Sequel "Diandra"
Pernah kecewa dimasa remaja membuat Kristal enggan menjalin hubungan dengan pria manapun. Menurutnya, tidak ada pria yang setia di dunia ini kecuali Papanya.
Kristal beranggapan, dirinya bisa hidup tanpa seorang pria atau pendamping. Kesuksesan dan kebahagiaan yang ia raih sekarang, menurutnya sudah lebih dari cukup. Hingga suatu hari tanpa sengaja ia bertemu kembali dengan Langit, pria tampan yang menyukainya sejak remaja.
"Seperti yang pernah aku ucapkan dulu. Jika dia menyakitimu maka aku akan merebutmu kembali. Dan kali ini, aku tidak akan pernah melepaskanmu!"
Akankah Kristal mau membuka hati? Atau ia tetap pada pendirian awalnya yaitu hidup sendiri seumur hidup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AfkaRista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Yazna baru saja keluar dari apartemen suaminya. Raut wajahnya terlihat lelah. Nyatanya, menahan sakit hati tak semudah yang ia bayangkan. Ken terus saja meracau nama Kristal. Perlakuannya yang begitu lembut, justru membuat Yazna tersiksa bathin. Ken mencintai Kristal teramat besar.
Yazna ingat betul kalimat terakhir yang suaminya ucapkan.
Semoga kamu segera hamil, Kris. Aku sangat menginginkan anak dari wanita yang paling aku cintai di dunia ini
Perasaan hancur tak terelakkan lagi. Penolakan Ken benar - benar membuatnya remuk. Tapi ia tak mau menyerah apalagi kalah. Posisinya sebagai istri sah dari Ken, lebih tinggi dibanding wanita dalam angan - angan suaminya.
Dengan tubuh dan perasaan yang terasa letih, Yazna berjalan menyusuri jalanan. Kakinya sebenarnya lelah, namun apa mau dikata. Dia tak mungkin kuat terus mendengar suaminya menyebut nama wanita lain.
Saat melewati salah satu restoran, Yazna tak sengaja melihat Kristal sedang makan bersama Langit. Bisa dilihat jika Langit begitu perhatian pada Kristal. Hal itu membuat Yazna iri dan semakin membenci Kristal.
"Kenapa keberuntungan selalu berpihak pada Kristal? Kenapa semua orang hanya menyayangi Kristal?!" Yazna mengepalkan tangan, tak mau berlama - lama melihat kebahagiaan wanita yang dibencinya, Yazna segera pergi dari sana.
🌻🌻🌻
"Jangan dandan terlalu cantik! Nanti pebinor itu semakin terpesona padamu" ucap Langit pada istrinya
Malam ini, keluarga Mama Dian diundang makan malam oleh keluarga Mama Rani. Acara tasyakuran karena wanita itu baru saja keluar dari rumah sakit. Sekaligus tasyakuran rumah baru Ken dan Yazna. Sebenarnya Kristal enggan datang, dia malas jika harus berurusan dengan si pencemburu Yazna. Sayangnya, suaminya justru memintanya untuk datang.
"Bukankah kamu yang menginginkan datang kesana. Kenapa sekarang malah protes?"
Langit mendekati sang istri yang saat ini sedang merias dirinya di depan cermin. "Aku datang hanya untuk menunjukkan pada pebinor itu jika Kristalia adalah milik Langit! Dan selamanya hanya akan jadi milik Langit!"
Kristal memutar bola matanya malas, "Bukankah aku memang milikmu? Bahkan sekarang, kecebongmu sudah tumbuh dalam perutku"
Langit melotot, enak saja benih unggulnya dikatai kecebong, "Bibit unggulku jangan sembarangan kamu menamainya kecebong!"
"Lalu harus disebut apa? Larva?!"
"Kenapa jadi kamu yang kesal? Seharusnya kan aku?!" Langit tak terima
"Kamu duluan yang bikin kesel! Kalau memang nggak mau datang, jangan datang!"
Langit memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Kenapa Kristal jadi galak begitu? Biasanya tidak pernah. Apa mungkin karena hormon kehamilannya?
Langit segera mengikuti istrinya yang baru keluar kamar. Namun sial, ia malah harus bertemu dengan Elsa
"Bang, biarkan saja istri tidak penurut itu! Sudah aku bilang, kan? Kamu itu salah pilih istri! Lebih baik aku kemana-"
"Siapa kamu berani menilaiku seperti itu?!" tanya Kristal yang tiba - tiba datang
"Kenapa? Bukankah kamu memang istri pembangkang? Kenapa harus marah?" cibir Elsa
Dengan wajah dongkol, Kristal menghampiri Elsa yang berdiri di samping Langit, "Ondel - ondel sepertimu, lebih baik berkaca dulu!"
"Beraninya kamu mengataiku seperti itu!" sahut Elsa tak terima
Kristal melipat kedua tanganya, "Lalu harus disebut apa?", Kristal mentoel pipi Elsa, "Lihat kan? Foundationmu luntur! Wajah putihmu itu palsu! Hidungmu juga shading! Bahkan dadamu sumpalan tisu! Kamu pikir aku tak tahu?"
Langit menahan tawa mendengar cibiran sang istri. Sedangkan Elsa, jangan ditanya bagaimana wajahnya sekarang. Memerah bak kepiting rebus. Jangan lupakan coretan jari Kristal yang membuat make up Elsa belang.
"Dasar wanita tak punya etika! Bar - bar!" ucapnya kesal
"Lebih baik bar - bar daripada muka tembok! Sudah ditolak kok maksa! Nggak tahu malu!"
Tak mampu menahan kesal dan malu, Elsa memilih pergi meninggalkan keduanya. Setelah kepergian Elsa, tawa Langit tak terbendung lagi. Namun tak bertahan lama karena tatapan tajam istrinya
"Kalau mau pergi! Kita pergi sekarang. Kalau tidak, lupakan saja"
"Kita pergi sekarang" sahut Langit cepat
🌻🌻🌻
Kristal terpaksa mengganti pakaiannya karena Langit terus menggerutu. Meski hanya mengenakan dress sederhana, Kristal tetap terlihat cantik dan mempesona. Make up natural diwajahnya juga terlihat sempurna. Dasarnya sudah cantik, tanpa make up pun tetap akan terlihat cantik
"Ingat, jangan menatap pebinor itu sama sekali!" peringat Langit
"Baiklah Tuan Langit"
Keduanya turun dari mobil begitu mereka sampai di rumah orang tua Ken. Papa Gama dan Mama Dian sudah datang terlebih dahulu
"Eh, Kristal. Kamu datang, Sayang. Mama senang sekali" sambut Mama Ken
"Bukankah tidak baik menolak undangan orang?" sahut Kristal tenang,
"Ah, iya. Kamu benar, Sayang. Ya sudah, ayo kita masuk. Orang tuamu sudah didalam"
Sambil menggandeng tangan suaminya, Kristal memasuki rumah Mama Rani. Di ruang tengah, rupanya semua orang sudah berkumpul. Ada Ken dan Yazna juga.
"Akhirnya kalian datang juga" ucap Papa Gama
"Ya sudah, karena semuanya sudah datang. Ayo kita langsung ke meja makan. Makanannya sudah siap" Papa Ken mengajak semua tamunya ke meja makan
Masih dengan tangan yang melingkar di lengan suaminya, Kristal mengikuti tuan rumah menuju ke meja makan. Papa Tri duduk di meja paling ujung, disusul Mama Rani, Opa Damar dan Oma Yasari. Disampingnya ada Ken dan Yazna, sedangkan di seberang mereka Papa Gama, Mama Dian, Kristal dan juga Langit
Melihat semua menu di meja adalah makanan kesukaannya, Kristal berdecak dalam hati. Bukannya senang, ia justru merasa kesal
"Ayo Kris, silahkan dimakan. Semua menu adalah makanan kesukaanmu" ucapan Mama Rani membuat wajah Yazna seketika masam. Berbeda dengan Ken yang sesekali mencuri pandang pada istri Langit itu
"Semua memang makanan kesukaanku, tapi sayangnya, anakku tidak mau makan semua menu itu"
Tidak hanya Mama Rani, Ken dan yang lainnya tampak terkejut dengan penuturan Kristal. Kecuali Papa Gama dan Mama Dian. Sedangkan Langit, dia justru tersenyum manis. Istrinya itu sepertinya punya rencana.
"Kamu hamil?"
Kristal mengangguk, "Iya. Aku sedang mengandung anak dari pria yang aku cintai"
Ken terlihat meremas sendok yang dia pegang, sementara Yazna, justru terlihat lega
"Aku sedang ingin makan nasi goreng"
"Ah, iya. Biar bibi yang membuatkannya"
Kristal menggeleng, "Aku mau nasi goreng masakan Yazna"
Yazna tampak terkejut sekaligus kesal. Kenapa Kristal malah menyusahkan dirinya.
"Kamu mau kan, memasakkannya untukku?"
Melihat semua orang menatapnya, Yazna tak punya pilihan lain. Akhirnya dia berdiri lalu berjalan menuju ke dapur
"Terima kasih Aunty Yayaz"
Yazna berdecak, "Beraninya dia memerintahku. Dia pikir dia siapa? Aku akan mengerjainya!"
Yazna membuat nasi goreng dengan banyak garam dan gula. Tak lupa ditambah kecap agar warnanya kelihatan menggoda. Tak butuh waktu lama, sepiring nasi goreng tersaji cantik di atas piring. Sambil tersenyum licik, Yazna meminta bibi membawanya ke meja makan.
"Wah, kelihatannya enak" Kristal tampak berbinar
"Makanlah, aku jamin kamu pasti ketagihan"
Kristal mengangguk, semua orang dibuat gemas dengan wajahnya yang terlihat imut.
"Tapi, aku sudah tidak ingin. Bagaimana kalau Ken saja yang makan. Kamu tidak keberatan kan, Ken?"
Yazna terbelalak, "A-aku memasaknya khusus untukmu. Kenapa Ken yang harus makan?" Yazna tampak gugup
"Tapi aku ingin Ken yang memakannya", wajah Yazna terlihat tegang, sedangkan Langit. Bukannya marah, dia malah tersenyum
"Berikan padaku" Ken mengambil nasi goreng buatan Yazna, "Aku akan memakannya", suami Yazna itu mulai menyendokkan nasi goreng ke dalam mulutnya. Mengunyah pelan hingga
Brush...
"Yazna!! Kamu mau meracuniku?"