Tiba tiba seorang laki laki datang meminta Arumi Bunga Cantika menjadi istrinya. Sebagai balas budi karena Arumi sudah mendapatkan kornea mata dari mendiang adiknya.
Arumi menolak karena sudah memiliki kekasih hati yang bernama Michael. Akan tetapi masalah timbul saat Armellya teman Arumi mengirim foto pengkhianatan Michael.
Orang tua Arumi pun menerima lamaran Ernastan Alfred Warren, kakak dari pendonor kornea mata Arumi.
Apakah Ernastan tulus mencintai Arumi atau ada motivasi lainnya? Apakah Arumi akan mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya? Jika tidak bagaimana cara Arumi untuk meraih kebahagiaannya?
Yukkk guys kita ikuti kisah Arumi..🙏🙏🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 32.
“Siapa ya Pak? Mbak Arumi pagi ini hanya ada janji dengan Michael. Hari ini pun tidak ada jadwal tamu untuk datang. Mbak Arumi akan latihan terakhir untuk konser besok.” Ucap Chynthia sambil sedikit mengernyitkan keningnya.
“Tuan dan Nyonya Walter. Katanya mau mengantar roti untuk sarapan dan untuk mengucapkan terima kasih pada Mbak Arumi.” Ucap petugas keamanan itu.
“Ooo saya tanya Mbak Arumi dulu ya..” ucap Chynthia dengan santun dan segera membalikkan tubuhnya.
Chynthia melangkah cepat cepat masuk ke dalam ruang itu dan terus melangkah ke belakang menuju ke ruang makan.
“Mbak yang datang bukan Michael tapi Om dan Tante nya Ernestan, kata Pak Satpam mau mengantar roti dan mau mengucapkan terima kasih pada Mbak Arumi.” Ucap Chynthia setelah berada di ruang makan.
“Izinkan saja mereka masuk. Kalau mereka ingin ikut sarapan biar langsung ke sini.” Ucap Arumi sambil menoleh ke arah Chynthia.
“Iya izin kan mereka, aku juga ingin menggali informasi dari mereka.” Ucap Fadly yang juga menoleh ke arah Chynthia.
“Baik Mbak, Yah...” Ucap Chynthia dan segera kembali melangkah ke depan.
Setelah memberi tahu pada Pak Satpam. Chynthia duduk di teras yang ada di paviliun itu. Untuk menunggu Tuan dan Nyonya Walter.
Beberapa menit kemudian, laki laki dan perempuan paruh baya. Yang tidak lain adalah Tuan dan Nyonya Walter sudah datang. Di tangan Nyonya Walter membawa satu kotak roti.
“Selamat pagi Nona...” ucap Tuan dan Nyonya Walter secara bersamaan.
“Selamat pagi Tuan dan Nyonya Walter. Mbak Arumi masih sarapan. Kalau Tuan dan Nyonya mau ikut sarapan silakan masuk langsung ke ruang makan.” Ucap Chynthia sambil bangkit berdiri dan menjabat tangan dua orang paruh baya itu.
“Biar kami tunggu di teras saja Nona. Dan ini kue buatan saya untuk Arumi.” Ucap Nyonya Walter sambil mengulurkan kotak kue nya.
“Ooo terima kasih Nyonya.” Ucap Chynthia menerima kotak kue itu dan segera masuk lagi ke dalam paviliun kecil itu.
Tuan dan Nyonya Walter tampak duduk di teras untuk menunggu Arumi. Dua orang berusia paruh baya itu merasa senang sekali karena mereka diizinkan untuk bertemu dengan Arumi. Bagi mereka berdua, Arumi adalah orang yang benar benar sangat berarti di dalam kehidupan keluarga nya, yang sedang bermasalah berat dengan finansial.
Tidak lama kemudian muncul sosok Arumi dari pintu depan paviliun itu, dengan bibir yang tersenyum ramah..
“Om Tante, kenapa tidak menunggu di dalam.. Ayo masuk ke dalam saja. Dan terima kasih kue nya..” ucap Arumi sambil melangkah dan mengulurkan tangan untuk menjabat tangan dua orang berusia paruh baya itu.
“Sama sama Arumi. Kami juga sangat berterima kasih pada kamu. Kamu benar benar sangat baik hati.” Ucap Nyonya Walter sambil menerima uluran tangan dari Arumi. Kedua mata Nyonya Walter tampak berkaca kaca karena hati nya sungguh terharu.
“Biar kami di sini saja Arumi. Kedatangan kami hanya ingin mengucapkan terima kasih pada kamu, yang sudah membantu perusahaan kami dengan membeli sebagian besar saham. Pagi ini harga saham sudah mulai naik meskipun masih sedikit.. “ ucap Tuan Walter yang juga berkaca kaca kedua matanya.
“Iya Arumi kedatangan kami hanya untuk mengucapkan terima kasih. Kami tidak ingin mengganggu waktu kamu.” Sambung Nyonya Walter.
“Sama sama Om Tan.. tapi lebih baik silakan masuk, Ayah juga mau bicara dengan Om dan Tante.” Ucap Arumi sambil menatap dua orang paruh baya itu. Tampak ekspresi wajah keduanya sudah tidak lagi panik dan takut seperti kemarin.
Akhirnya Tuan dan Nyonya Walter pun masuk ke dalam paviliun itu. Mereka berdua duduk di kursi tamu. Ariana dan Fadli yang sudah selesai sarapan menyambut kedatangan mereka berdua..
“Maafkan kami..” ucap Tuan Walter sambil menjabat tangan Ayah Fadli.
“Kami mengira Ernestan benar benar mencintai Arumi dan akan meninggalkan Viona. Kami sudah menyuruh untuk mencari sekretaris lainnya, tetapi tetap saja dia pake Viona.” Ucap Tuan Walter lagi.
“Kami juga sudah menyuruh Viona keluar dari rumah itu sejak dulu. Maka saya senang Arumi datang di pergi.. Tapi ternyata...” ucap Nyonya Walter tidak berlanjut kedua mata nya kembali berkaca kaca ingat kelakuan keponakan laki lakinya.
“Kami maafkan tetapi apa Tuan dan Nyonya punya informasi penting buat kami.” Ucap Fadli yang sudah duduk di kursi tamu.
Tuan dan Nyonya Walter tampak berpikir pikir..
“Benar Om Tan, saya juga sangat membutuhkan bantuan Om dan Tante. Kalau Om dan Tante mengetahui orang orang yang dekat dengan Ernestan di perusahaan tolong beri tahu pada saya.” Ucap Arumi yang duduk di samping Ariana.
“Ooo pasti Arumi, saya akan memberi tahu kamu. Saya ada di pihak kamu Arumi.. Aku anggap kamu sebagai ponakanku Audrey yang telah tiada karena kedua mata Audrey tetap hidup di tubuh kamu Arumi..” ucap Tuan Walter sambil menatap tepat pada kedua mata Arumi..
“Iya Arumi.. Jika aku melihat kedua mata kamu aku selalu teringat pada Audrey.. Hati Audrey juga sangat baik dan lembut seperti kamu.. Pasti dia sangat bahagia kedua matanya ada di tubuh kamu. Waktu Audrey masih masih hidup dia juga suka menolong orang. Kalau dia ulang tahun dia minta dirayakan di panti panti sosial dengan memberikan santunan dan bantuan..” ucap Nyonya Walter yang kedua matanya kembali berkaca kaca.. Karena kini teringat akan mendiang keponakan perempuannya.
Mereka pun terus berbincang bincang.. Namun beberapa waktu kemudian Arumi meninggalkan ruang tamu itu. Karena Michael sudah datang dan dilanjut Arumi yang harus latihan.
Sementara itu di lain tempat. Di rumah sakit tempat Ernestan di rawat.. Ernestan masih tidur dengan pulas karena pengaruh obat yang masuk ke dalam tubuh nya.
Sedangkan Viona terlihat duduk di tempat tidur penunggu pasien. Sambil memegang hand phone nya untuk berkomunikasi dengan Armellya.
“Gimana Mel?” tanya Viona dengan suara lirih.
“Beres semua sudah disiapkan dengan baik oleh John. Aku sudah membeli tiket konser Arumi banyak banyak. Nanti orang orang suruhan Jhon yang akan masuk ke tempat acara itu. Mereka akan menyamar menjadi fans berat Arumi.” Suara Armellya di balik hand phone milik Viona.
“Wah hebat kamu Mel, padahal mahal ya harga tiket konser Arumi itu. Sial banget kurang ajar benar dia membuat konser dengan harga tiket sangat mahal hanya untuk acara amal saja..” ucap Viona dengan suara masih pelan.
“Iya Vi, apa lagi di hari terakhir gila harga tiket sudah berkali kali lipat. Tetapi tak apalah aku keluar modal. Itu tidak seberapa kalau rencana kita sukses aku akan balik modal lebih berlipat lipat.” suara Armellya di balik hand phone milik Viona.
“Hmmm kalau Arumi sudah menjadi milik kita tidak akan ada lagi acara acara amal seperti itu, sem..” ucap Viona tidak berlanjut.. Karena Viona mendengar suara ketukan pintu kamar rawat Ernestan.
Viona menoleh ke arah pintu.. Dan sesaat kemudian..
“Mel sudah dulu ya, ada yang ketuk ketuk pintu mungkin perawat atau Dokter.” Ucap Viona dan segera memutus panggilan suara nya pada Armellya.
Viona segera melangkah menuju ke pintu kamar itu. Namun saat pintu sudah dibuka bukan sosok perawat dan Dokter yang ada di depan pintu.
Akan tetapi seorang laki laki tampan dan gagah dengan kulit putih namun bukan orang keturunan Eropa.
“Apa apa?” tanya Viona pada laki laki itu yang merupakan salah satu menejer di perusahaan Warren.
Jhon & Armeliya selamat atas di tangkapnya kalian berdua... Nikmatilah hadiah buat kalian menginap di 🏨 prodeo gratis buat kalian