NovelToon NovelToon
Peluang Pulih

Peluang Pulih

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Misteri / Romansa Fantasi / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: jvvasawa

"Hai, aku gadis matematika, begitu Sora memanggilku."

Apa perkenalan diriku sudah bagus? Kata Klara, bicara seperti itu akan menarik perhatian.

Yah, selama kalian di sini, aku akan temani waktu membaca kalian dengan menceritakan kehidupanku yang ... yang sepertinya menarik.

Tentang bagaimana duniaku yang tak biasa - yang isinya beragam macam manusia dengan berbagai kelebihan tak masuk akal.

Siapa juga yang akan menyangka kekuatan mulia milik laki-laki yang aku temui untuk kedua kalinya, yang mana ternyata orang itu merusak kesan pertamaku saat bertemu dengannya dulu, akan berujung mengancam pendidikan dan masa depanku? Lebih dari itu, mengancam nyawa!


Pokoknya, ini jauh dari yang kalian bayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jvvasawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 | SEPUPU SORA

Harap bijaksana dalam membaca, karya ini hanya lah fiksi belaka, sebagai hiburan, dan tidak untuk ditiru. Cukup ambil pesan yang baik, lalu tinggalkan mudaratnya. Mohon maaf atas segala kekurangan, kecacatan, dan ketidaknyamanan, dan terima kasih yang sebanyak-banyaknya atas segala dukungan; like, vote, comment, share, dan sebagainya, Jwasawa sangat menghargainya! 💛

Selamat menikmati, para jiwa!

Dengan dikelilingi perasaan was-was dan tak enak hati, aku melangkah ragu. Aura perempuan itu terpancar mengintimidasi, seperti memberi tahu kalau aku membuat suatu kesalahan.

“Ini aroma milikmu, kan? Kemari lah, aku ingin bicara.” Tangan perempuan itu melambai, memberi isyarat padaku untuk berjalan menghampirinya.

Aroma? Apa aroma yang dia maksud itu sama dengan aroma yang tercium hidungku sejak berdiri di sini? Aku kira itu berasal dari dia?

“Semangat menghadapi sainganmu, Nat. Percaya diri lah!”

Gumaman Klara terdengar jelas di telingaku, dan aku melempar tatapan sinis lewat ekor mata. Saingan apa, sih, Klara?! Awas saja, nanti kulakban mulutnya seperti yang kulakukan pada Zofan beberapa waktu yang lalu.

Dagu perempuan itu tampak sedikit terangkat menungguku, menatapku. Sorot matanya membuatku tak nyaman, rasanya seperti aku tengah diserang dan diteror.

Siapa perempuan ini? Apa dia kekasih Zofan?

Tapi, kenapa Sora juga di sini? Apa dia justru kekasih Sora?

Atau … apa mereka terjebak cinta segitiga?

Tapi, bagaimana bisa mereka bertiga saling mengenal? Apa … Sora menikung Zofan?

Ah, isi kepalaku semakin menjadi-jadi!

Sesampainya aku di antara ketiga orang yang aku tak tahu sedang apa, tubuhku mematung diam. Enggan mengeluarkan suara, bahkan untuk sekedar menanyakan apa yang terjadi, apa salahku?

Posisi kami sekarang menyilang; Zofan yang menghadap perempuan dewasa itu, dan aku yang menghadap Sora, berdiri tepat di depannya, tepat di seberangnya.

“Kau, kan, yang dibonceng Zofan?”

“Hah?” Dahiku refleks mengkerut, lalu kupandang Zofan dan motornya secara bergantian.

“Kau yang memakai helmku, kan?” tanya perempuan itu lebih jelas, telunjuknya mengarah pada salah satu helm yang bertengger di atas motor oranye Zofan. “Ada aroma milikmu di helm ini.”

Astaga, jangan bilang … ini kekasih Zofan? Memang, sih, aku pernah memakai helm itu, dan itu sudah seminggu yang lalu. Apa Zofan menceritakannya? Atau, dia justru tidak menceritakannya?

Sial, sekarang aku benar-benar berurusan dengan kekasih Zofan.

“Apa kau berkencan dengannya?” Tatapan mata perempuan ini terkesan menuntut pada Zofan.

“Kak, apa, sih? Tidak penting.”

“Tidak penting, katamu? Kau membonceng perempuan lain, Zoey!”

Zo … ey? Zoey? Apa itu semacam panggilan sayang darinya untuk Zofan?

“Lalu? Apa masalahnya?”

“… apa kau bilang, Zoey?!”

“Kakak jangan salah paham!” Aku menyela perbincangan, atau lebih tepatnya, perdebatan mereka, mengalihkan perhatian perempuan, yang Zofan panggil Kak itu, dari Zofan.

“Aku tak punya hubungan apapun dengan kekasihmu!”

Sambil menyanggah, sesekali sudut mataku mencuri pandang ke arah Sora yang sedari tadi hanya diam menyaksikan. Kedua lengannya bersila di dada.

Walau yang ditunjuknya adalah Zofan, tentu aku ikut merasa! Apalagi dia menuduh langsung di depan Sora, mau dimana kutaruh harga diriku sebagai perempuan setia?! Belum juga apa-apa, namaku sudah tercoreng saja.

“Kalau kalian tak punya hubungan apa-apa, lalu kenapa kau bisa memakai helmku? Kau pasti sudah sampai duduk di atas motor dan memeluknya dari belakang, kan?!”

Mataku melotot selebar-lebarnya mendengar tuduhan yang semakin tak wajar dari kakak ini, bahkan kalau bisa, mata ini sudah menggelundung turun ke jalanan.

Dengan menggelegar kutangkis tuduhan gila itu, “Apa?! Memeluk … manusia ini – maksudku, memeluk Zofan?! Haha, tak perlu khawatir karena itu tidak akan pernah terjadi, Kak!”

Aku? Memeluk Zofan? Sudah gila, benar-benar tuduhan yang sangat buruk! Membayangkannya saja tak sudi, sampai merinding bulu kudukku dibuatnya. untuk aku dan Zofan.

Jangan tanyakan bagaimana reaksi Zofan, dia terlihat tersinggung, tapi juga sama kagetnya seperti aku. Santai saja, reaksi tersinggung Zofan sudah jadi hal biasa yang selalu kulihat di tiap perdebatan kami.

“Memeluk apanya? Heh, yang ada dia meninju punggungku sampai memar!”

Aku mendelik tajam melirik Zofan, apa-apaan ucapannya itu? Fitnah! Tidak ada sekali pun aku melakukan itu saat dia antar pulang dengan motornya. Berani-beraninya kau, rubah!

“Lagipula, apa bedanya aku dengan Kakak yang sering dibonceng pria lain?”

Kemudian kepala Zofan menoleh pada Sora, “dan kau, apa maksudmu membawa Kak Sea kemari?”

Jikalau tadi mataku dibuat terbelalak, sekarang mataku dibuat mengerjap berkali-kali. Aku tidak salah dengar, bahwa yang membawa kekasih Zofan kemari itu … seorang Sora?

Bagaimana mereka bertiga bisa saling mengenal? Sora baru setengah semester di sini, dan dia sudah sedekat itu dengan Zofan, sampai mengenal baik kekasihnya pula?

“Kenapa kau malah memarahi Sora, Zoey?”

“Aku sedang bertanya, bukan memarahinya.”

“Kalau begitu kuganti, kenapa kau menanyakan itu pada Sora? Memangnya salah kalau aku mau menjumpai kekasihku sendiri? Lagipula, ini sudah jam pulang kalian, kan?”

“Menjumpaiku, atau mau membuktikan kecurigaan Kakak terhadapku? Aku lihat Kakak sudah memegang helm ini dari aku baru keluar lobi.”

“…”

Biar lah, aku jadi saksi bisu saja sampai suaraku kembali diperlukan.

“Sejak kapan juga Kak Sea mau repot-repot datang ke sekolahku? Bukannya biasa Kakak menolak untuk menemuiku selama aku masih berseragam seperti ini?”

“Kau duluan yang melakukan hal itu saat di kampusku, kan? Sekarang semuanya sudah tahu, jadi, untuk apa aku masih menolak bertemu denganmu yang masih berseragam SMA ini? Percuma, Zoey.”

“Menolak apa? Aku bahkan belum mengajak kakak bertemu lagi sejak Kakak marah padaku.”

“Itu … aku—”

“Pulang lah, Kak. Aku sibuk. Masih ada yang harus kukerjakan.”

“Kerjakan apa? Jalan dengan gadis ini lagi?”

“Loh, kenapa masih aku yang dibawa-bawa?! Sudah kubilang, kami tidak punya hubungan apa-apa.”

Tapi … tidak salah juga kata Kak Sea, aku dan Zofan memang sudah ada janji bertemu. TAPI, tidak seperti yang dia pikirkan! Kami bahkan terus bertengkar di setiap pertemuan.

“Kak!”

“Jadi, aku salah? Apa aku salah, Zoey?”

Astaga, kenapa jadi serumit ini? Kakak ini bahkan tak menghiraukan klarifikasi dariku. Ayo lah, aku hanya ingin sesegera mungkin tuntaskan janji dan tanggung jawabku.

Ckrek! Ckrek!

Suara apa lagi itu, kalau bukan suara kamera ponsel? Jangan lupa kalau yang ada di depanku ini adalah seorang Zofan, lengkap dengan kekasihnya yang sedang jadi bulan-bulanan para siswi penggemar Zofan.

Sebenarnya, aksi potret-memotret ini sudah terjadi dari sebelum aku sampai di parkiran. Kuharap tak tersebar gosip aneh yang mencantumkan namaku.

“Hei, Sor, apa yang sebenarnya kau adukan pada Kak Sea?!”

“Menurutmu apa, Zo?”

Bagai termakan emosi, Zofan mendorong bahu Sora hingga membuat Sora sampai mundur secara refleks dan hampir tersandung ke belakang.

“Kenapa kau harus pancing keributan seperti ini, Sor? Kita bisa bicarakan ini empat mata tanpa harus menyeret Kak Sea dan Natarin, kan? Kau membuatku kecewa.”

“Kau tidak mendengarku sampai akhir, Zo. Bukan kah seharusnya aku yang kecewa?”

Suara lembut itu, sudah lama tak menyapa indra pendengaranku. Dia masih bisa bersikap tenang menghadapi tantrumnya Zofan yang meluap-luap.

“… di sini kau yang plin-plan, Sor!” Zofan meraih sisi kerah Sora dengan satu tangannya, dan itu membuat Sora refleks sedikit membungkuk dan condong ke arah Zofan. Mereka saling melempar tatapan bengis, bagai mengibar bendera permusuhan.

Suasana semakin menegangkan dan mendadak riuh menyaksikan pertikaian keduanya. Ini masih di perkarangan sekolah, dan kalau terus berlanjut, aku bisa menjamin beberapa guru yang belum pulang akan datang mengambil tindakan.

Satpam? Jangan tanya mereka di mana. Mungkin sudah melimpir beli kopi.

Mereka harus segera dipisahkan, sebelum tingkah Zofan menjadi tak terkendali dan keadaan semakin rumit. Itu bisa sangat merepotkan.

“Zo—”

Baru saja aku maju selangkah berniat menengahi, tapi kekasih Zofan, langsung kita sebut saja dengan Kak Sea, sudah mendahului dengan masing-masing tangannya mendorong dada Zofan dan Sora agar saling menjauh.

Untung si perempuan kampus bergerak lebih cepat dariku, sehingga aku sadar kalau aku tak punya hak untuk ikut campur masalah mereka.

Melihat Kak Sea yang sepertinya cukup kerepotan karena tak dihiraukan, akhirnya terpaksa kubantu dengan menarik kuat kerah Zofan dari belakang, cukup untuk membuat Zofan mundur hingga cengkeramannya pada kerah Sora terlepas.

Dia juga sempat mengerang, sepertinya karena tercekik kerahnya sendiri akibat ulahku. Bukan masalah untukku, tak mau lagi aku sampai salah menyentuh dan kembali melahirkan kesalahpahaman konyol di dalam kepala kekasihnya Zofan.

“Kenapa harus sampai bertengkar seperti ini, sih? Ingat lah, kalian masih sepupu!”

“APA?!”

Mulutku bablas menyuarakan serangan batinku. Apa yang baru saja kudengar?!

...

Bersambung

1
Avocado Juice🥑🥑
Luar biasa kisahnya
Avocado Juice🥑🥑: Semangat kak /Smile/
total 2 replies
Aishi OwO
Mantap, gak bisa berhenti baca
Jwasawa | jvvasawa: Waaaa terima kasih banyak! Semoga betah terus bacanyaa. /Whimper//Heart/
total 1 replies
Tsuyuri
Thor, tolong update secepatnya ya! Gak sabar nunggu!
Jwasawa | jvvasawa: Aaaa terima kasih banyak dukungannya! 🥺 akan aku usahakan! ♡♡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!