuk itu ujungnya bisa tidur di luar kamar.
Hal ini benar-benar menyiksa tuan Wija, dimana kebiasaan dirinya yang selalu tidur dengan istrinya harus tidur di luar kamar dan itu sangatlah tak enak.
Jika di bandingkan lagi dengan gagalnya kerja sama bisnis. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena apalah gunanya jika kita berhasil dalam kerja sama, tapi kita kehilangan kehangatan dengan istri kita. Bukannya itu sesuatu yang tak enak.
Karena keberhasilan kita sebagai suami, jika istri kita tak bahagia untuk apa? bukannya tujuan sebelum nikah adalah untuk bahagia bersama. Maka ketika nikah, namun ternyata kebahagiaan hanya dirasakan oleh satu orang.
Apakah tujuan awal nikah itu akan terwujud? tidak bukan? maka itulah yang dirasakan tuan Wija saat ini.
Ia akan mementingkan istrinya daripada pekerjaannya yang hampir selesai itu. Karena baginya kebahagiaan istri itu yang utama dibandingkan yang lainnya.
Karena teman istri setelah ia menikah adalah dirinya, walau masih ada beberapa yang sering bertemu dengan dirinya di akhir pekan atau libur anak sekolah.
Tapi dengan kita suaminya, itu merupakan teman yang seharusnya selalu ada dan dapat membuatnya merasa tak kehilangan sosok teman itu.
Maka, ingatlah kebahagiaan istri adalah yang utama ketika kita sudah menikah. Begitupun sebaliknya kebahagiaan suami yang utama untuk istri.
Jadi intinya menikah itu haruslah dengan orang yang tepat, agar ketika kita jatuh ia akan tetap ada di samping kita dan sampai kita bangkit kembali.
Bagi kalian yang belum menikah, lebih baik kenalilah siapa yang akan menjadi pilihan terakhir kalian, sebelum memintanya menjadi teman hidup kalian selamanya.
Jangan sampai kalian mengambil seseorang yang nantinya akan kalian buat kecewa dan kalian tak buat ia bahagia.
Ingat, perempuan yang kalian ambil dari keluarganya itu. Mereka akan kehilangan segalanya hanya untuk bersama kalian.
Jadi usahakanlah agar hidupnya lebih baik saat ia bersama kalian dibanding ketika ia bersama orang tuanya dulu.
Kalau kalian ingin istri kalian cantik ya kalian modalin, jangan malah melihat kecantikan istri tetangga. Bahkan yang lebih parahnya lagi, kalian berani selingkuh karena melihat istri kalian yang kurang cantik.
Ingat, mereka atau tetangga kalian terlihat cantik. Sudah pasti mereka mendapatkan modal yang baik dari suami mereka sehingga walau usianya sudah tak muda lagi. Ia tetap cantik.
Jadi, buat suami-suami yang pengen istrinya cantik ya modalin. Biar mereka juga cantik bukan hanya di rumah saja mengurus kebutuhan kalian dan anak kalian. Mereka juga seharunya mendapatkan me time. Ingat ya, me time buat istri kalian.
Buat perawatan diri, supaya hidupnya bahagia dan pastinya tetap cantik dan awet muda.
Begitulah yang seharusnya dilakukan setelah menikah.
"Yah... putra kita kapan pulang?" ucap nyonya Wija memulai pembicaraan mengenai putranya.
"Sore kayanya bu." ucap tuan Wija.
"Nggak bisa pulang sekarang emang yah?" ucap nyonya Wija lagi.
"Bisa, tapi ayah nggak yakin kalau putra mu mau pulang sekarang." ucap tuan Wija yang sedikit ragu.
"Hm... kalau ibu yang suruh, dia mau pulang nggak ya yah?" ucap nyonya Wija.
"Cobalah kamu yang suruh, siapa tau dia mau pulang." ucap tuan Wija menyarankan nyonya Wija untuk menelpon langsung putranya itu.
"Hm... iya deh, ibu coba telpon putra ibu itu." ucap nyonya Wija yang akhirnya menyetujui untuk menelpon putranya.
Bersambung...