Serena Valerie Adiwijaya merupakan gadis dewasa yang sederhana. Serena bekerja ditengah kota untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dia juga harus membiayai kuliah adiknya.
Suatu hari takdir mempertemukan dia dengan seorang pria tampan yang terkenal sebagai CEO muda yang bernama Arkana Raditya Permana.
Status sosial yang sangat jauh berbeda, serta latar belakang keluarganya yang rumit membuat Serena harus memendam perasaannya. Namun apa jadinya jika Arkan juga mencintai Serena? Apakah mereka akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indahahaha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Penjaga untuk Serena
Arkan kini sedang berada di kantor milik orang tuanya yang ada di Paris, dia meremat tangannya kala melihat laporan dari anak buahnya yang menjaga Serena. Berani sekali pria itu terus mendekati gadisnya.
Dikha yang kebetulan ada di ruangan itu juga melihat perubahan raut wajah bosnya yang sepetinya sedang marah, entah apa yang membuat bosnya itu marah, siapa yang berani mencari masalah dengannya.
"Dikha, siapkan tiket pesawat"
"Untuk apa tuan?"
"Aku akan pulang hari ini juga, kau urus semua pekerjaan yang belum selesai disini" jawab Arkan.
Dikha yang tidak berani membantah dan apalagi sekarang Arkan seperti sedang marah, akhirnya dia mengiyakan apa keinginan bosnya itu.
"Baik tuan, saya permisi" jawab Dikha sambil pergi dari ruangan yang menurutnya menjadi mencekam itu.
_______________________
"Terima kasih sudah mengantarku" ucap Serena pada Tio saat sudah sampai di depan rumahnya.
"Aku sangat senang jika kau sering meminta bantuan ku dan menerima tawaranku Serena" jawab Tio, perkataan Tio itu membuat Serena menjadi tidak enak, dia takut Tio akan semakin mendekatinya karena ini.
"Baiklah aku akan masuk sekarang, sekali lagi terima kasih" ucap Serena sambil pergi masuk ke rumahnya.
"Serena__" belum sempat Tio mengatakan lagi tapi Serena sudah masuk ke dalam rumahnya.
"Yasudahlah besok saja aku langsung kesini" gumam Tio, dia sebenarnya ingin mengajak Serena untuk berangkat bersama besok tapi karena Serena dia juga sudah tau alamat rumah serena maka dia akan langsung datang saja ke rumahnya.
Didalam kamarnya, Serena terus melihat ke arah handphonenya yang belum menunjukan adanya panggilan atau pesan dari Arkan.
Akhir-akhir ini Serena merasa Arkan sering mengabaikannya, dia jarang sekali menghubunginya bahkan untuk mengirim pesanpun tidak.
Serena menggigit jarinya bingung, dia sudah mengirim pesan tapi tidak ada balasan apapun dari pria itu. Karena terlampau hawatir, dia memutuskan untuk menghubungi Arkan terlebih dahulu.
Tutt-tuutt!!!
Tidak ada jawaban dari Arkan, pria itu tidak mengangkat panggilannya. Serena mencoba menghubunginya kembali namun hasilnya tetap sama tidak ada jawaban dari Arkan.
Sedangkan Arkan yang disana memang sengaja tidak mengangkat panggilan dari Serena, dia masih kesal dengan Serena yang tidak memberi tahu tentang pria itu.
Karena tidak ada jawaban apapun dari Arkan, akhirnya Serena menyerah dan memilih untuk beristirahat saja.
Pagi harinya saat dia akan berangkat bekerja, dia di kejutkan dengan seseorang yang sudah ada di depan rumahnya dengan motor sport disampingnya, siapa lagi kalau bukan Tio.
"Kau ada disini?" Tanya Serena
"Iya, aku datang untuk menjemputmu, kita berangkat bersama" ucap Tio
Sebenarnya citra juga tidak bisa menjemputnya hari ini karena ada keperluan lain sebelum berangkat ke toko. Tapi bukan berarti dia mau menerima tawaran Tio, lebih baik dia menggunakan ojek online saja dari pada harus bersama Tio, bisa-bisa Yuna akan marah dan menjauhinya jika dia tahu. Selain itu juga Arkan akan marah jika mengetahui hal ini.
Tin!!tinn!!
Tiba-tiba ada dua mobil yang datang dan terparkir di depan rumah Serena, hal itu membuat mereka berdua bingung.
'ada apa lagi ini? Siapa mereka?' tanya Serena dalam hati saat melihat 4 orang berpakaian serba hitam mendekatinya.
"Maaf nona Serena, silahkan masuk" ucap salah satu dari pria berpakaian hitam itu sambil membukakan pintu belakang mobil.
"Kalian siapa?" Tanya serena kebingungan, dia takut mereka semua akan menculiknya.
"Kami ditugaskan tuan Arkan untuk mengantar anda kemanapun anda pergi" ucap pria itu.
"Kak Arkan? Untuk apa dia repot-repot seperti ini" gumam Serena.
"Tidak Serena jangan percaya pada mereka, sepetinya mereka orang jahat yang akan menculikmu" ucap Tio yang mendekati Serena dan memegang tangan Serena.
Melihat Tio yang memegang tangan serena, salah satu bodyguard itu menghampirinya lalu melepaskan tangan Tio dari serena dan mencengkeram tangannya dengan kuat. Hal itu membuat Tio kesakitan.
"Akhh lepaskan tanganku" ucap Tio mengerang kesakitan.
Serena kaget dengan apa yang dilakukan bodyguard Arkan itu.
"Pak lepaskan tangannya" ucap Serena.
"Tidak nona, dia sudah berani menyentuh anda, dan kami diperintahkan untuk menjaga anda" jawab bodyguard itu.
"Tapi pak dia kesakitan, lepaskan saja dia, saya akan berangkat bersama kalian" ucapan Serena membuat bodyguard itu melepaskan cengkeramannya pada Tio.
"Serena" cegah Tio saat Serena akan masuk ke dalam mobil yang disiapkan, namun Serena tidak mendengar panggilan Tio, dari pada nanti akan menimbulkan masalah lagi.
Saat di perjalanan Serena mencoba menelpon Arkan untuk menanyakan tentang ini, dan untungnya kali ini Arkan mengangkatnya.
"Ada apa sayang?" Tanya Arkan yang sudah tau tujuan Serena menelponnya.
"Mengapa kakak melakukan ini?" Tanya Serena
"Melakukan apa?" Tanya Arkan menggoda Serena
"Ckk!! Kakak mengirimkan bodyguard dan supir untuk mengantarku" ucap Serena dengan sedikit kesal.
"Aku hanya ingin melindungimu jika aku tidak sedang berada di dekatmu" jawab Arkan
"Tapi kak ini berlebihan, aku masih bisa berangkat menggunakan ojek online atau bersama citra, dan aku juga bisa menjaga diriku sendiri"
"Tidak sayang, aku akan tetap khawatir jika kau tidak dalam pengawasanku"
Mendengar jawaban Arkan yang tetap bersikeras untuk memberinya pengamanan, akhirnya Serena menuruti saja keinginan Arkan.
Sesampainya di parkiran toko, terlihat disana ada citra yang baru saja akan masuk ke dalam toko dan Tio yang baru datang juga. Citra menghentikan langkahnya melihat ada dua mobil yang terparkir di depan toko, padahal toko ini belum buka.
Serena keluar saat ada salah satu bodyguard yang membukakan pintunya.
"Terima kasih" ucap Serena.
"Iya nona, kami permisi" jawab mereka lalu pergi dari area toko.
Citra ternganga melihat itu, temannya diantar siapa? Mengapa begitu banyak orang berbadan tinggi besar dan berpakaian serba hitam mengantar Serena?
Serena melangkah mendekati citra tanpa memperdulikan Tio yang mencoba mendekatinya lagi.
"Tutup mulutmu citra, lalat akan masuk jika kau membukanya begitu lebar" ucap Serena dengan tertawa kecil.
"Siapa mereka serena? Mengapa kau diantar oleh mereka?" Tanya citra penasaran.
"Kak Arkan memberiku bodyguard dan supir untuk mengantarku" jawab Serena yang pasrah dengan tingkah Arkan.
"Wahh kau sangat beruntung sekali Serena" ucap citra.
"Sudahlah ayok masuk, nanti aku akan menceritakan apa yang terjadi tadi pagi" bisik serena pada citra.
Citra yang mendengar ucapan serenapun mengangguk semangat.
Setelah beberapa saat serena bercerita tentang kejadian saat malam hingga pagi tadi.
"Kau sudah menceritakan tentangnya pada kak Arkan?" Tanya citra, mereka berbincang sambil berbisik agar tidak terdengar oleh yang lain.
Serena menggeleng menjawabnya, "belum, aku belum sempat menceritakannya, awalnya aku pikir itu tidak akan penting tapi setelah melihat apa yang dilakukannya hingga sekarang, aku akan menceritakannya pada kak Arkan nanti".
"Tapi aku rasa, kak Arkan sudah mengetahui tentangnya" ucap citra.
"Kau lihat saja, bagaimana mungkin kak Arkan bisa mengirimkan supir dan bodyguard untukmu dalam waktu yang tepat" lanjut citra.
"Ucapanmu ada benarnya juga" gumam serena, "baiklah nanti saat kak Arkan kembali aku akan menceritakannya secara langsung"
"Hmm itu lebih baik, jangan sampai ini menjadi masalah di dalam hubungan kalian" jawab citra.