Aisyah tidak mengetahui jika suaminya telah menikah lagi dengan seorang wanita kaya pilihan mertuanya. Kenapa suaminya tidak pernah bilang jika suaminya telah menikah lagi.
Teriris sudah perasaan Aisyah, suaminya rela mengkhianati cinta di pernikahan mereka.
Mereka hanya menikah karena terpaksa, dikarenakan kedua orangtua Aisyah yang sudah sakit menderita kanker Paru-paru.
Maka keluarga Suami menerima pinangan tersebut dengan hati sukarela. Termasuk Papa Hasan dari keluarga suami merasa iba untuk menikahi anaknya.
Namun sayang, setelah menjadi istrinya Aisyah bukan di perlakukan baik di dalam sebuah rumah mewah milik suaminya tetapi dijadikan sebagai P3mb4ntu oleh Keluarga itu sendiri.
Apakah Aisyah akan mengambil haknya sebagai seorang istri, atau sebaliknya ia ingin cerai dengan suaminya tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Marah
Duduk memojokkan dirinya, berfokus dengan tatapan kosong. Menatap penuh dalam, apa yang kurang dari diri Tasya. Dia seorang perempuan cantik, punya ilmu kelas, tingkat SMA, Kuliah. Apa lagi coba? Arya yang tak menyukai dirinya hanya penampilan Tasya sangat dinilai tidak rapi. Apa yang rapi! Ia berpakaian ala model, berpakaian tertutup ala siapa yang ia inginkan, tetapi ia tak mau kalah dengan perempuan itu yang selalu di sebut Arya.
Kesal sekali, sudah lama masa kecil dengan Arya kini berujung cinta. Tumbuh cinta di pikiran Tasya ingin memiliki sosok dokter tersebut. Membayangkan saja, suatu hari nanti akan bersama dokter tersebut.
Tak lama, malah Sekar malah mengamuk membuat Tasya memperoleh kebisingan. Tasya malah tak suka dengan kehadiran Sekar yang tak seperti biasanya.
"Darimana aja Kak, jam segini baru pulang?"
"Bukan urusan mu, mau gue pulang, ga pulang terserah gue. Loh ngapain sih ada disini, mending loh pulang sana," ucapnya malah marah tidak suka adiknya berada di sekitarnya.
"Ehhh, nyolot. Adikmu ngajak baik-baik, yaudah kalau pulang biar Tasya ada kawannya, itu kaki kapan sembuh, makanya jadi orang jangan menggatal," jawab Tasya ia kesal, sedangkan Sekar mendengar jika dirinya suka sibuk dengan urusan rumah tangga oranglain.
Sekar mencubit pinggang Tasya, sehingga Tasya kesakitan harus berjingkrak-jingkrak. Emang apa yang keluar dari mulut Adiknya.
"Sakit kak, emang apa yang udah ku katakan. Tasya hanya mengatakan sejujurnya, tidak lebih."
"Kakak salah, tapi dia itu pahlawan hatiku."
"Haha! Pahlawan hatiku? Bagus-bagus kalau ngomong. Itu suami orang, udah lah Kaka itu jangan kebiasaan mengikuti langkah-langkah Ibu, untung adikmu ga nurun sifat ibu."
"Biarkan yang penting ku bahagia, bisa nikmati hartanya. Apa lagi sekeluarga belum tahu kalau gue, orang yang bentar lagi akan membuat perusahaan mereka bangkrut. Jadi harus dilakukan perlahan-lahan, jangan sampai ada yang tahu."
Gumam hati Tasya,,," Terserah elo deh kak, gue sih ga mau kesana. Tapi kenapa gue terus ke ingat pesona Dokter Arya, emang dokter itu dari kecil ga ada tandingannya.
Apa ga sama saja saling menyudutkan bahkan kini Tasya lebih percaya diri bahwa dirinya akan disukai Dokter tersebut, dimana Tasya sudah berpakaian tertutup serasa ada di kota Arab. Tasya mengenakan gamis hitam abaya, yang dulu pernah di kasih oleh saudara Arya, kini ia pakai. Dengan balutan Khimar panjang berwarna hitam serta memakai penutup wajah/ cadar.
Berpakaian tertutup sesuai permintaan Aryo, Tasya lakukan untuk merebut kembali kebahagian tersebut. Walaupun risih dengan pakaian tertutup ia tetap kenakan. Hanya satu hari saja ia kenakan, selepas itulah ia buka kembali stelan terbuka.
Cermin yang tak salah, bercermin di depan cermin. Setiap lekukan badan Tasya semakin indah. Ia akan bisa mendapatkan sang pujaan hati yang dulu semasa kecil ia rindukan.
Sekar yang baru saja capek, malah memandangi penampilan adiknya baru saja keluar kamar, Sekar hanya bisa menertawakan penampilan Adiknya, semenjak siapa Tasya berubah? Apa karena ingin mau di sanjung santunan kepada Arya. Gelak hati Sekar terpingkal-pingkal, Sekar tertawa sewajarnya saja, tidak ingin lebih jika Tasya mulai cemberut.
"Mau kemana, udah dandan rapi amat. Emang mau ikut lomba fashion,atau mau dengerin ceramah Pak Abdul Aziz sebelah," tanya Sekar, ia menutupi mulutnya rapat-rapat agar tak menertawakan penampilan adiknya.
"Kok ketawa sih kak! Tasya berdandan rapi gini mau di sanjung Dokter Arya, apa salahnya Tasya seperti ini. Timbang penampilan Kaka kurang bahan, nampak udel pulak. Ga malu."
Masing-masing berargumen tinggi, Tasya tak mau kalah dengan ucapan Kakanya, ia lebih menohok menyudutkan apa yang di pakai memang bukanlah pakaian menutup diri, tapi kenapa bisa Sekar berpendapat jika adiknya tak punya udel. Tebakan itu meleset pada seorang, tiba-tiba saja datang dengan segenggam bunga, memakai sepatu kilat, topi koboi, siapa lagi kalau bukan tukang rentenir.
Tasya bergeming,," Mau apa Bapak tua kemari! Atau jangan-jangan mau nagih hutang, gawat gue harus kabur. kalau tidak ntar gue di salahkan."
Cepat-cepat lari ke dapur, gelipungan melihat tingkah Tasya. Sekar masih minum segelas air tak tahu jika di depan ada Bapak rentenir yang menagih hutang.
Tasya mencoba kabur untuk melarikan diri, jika tidak membayar semua hutangnya maka dirinya akan dijadikan sebagai istri dari Pak Bagus untuk selamanya.
Suara ketukan pintu di mulai, Sekar yang masih lega untuk istrahat saja sudah mendapatkan ketukan disana.
"Siapa?" Papar Sekar, ia mengintip dari bilik jendela, disana sudah ada Pak Bagus untuk lagaknya angkuh.
"Ada apa, dia kesini. Padahal setahuku kalau gue tak punya hutang padanya, ataukah ini berhubungan dengan Tasya."
Mau tak mau Sekar membuka pintunya untuk Pak Bagus, Pak Bagus dengan wajah menyeramkan. Setiap dipandang selalu ingin memakan orang, dibalik wajah seram ia ingin berbagi, tetapi syaratnya harus mau di jadikan calon istrinya.
"Apakah ini rumah Tasya! kamu siapa, jawab saya Nona Sekar," Ucap lantang suara Pak Bagus dengan nada seolah-olah ingin pergi dari sini.
"Tasya! Bukan, Pak. Mungkin Bapak salah orang, ini rumah saya. Dan saya seorang diri disini, Sebaiknya Bapak pergi dari sini."
"APAAA!??!!... Kamu mengusirku, setelah gadis licik itu sudah mempermainkan cintaku, sekarang dimana, Tasya! Kalau dia tak ada, kemungkinan dirimu yang akan ku jadikan calon istri ku yang ke 7, kamu siap, Nona Sekar," Ujarnya ia memegang tangan Sekar, namun di tepis begitu saja oleh Sekar.
"Gue tak sudi menjadi istri, Bapak. Asal Bapak tahu kalau gue udah punya suami. Tapi,suami lagi di RS. Mengalami kecelakaan, Sekarang Bapak pergi dari rumahku, atau Bapak akan di masa oleh warga sekampung."
"Silahkan lapor dan teriak kuat-kuat pada seluruh orang. Bisa jadi mereka takut dengan kedatangan ku, kamu tahu kan, mereka saja takut karena saya memiliki kekuasaan. Sedangkan kamu, hanya rakyat kecil jelata, ga usah banyak berencana untuk menjadi kaya raya, udahlah ayok ikut denganku, kalau kamu mau jadi istriku, kamu bisa milih apapun yang ku mau, asalkan jangan pergi tanpa mengabari diriku, bisa-bisa kamu akan celaka, Nona Sekar," Ungkapnya kini pergi, Pak Bagus marah karena tidak menemukan Tasya untuk di jadikan Calon istrinya.
****
Selanjutnya Tasya malah ngos-ngosan berlari, sepatu hak tinggi mulai patah. Terpaksa memakai tanpa alas kaki. Tasya merasa dirinya akan di jadikan sebagai Calon istri untuk Pak Bagus, jika ia sampai tahu pasti Pak Bagus akan lebih datang kerumah nya.
Sampai di kediaman rumah Arya, tak ada tanda-tanda keberadaan Arya di rumahnya, tetapi ia hanya melihat seorang wanita sedang mengendong anak. Apakah Arya sudah menikah? Atau kah itu hanya saudaranya saja.
Frustasi sudah berdandan rapi untuk memperlihatkan pada Arya, namun Arya sudah menikah dengan wanita tersebut.
