Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ³² - worry
Alisha segera memperkenalkan Rifan pada Louis, begitu pun sebaliknya. Kedua lelaki itu lantas bersalaman. Alisha tak lupa mengatakan kalau Rifan adalah teman SMA-nya. Ia juga memberitahu Rifan kalau Louis salah satu lelaki yang mendekatinya.
Karena Louis bergabung, Rifan dan Alisha tak punya pilihan selain pergi bersama lelaki tersebut.
Interaksi Alisha dan Louis sangat akrab. Louis memang seru seperti Alisha, jadi tidak heran mereka mudah cocok. Rifan yang pendiam jadi terabaikan.
Dulu melihat Alisha dekat dengan banyak cowok adalah hal biasa bagi Rifan. Namun sekarang, rasanya berbeda sekali. Apalagi setiap kali Louis terus mencoba menyentuh Alisha. Kini lelaki itu sedang asyik merangkul pundak Alisha. Sementara Rifan berjalan di belakang mereka.
Rifan fokus memperhatikan tangan Louis. Tangan lelaki itu perlahan turun semakin ke bawah, tepat ke arah bokong Alisha. Belum sempat tangan Louis menyentuh ke sana, Rifan langsung menghentikan. Ia sengaja memutus rangkulan Louis dan merangkul lelaki itu sekaligus Alisha juga.
"Lihat! Ada es krim! Ayo kita beli!" ajak Rifan.
"Kau kenapa?" tanya Alisha yang merasa heran dengan sikap Rifan.
"Cowok ini tadi mau pegang bokongmu," bisik Rifan.
"Terus?"
"Lah, kamu nggak marah?"
"Enggak. Aku cukup menyukai Louis."
"Begitu ya." Rifan segera melepas rangkulannya dan berjalan lebih dulu. Ia bahkan melewati es krim yang dia tunjuk tadi. Harusnya Rifan mengabaikan kedekatan Alisha dan Louis.
"Rifan! Aku rasa kau kelewatan," tegur Louis sambil menunjuk toko es krim.
"Aku mendadak tidak selera. Sebaiknya kita langsung ke menara Eiffel saja. Mungkin Amelie dan Gani sudah menunggu," sahut Rifan malas.
"Apa dia baik-baik saja?" Louis bertanya pada Alisha.
"Mungkin dia hanya lelah. Abaikan saja," tanggap Alisha. Dia dan Louis segera menyusul Rifan.
Setibanya di area menara Eiffel, Alisha sibuk bercengkrama dengan Louis. Keduanya tampak sesekali memotret dan bicara bahasa Prancis yang sama sekali tidak dimengerti. Rifan hanya bisa melihat sambil duduk di bangku panjang, seperti orang bodoh.
Sampai tibalah titik Rifan melihat Louis yang terlihat hendak mencium bibir Alisha. Akan tetapi Alisha menolak. Cewek itu mengatakan sesuatu yang tentu tak bisa dipahami Rifan.
Senyuman mengembang di bibir Rifan. Penolakan Alisha membuatnya berpikir kalau cewek itu sepertinya masih ada rasa pada dirinya. Apalagi Alisha tampak sesekali mencuri pandang ke arah Rifan.
Tak lama kemudian, Gani dan Amelie muncul. Mereka mengajak Rifan, Alisha dan Louis makan siang bersama. Setelah itu, Rifan dan Gani pamit kembali ke London. Entah kenapa Rifan dan Gani sama-sama punya keinginan yang sama untuk cepat pulang.
Kini mereka ada di stasiun. Amelie, Alisha dan Louis melepas kepergian Rifan dan Gani.
"Aku rasa sebentar lagi aku akan punya pacar, Fan." Alisha berbisik ke telinga Rifan.
"Apa lelaki itu Louis?" tukas Rifan curiga.
"Belum pasti. Yang jelas aku akan punya pacar. Jadi jangan kalah sama aku ya!" ujar Alisha sambil tersenyum.
Rifan tersenyum kecut. Dia dan Gani segera masuk ke dalam kereta. Keduanya duduk bersebelahan sambil memasang tatapan sendu.
"Kenapa pengen cepat pulang? Nggak berjalan lancar, Gan?" tanya Rifan.
"Aku rasa begitu. Amelie ternyata butuh bantuanku untuk membuat mantan kekasihnya cemburu. Dia bahkan nyaris memberiku uang," ungkap Gani.
Rifan menggigit bibir bawahnya karena berusaha menahan tawa. Dia senang punya teman yang senasib.
"Ketawa aja kali, Fan! Aku tahu kau senang melihat penderitaanku," timpal Gani.
Rifan sontak melepaskan tawanya. "Aku nggak nyangka, ternyata kita senasib," komentarnya.
"Senasib?" Gani menatap penuh selidik.
"Ya anu. Kita sama-sama jomblo kan?" nyaris saja Rifan keceplosan. Memang tidak ada orang yang tahu mengenai hubungannya dan Alisha selain Fatma dan Kasman.
"Oh..." pundak Gani melemah.
"Sudahlah, masih banyak kok cewek yang lain. Jangan terlalu dipikirkan," kata Rifan sambil merangkul Gani.
Setibanya di London, Rifan langsung pulang ke asrama. Dia tidak melihat lagi ada kaos kaki di gagang pintu. Rifan segera masuk ke kamar dan telentang.
Jujur saja, semenjak meninggalkan Paris, pikiran Rifan selalu dihantui Alisha. Anehnya dia gelisah saat mengetahui cewek itu akan segera berpacaran. Rifan bahkan sampai membayangkan Alisha bercinta dengan Louis.
"Aarghh!" Rifan mengacak-acak rambut frustasi. Berusaha membuang segala hal tentang Alisha.
"Sialan! Ck!" Rifan berdecak kesal. Memikirkan Alisha membuatnya semakin tersiksa. Ia sampai beberapa kali menstalker media sosial Alisha. Namun tidak ada kegiatan terbaru dari cewek tersebut baik dari story maupun unggahan terbaru.
Rifan mencoba membaca buku agar pikirannya teralihkan. Tapi rasa penasaran dan gelisahnya masih terlintas. Sekali lagi dia memeriksa media sosial Alisha. Itu terjadi selama beberapa hari.
Sampai suatu hari, pupil mata Rifan membesar. Karena kali ini Alisha mengunggah foto baru. Namun bukannya tenang, dia justru dibuat semakin gelisah. Bagaimana tidak? Di dalam foto Alisha terlihat menggunakan gaun tidur minim yang membuat Rifan telan ludah, bahkan membuat celananya jadi sesak.
Yang paling membuat Rifan gelisah adalah teks yang ditulis Alisha pada foto tersebut. Tulisan itu berbunyi, 'Menghabiskan malam bersamamu.'
Kau memanfaatkan waktu luangmu untuk mengambil kerja part time,
Selain mencari pengalaman, kamu juga bisa punya tambahan modal untuk merencanakan sebuah pertemuan kalian bisa lebih seru.
pejuang LDR seringkali butuh lebih banyak modal jika tidak dicermati, bisa membobol tabunganmu jika kamu tak hati-hati.
Andaikan pintu ajaib Doraemon benar-benar ada, kamu nggak akan berjuang dengan susah payah untuk menahan rindu.
Namun sayang kenyataanmya harga tiket perjalanan untuk bertemu dia yang justru nyata ada di hadapanmu...😂🤣
Karena sebaik-baik kita menyembunyikan sesuatu apalagi sesuatu itu adalah aib/keburukan.
Cepat atau lambat Tuhan akan selalu punya cara untuk mengungkapnya..🤫
Kata-kata itu mengingatkan kita bahwa tidak peduli seberapa kuat atau berpengaruhnya seseorang, mereka tidak akan pernah bisa lepas dari konsekuensi tindakan mereka..😰
Bagi beberapa pria yang memiliki prinsip tentang moralitas dan agama sepertinya akan berat menerima kenyataan itu tentu ada perasaan kecewa../Panic/
penunggu up cerita sudah banyak termasuk er
Mungkin bagi Amelie permainan panas kayak gitu sudah merupakan hal biasa di negaranya.
Tapi bagi Alisha ini awal bencana, dia bakalan di marahi habis²an sama Faris..😭