Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lembah
Ahmed, Yosep, dan seorang lainnya menaiki motor untuk menuju lembah yang dimaksudkan oleh Ahmed, dengan berbonceng tiga.
Mereka menaiki motor, menuju lembah yang disinyalir memiliki keindahan yang sangat memukau. Akan tetapi, lembah itu tak pernah terjamah oleh manusia.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mereka tiba ditempat yang dituju. Terlihat hamparan rerumputan hijau yang membentang dan memanjakan mata.
Tak jauh dari tempat mereka berdiri, terdengar suara gemericik air yang cukup keras, dan itu tandanya, jika didekat mereka, ada sebuah air terjun yang mengalir cukup deras.
"Pemandangannya sangat asri, tetapi mengapa perasaanku tidak enak, ya?" ungkap Yosep, dengan hati yang gelisah.
"Kita berdoa dulu, meminta perlindungan pada Tuhan," saran Ahmed, yang memulai berdoa, untuk memohon lindungan dari Dia Sang Pencipta.
Ketiganya lalu berdoa, dan mulai menyusuri lembah. Terlihat dinding-dinding tebing yang terbuat dari batuan cadas, dan tinggi menjulang.
Tangan mereka menggenggam sebilah parang Salawaku, sebagai bentuk perlindungan, jika saja sosok itu tiba-tiba menyerang.
Ketiganya mukai melihat sebuah gubuk tua yang sudah sangat tak layak huni dikejauhan. "Lihat, itu dia! Tunjuk Yosep ke arah sebuah gubuk yang mereka yakini menjadi tempat tinggal Suanggi.
"Sudah ku duga! Pasti dia berasal dari sini, dan mencoba bersembunyi dibalik lembah, agar tidak ada yang mengetahui keberadaannya," sahut pria satunya.
"Ago, kita segera kesana!" Ahmed mencoba memimpin perjalanan kali ini, dan ia berada dibarisan paling depan.
Hari mulai rampak remang-remang, mentari mulai bersembunyi diufuk barat, seolah sedang bermain petak umpet.
"Kita sudah jauh berjalan, tetapi mengapa belum juga sampai? Sedangkan gubuk itu sedari tidak bergerak dsri tempatnya, namun, mengapa ini terasa sangat jauh?" keluh Yosep, sembari mengusap peluh yang terjatuh dipori-pori wajahnya.
"Tunggu!" Ahmed menghentikan langkahnya. Lalu menoleh kekiri dan juga ke kanan, sembari mengamati setiap detail pepohonan ya ada.
Ia mengeluarkan parang Salawaku dari sarungnya. Lalu memberi tanda silang pada pohon tersebut, dan melakukan hal yang sama dengan pohon disisi kirinya.
Setelah itu, ia dan kedua rekannya kembali berjalan, dan ketika mereka melirik kearah pohon yang diberi tanda, ternyata mereka hanya berada ditempat yang sama, dan hari mulai menggelap.
"Kita telah dikecohnya!" ungkap pria berambut keriting itu.
"Ya, kita telah dikelabui oleh iblis bernama Suanggi!" sahut Yosep dengan kesal.
"Kita harus melakukan sesuatu! Lepaskan pakaian, dan pakai dengan posisi terbalik!" saran Ahmed, yang bergegas membuka pakaiannya, lalu membalikkannya, dan kembali mengenakannya.
Hal itu diikuti oleh ketiganya, lalu mencabut sebatang tumbuhan perdu, dan menancapkan dengan posisi terjungkal.
Setelah melakukan semuanya, mereka kembali menyusuri lembah, dan akhirnya dapat mencapai gubuk tua tersebut.
Setelah berada didepannya, mereka menatap dengan intens bangunan yanh sudah tidak layak huni.
Baru saja mereka bergelut dengan fikiran mereka, tiba-tiba saja mereka dikejutkan oleh suara motor yang mereka parkirkan dikejauhan, terdengar suara bising dati knalpot yang sangat nyarinya dan keras.
Lampu sorot bagian depan terlihat memancarkan cahayanya, lalu melaju menuju kearah mereka. Sontak saja ketiganya tersentak kaget, dan mereka menatap dengan bingung, siapa yang sudah berusaha untuk menyerang mereka, dan hang pastinya, suapa pengendara sepeda motor itu.
Suara bising knalpot semakin dekat. Lalu terdengar suara geberan dari tarikan gas yang melaju dengan kencang, dan kali ini berjarak cukup dekat membuat ketiganya harus melompat kesisi samping mereka masing. Andai saja tadi terlambat, mereka pasti sudah mati.
Ketiganya terjatuh, lalu bergulingan diatas rerumputan, dan terpisah satu sama lainnya. Saat mereka sadar, mereka sudah berada ditempat lain.
"Ahmed! Bram!" teriak Yosua memanggil kedua sahabatnya, namun tak ada suara yang menyahut. Ia mulai ketakutan, rasa akan bayangan kematian semakin jelas, dan itu membuat ia menggigil menahan senua kengerian tak seharusnya terjadi.
Sementara itu, Tommy yang berada didalam kamar misterius, sedang memperhatikan detail ruangan. Ia melihat arsitektur yang terpahat, terbuat dari tembaga, dengan ukiran sebuah alat Tifa yang diapit oleh sepasang burung cendrawasih.
Ia melangkah menghampiri benda tersebut, dan mencoba menyentuhnya.
Wuuuuuuuusssssh
Sebuah kilatan cahaya membawanya terlempar ke tepi sungai, tempat dimana ia terakhir kali menghilang.
Braaaaak
Ia terlempar, dan tubuhnya mendarat diatas pasir sungai.
Pria itu meringis kesakitan. Lalu mengamati sekitarnya, semua tampak sangat gelap, ia tak dapat melihat apapun, dan apa sebenarnya yang sedang terjadi?
Perlahan ia dapat melihat sesuatu yang sangat mengerikan. Dimana berbagai makhluk astral dalam bentuk yang mengerikan, dan berseliweran dihadapannya.
Ia ketakutan, dan merasa ini hanya sebuah halusinasinya saja.
Ditengah rasa kekalutannya, tiba-tiba saja ia melihat seorang pria yang mengenakan pakaian prajurit perang dari zaman kerajaan kuno.
Pria dalam wujud seorang kesatria dan juga prajurit itu mengenakan sebuah ikat kepala berwarna merah, dengan menyerupai segitiga, yang disebut dengan Passapu.
Tangannya tergenggam sebuah keris, yang melambangkan tentang keberaniannya dalam menghadapi para penjajah dibumi ibu pertiwi.
Keris itu bernama keris Tappi (Gajang). Benda itu dikenal sebagai senjata tradisional bagi masyarakat Sulawesi, dan diwariskan secara turun dan menurun kapada generasi berikutnya.
ia menunggangi seekor kuda yang yang bertubuh tegap, dan menatapnya dengan tajam.
"S-Siapa, Kau?" tanyanya dengan wajah tergagap. Ia beranjak bangkit dari pasir yang mengotori tubuhnya. Lalu menatap bingung dengan semua yang sedang ia alami.
"Naiklah!" titahnya, dengan nada dingin.
Tommy masih terlihat bingung, dan menatap sekelilingnya, berharap menemukan motor dan juga Peralatan medisnya.
"Naik!" sosok itu mengulangi ucapannya, dan membuat Tommy tak dapat memilih untuk menolak.
Ia menghampiri sosok pria misterius itu, lalu melompat keatas punggung kuda, dan hewan bertubuh tegap itu bergegas menukikkan tubuhnya, lalu meringkik dengan keras, dan memecah kegelapan malam.
Perlahan, ia mulai berlari kencang, dan menembus kegelapan malam, dihutan yang pekat. Kuda itu terus berlari, dan membawanya pulang ke rumah dinas.
"Mengapa kau tau menuju ketempatku tinggal?" tanyanya dengan rasa penasaran.
"Jangan banyak tanya, pegang saja yang kuat, jangan sampai kau tertinggal dibelakang," pria misterius itu mengingatkannya.
Tommy merasakan bulu kuduknya meremang, lalu berpegangan pada pakaian pria itu, dan kuda berlari kencang, dengan kecepatan yang cukup tinggi.
Ditempat yang berbeda, Yosep mencari keberadaan Ahmed dan Bram, yang mana keduanya tak terlihat disekitarnya.
Ia kembaki terpekik, dan memanggil keduanya dengan sangat lantang, berharap mereka, dapat mendengar seruannya.
Pria itu berjalan menyusuri padang rumput, yang mana tanpa sengaja membawanya menuju ke sebuah ceruk air terjun yang berair jernih.
Saat ia mencoba melihat sekitarnya, tiba-tiba saja, satu sosok ular berukuran cukup besar, sedang menantinya, dengan mulut yang menganga lebar.
Tifa.. Salah satu alat musik khas Maluku, Papua, dan sekitarnya.
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣