PERINGATAN, **** ******.
.
Mia, yang baru saja putus beberapa bulan yang lalu, belum move-on, tapi harus mendapatkan kenyataan bahwa sekarang orang yang paling dicintainya itu berubah dari mantan pacar menjadi saudara tiri, tinggal serumah, bahkan kamar bersebelahan..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dilafnp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Liburan
"hhuuhhh... akhirnya kita pulang juga.." ucap Sarah sambil membuka pintu taksi yang mereka tumpangi.
seminggu penuh mereka berlibur ke Paris, menghabiskan waktu bersama, dan terlihat, wajah yang paling cerah dan bersinar disini adalah wajah Lucas.
"Lucas.. ayah kita, kamu kayaknya seneng banget ya abis pulang liburan.." ucap Adwin sambil menurunkan koper dari bagasi bersama Lucas.
Lucas mengangguk cepat, wajahnya di penuhi kebahagian, namun tentu saja ini bukan soal liburan.
"sayang.. aku masuk duluan ya.. kamu sama Lucas tolong bawain semuanya ya.." ucap Sarah ke suaminya sambil berlalu masuk.
"mana koper gue?" ucap Mia sambil mendekat ke arah Lucas.
"udah.. biar ntar aku yang bawain.." jawab Lucas pelan.
Adwin yang disebelah sampai menoleh sesaat mendengar suara Lucas yang begitu mesra.
"ck!! apaan sih lo! sok akrab banget!! " ucap Mia sambil menarik pergi kopernya dengan cepat.
Lucas sempat terdiam menatap Mia yang berjalan menjauh, namun saat dia sadar kalau ayahnya ada disamping, Lucas buru buru menundukan lagi pandangannya, fokus ke koper koper berat yang ada di depannya.
"Lucas.. kamu sama Mia ada masalah lagi?" tanya Adwin dengan nada serius.
Lucas seketika menjadi panik. "hah?? nggak kok.." jawabnya cepat sambil mendorong koper koper itu sedikit menjauh dari mobil.
Terlihat jelas kalau Lucas menghindari tatapan ayahnya, namun untungnya ayahnya juga tidak berniat mengintrogasinya.
Setelah membayar ongkos taksi, Adwin menepuk bahu Lucas.
"kalau ada sesuatu, cerita aja ke ayah ya.. jangan dipendem sendiri.." ucap Adwin sambil menarik koper miliknya dan milik Sarah ke dalam rumah.
Lucas mengangguk, dengan wajah canggungnya masih terlihat jelas.
sesampainya di dalam, Lucas melihat Mia yang sibuk menaikan kopernya ke lantai 2. maklum saja, bawaan Mia sangat banyak, jadi dia butuh waktu lebih lama untuk naik.
"sini, biar gue bantu.." Lucas langsung mengambil satu koper Mia, dan berjalan cepat menuju lantai 2.
"mm.. makasih.." ucap Mia pelan namun tetap terdengar di telinga Lucas.
sesampainya di lantai 2, tanpa bertanya Lucas langsung membuka pintu kamar Mia, menunggu sampai gadis itu masuk ke kamar.
HUP..
Lucas memeluk Mia kencang sesaat gadis itu masuk sambil mendorong satu koper lagi.
"Lucas.. lo apa apaan sih!!" ucap Mia pelan mencoba melepaskan pelukannya.
"gue mau peluk bentar.." ucap manja Lucas tepat ditelinga Mia.
"Lucas! lepas!! ntar ada yang liat.." dengan suara pelannya, Mia terus memberontak.
"sayang, malem ini gue ke kamar lo ya.." suara serak Lucas terdengar sangat lembut di samping telinga Mia.
"astaga Lucas! lo kan udah janji buat ga kayak gini!! kita ga boleh kayak gini kalau dirumah.."
"salah lo sendiri di Paris ga ngizinin gue masuk kamar lo.. gue kangen Mia.. gue mau gituan.."
Mendengar itu, telinga Mia tiba-tiba terasa sangat gatal, nafasnya tersengal, emosinya memuncah.
"Lucas!! gue teriakin lo ya!!" ucap Mia serius.
Wajahnya yang nampak sangat marah tiba tiba saja membuat Lucas ketakutan.
"ih.. kejam banget sih lo sama calon suami sendiri.." ucap Lucas sambil melepaskan pelukannya. "kalau lo teriak, yang ada gue bakal digebukin ayah lagi.." lanjut Lucas menunjukan wajah kesalnya.
"yaaa salah lo sendiri!! gue kan udah bilang, ada waktunya.. jangan nempel nempel terus ke gue!!"
"kapan??"
Mendengar suara manja ditambah wajah memelas Lucas, Mia benar-benar merasa sangat muak.
"ck!! lo keluar ga dari kamar gue sekarang!!" ucap Mia tegas sambil menunjuk ke arah pintu kamarnya.
melihat Mia yang marah, Lucas hanya bisa menunjukan wajah kecewanya. "hmm... iyaaa iyaaa.. gue keluar sekarang..." ucap Lucas cepat sambil berjalan ke arah pintu.
Dan sesaat Lucas baru saja ingin membuka pintu, tiba-tiba saja pintu kamar Mia sudah terbuka duluan.
"loh.. Lucas? kenapa ada di kamar Mia?" tanya Sarah dengan wajah penasaran.
"ehh mama..." Lucas tersenyum canggung, bingung harus menjawab apa.
Sarah yang tidak mendapatkan jawaban dari Lucas melirik ke arah Mia, wajahnya terlihat penuh dengan tanda tanya, menanti jawaban yang jelas dari kedua anaknya ini.
"ini ma.. Lucas tadi bantuin aku ngangkat koper, jadi aku sekalian minta bawain masuk ke dalam kamar aja.." jawab cepat Mia sambil tersenyum ringan.
"ohh begitu.." Sarah tidak berfikir banyak, langsung menganggukan kepala tanda mengerti.
"hehehe.. iyaa maa.." lanjut Lucas masih dengan senyum canggungnya.
"mm... Mia, Lucas, kalian mau makan apa?" lanjut Sarah berucap yang membuat Lucas dan Mia diam kebingungan.
"???"
"ini.. sebenarnya mama naik cuma mau nanyain kalian mau makan apa? soalnya biar sekalian mama pesenin.." jelas Sarah.
"ohh gitu.." jawab Mia cepat. "aku bebas sih ma.. samain aja kayak mama.." lanjut Mia berucap.
"mm.. kalau kamu Lucas.."
"aku juga ma.. bebas makan apa aja, yang penting jangan seafood.." jawab Lucas.
Sarah menganggukan kepalanya.. "okee, kalau makanannya udah dateng nanti mama panggil lagi ya.." ucap Sarah sambil berlalu pergi.
sesaat pintu ditutup oleh Sarah, Lucas dan Mia sempat saling memandang, menunjukan kelegaan di dalam hati mereka.
Namun sedetik kemudian, tiba tiba suasana menjadi tegang lagi.
"Lucas.. kamu kalau udah selesai, kembali ke kamar kamu.. ga baik kalau kalian di kamar berduaan gini.." ucap Sarah sesaat dia membuka pintu kamar Mia lagi.
"hehehe.. iya ma.." tanpa menunggu, Lucas langsung melangkahkan kakinya pergi keluar kamar, dan menuju ke kamarnya sendiri.
sementara Sarah masih berdiri, memperhatikan sampai keadaan benar-benar aman dan nyaman untuk anak anaknya.
"Mia, lain kali jangan suruh Lucas masuk kamar kamu ya.. kalau malem jangan lupa kunci pintu kamar.. meskipun saudara, kalian berdua itu ga sedarah.. jadi kalian tetep harus punya batasan.. paham.." Sarah memberi peringatan.
Mia mengangguk cepat. "iyaa ma.."
"mm.. yaudah.. kamu istirahat aja sekarang, kalau makanan udah sampai nanti mama panggil.. tapi jangan lupa, kunci pintunya"
tanpa menunggu jawaban, Sarah menutup pintu kamar Mia.
Dia bahkan menunggu sampai mendengar suara Mia mengunci pintu kamarnya.
.
[sayang, tadi ampir banget ya kita ketawan.] pesan dari Lucas di ponsel Mia.
[mangkanya, udah gue bilangin kalau dirumah jangan aneh aneh!!]
[kamu marah marah terus, ihh.. aku kan juga ga tau kalau mama mau ke kamar kamu..]
[Lucas, udah deh.. please jangan aneh aneh lagi ya.. kalau dirumah kita bersikap normal aja.. jangan ambil kesempatan.. ntar celaka..]
meskipun tidak bisa melihat langsung ekspresi dan suara Mia, namun Lucas sangat paham kalau sekarang Mia sepertinya sangat frustasi dengan semua tingkahnya.
[yaudah iyaa iyaa.. maaf deh.. kedepannya aku janji ga bakal aneh aneh lagi kalau dirumah..]
[janji yaa..]
[iya sayang.. ntar aku aneh anehnya di hotel aja..]
[🖕]
Mia yang sudah kesal, pada akhirnya mengirimkan emotikon gambar jari tengah ke Lucas.
"astaga!! kenapa cowok yang gue suka jadi kayak gini banget sih?!!"
...****************...