"Dimana ini? kenapa semuanya sangat bobrok? uuhh.. badan ku sakit sekali, " lirih Sherina yang mendapati tubuh nya berbaring di atas jerami.
"Kakak lihat, wanita kejam itu bangun kembali, apakah dia akan memukul kita lagi? " suara bisikan seorang anak kecil itu terdengar oleh Sherina, mereka mengenakan pakaian lusuh compang-camping, dengan tambalan di sekeliling nya.
"Mahkluk apa itu? kenapa mereka tampak seperti Monyet, " gumam lirih Sherina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-32. Berbagi
Srakk
Srakk
Srakk
Langkah-langkah kaki mulai terdengar oleh Sherina.
"Di sana di sebelah sana"
"Lebih ke dalam lagi.. "
"Ayo cepat smuanya segera bergegas"
"Zivan sebenarnya ini ada apa??"
"Lebih cepat Paman.. "
Suara-suara keributan pun mulai terdengar dan semakin mendekat ke arah Sherina.
"Ibu.. kamu tidak apa-apa kan??" dari Zivan datang ke rumah untuk memanggil Sem, pikiran Zevan sudah di penuhi dengan beberapa pemikiran buruk.
"Memang nya Ibu kenapa??" tentu Sherina heran dengan pertanyaan Zevan.
"Ini.. "
"Babi hutan.. " dengan serempak Zevan, Zivan, Sem dan lain nya terkejut dengan penglihatan mereka.
Bagaimana tidak!! karna kini tepat di hadapan mereka Sherina sedang duduk di atas babi hutan gemuk.
Bahkan besar nya babi hutan itu hampir sama dengan besar nya sapi yang di gunakan untuk gerobak sapi.
"Ini.. ini.. siapa yang menangkap babi-babi ini??" Sem terkejut bukan main, karma dirinya pun tak pernah mendapatkan babi hutan sebesar ini.
Jika pun dapat.. itu hanya babi hutan biasa, babi hutan kecil.
"Ini Ibu yang menangkap nya Paman.. Ibu kami hebat kan Paman" Alina menyombongkan Sherina pada Sem dan lain nya.
"Tidak mungkin.. " siapa yang akan percaya begitu saja jika babi hutan tersebut Sherina menangkap nya sendirian.
"Benar Paman.. babi ini Ibu menangkap nya sendiri, aku melihatnya secara langsung tadi" Zivan maju menjelaskan agar Sem percaya, begitu juga yang lain nya.
"Siapa yang menangkap babi ini tak penting Kakak.. sekarang lebih penting kita bawa pulang babi-babi ini.. kita harus menyembelih nya sebelum mereka sadar kembali"
Jika mereka terus meributkan masalah babi tersebut maka hari akan berlalu sia-sia.
"Baiklah Sherina.. ayo semua nya, kita bergotong royong membawa babi-babi ini"
Sem mengerti Sherina tak ingin mendebatkan sesuatu yang tidak penting.
Mereka tak membuang waktu lagi, maka secara merata mereka segera membagi tugas.
Sem pergi penyusul Sherina bersama sebelah teman nya, jadi kini empat orang menggotong satu babi.
Sherina sendiri bersama anak nya mereka hanya membawa hewan-hewan kecil saja.
"Ibu biar aku yang membawa nya.. " Zovan melihat barang bawaan Sherina banyak.
jadi dia dengan sadar diri menawarkan agar dia yang membawa barang-barang tersebut.
"Tidak apa-apa Ibu bisa membawanya, jika kamu mau.. gendong lah Adik mu, lihatlah dia masih ketakutan oleh segerombolan babi hutan tadi"
Tubuh Alina memang masih bergetar karna rasa takut nya masih membekas.
"Baik Ibu.. " Zovan menuruti semua ucapan Sherina.
"Ibu ini aku bawakan saja" Zevan tau Sherina pasti lelah, jadi dia mengambil alih sebagian barang bawaan Sherina.
"Terimakasih Zevan" Sherina memberikan sebagian barang nya pada Zevan, karna tebakan Zovan benar, kalau dirinya saat ini sangat kelelahan.
Iring-iringan Sherina membuat gaduh warga desa.
Bagaimana tidak terjadi kegaduhan, karna warga desa baru melihat babi sebesar itu.
Dan babi itu juga ada tiga, jadi sudah pasti semua itu akan menimbulkan kegaduhan.
"Ya Tuhan.. apa yang mereka bawa itu??"
"Bukan kah itu babi hutan??"
"Astaga.. apa mataku tak salah lihat?"
"Wahhh babi hutan nya besar sekali!!"
"Yee desa kita pasti akan mengadakan perayaan"
"Daging Babi-babi itu akan cukup untuk kita semua makan selama satu minggu"
"Kamu apa yang kamu pikirkan? memang nya dia akan membagikan nya untuk kita?"
"Kenapa tidak?? dia kan sedah berubah.. !"
"Aku ingin melihat nya lebih dekat".
Bisikan itu bersahutan, bisikan itu bukan lagi bisikan.
Melainkan suara-suara keras yang menimbulkan kegaduhan.
"Sem itu babi hutan siapa?" Vivian yang kebetulan ada disana penasaran pada pemilik babi tersebut.
"Babi ini punya Sherina.. " Sem sengaja mentakan kebenaran nya.
Sem tau Vivian membenci Sherina, maka dengan sengaja Sem memanas-manasi Vivian.
"Jangan mengada-ngada kamu Sem.. kalau babi ini milik Sherina, bagaimana mana dia mendapatkan nya??" tak percaya, tentu saja Vivian tak percaya.
"Sherina bukan kamu.. ya pasti menangkap babi hutan bukan hal sulit untuk Sherina" setelah mengatakan hal tersebut Sem segera meninggalkan Vivian.
Memang pada dasar nya Vivian tak tau malu, maka dia mengikuti yang lain nya menuju ke rumah Sherina.
Vivian penasaran, akan di apakan nanti nya babi-babi tersebut.
"Zevan.. bisa kamu panggil kan Kakek Lizeng ??" jika tidak ada tetua desa takut nya ada keributan.
"Baik Ibu.. " Zevan segera beranjak pergi untuk melaksanakan perintah Sherina.
Selang beberapa saat Zevan kembali bersama Kakek Lizeng.
"Ini.. ada apa Sherina?? kenapa kamu memanggil ku??" Kakek Lizeng tentu heran dengan undangan dadakan dari Sherina.
"Maaf sebelumnya karna saya telah mengganggu waktu Kakek.. jadi begini.. saya berburu di gunung dan saya mendapatkan hasil lumayan banyak, saya ingin Kakek membagikan satu daging babi itu secara merata pada setiap warga desa, yang satu nya saya berikan pada mereka yang telah menolong saya membawa nya, dan yang satu nya lagi untuk saya sendiri"
"Bagaimana.. apakah Kakek bersedia?" Sherina ingin semua nya mendapatkan jumlah yang sama.
"Tentu.. tentu Kakek sangat bersedia" ini adalah kabar menggembirakan, jadi mana bisa Kakek Lizeng menolak nya.
……………………………………………
"Bibi.. Bibi.. apa kamu ada di rumah?"
Setelah mengetahui tentang pembagian danging babi dari Sherina.
Vivian segera bergegas untuk memberikan kabar itu pada Nenek Sarah.
Vivian yakin Nenek Sarah pasti tak akan setuju dengan keputusan Sherina.
"Vivian.. ada apa.. kenapa kau senang sekali datang ke rumah mertua ku?" Dania kurang menyukai Vivian.
Karna Nenek Sarah juga suka membandingkan Dania dan Lela dengan Vivian.
"Tentu saja untuk bertemu Bibi Sarah.. " agak malas Vivian jika bertemu dengan Dania, karna menurut Vivian Dania sangat sombong.
Mak said: Dih.. saling berprasangka buruk mereka🙃.
"Dania ada siapa??" Dania ingin mengatakan Nenek Sarah tak ada, tapi Nenek Sarah malah berteriak menanyakan siapa yang datang.
Dengan terpaksa Dania membawa masuk Vivian ke dalam rumah mereka.
"Selamat sore Bibi.. " begitulah Vivian saat bertemu dengan Nenek Sarah, Vivian akan langsung bersikap ramah.
"Ada apa Vivian?" Nenek Sarah tetap lah Nenek Sarah, dia tak pernah mau berbasa-basi dengan siapapun.
"Bibi aku punya kabar baru tentang Sherina.. Bibi pasti tidak akan menerima kabar yang ku bawa ini" sudah tau Nenek Sarah tidak akan suka.
Tapi Vivian tetap mempunyai niat untuk mengatakan nya, karna Vivian hanya bertujuan untuk membuat keributan.
Vivian tak rela jika warga desa menyukai Sherina.
"Ada apa?? katakan lah.. " Bertele-tele bukan kesukaan Nenek Sarah.
"Bibi, pasti kamu belum tau.. saat ini Sherina sedang membagi-bagikan daging babi pada seluruh warga desa"
Karna tau Nenek Sarah tidak akan suka, maka Vivian secara sengaja memanas-manasi nya.
"Apa??? membagikan daging babi?? pada seluruh warga desa???" suara Nenek Sarah begitu melengking.
Bersambung.. semoga kita ketemu lagi di bab selanjutnya.